Berita Nunukan Terkini
Banjir Sembakung Surut Jadi 4,35 Meter, Ketua KSB: Desa Tagul Masih Sepinggang Orang Dewasa
Banjir di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, perlahan surut.Per pukul 21.52 Wita malam tadi, ketinggian air surut menjadi 4,35 meter
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Banjir di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, perlahan surut.
Per pukul 21.52 Wita malam tadi, ketinggian air surut menjadi 4,35 meter, sebelumnya sempat 4,65 meter.
Kendati begitu, dari 8 desa yang terendam banjir masih ada satu desa yakni Desa Tagul yang ketinggian airnya setinggi pinggang orang dewasa.
Baca Juga: Pemkab Nunukan Batal Laksanakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Ini Sebabnya
Baca Juga: Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Nunukan Berakhir Besok, Sekda Ditunjuk Jadi Plh Bupati
Diketahui, banjir yang merendam 8 desa sejak 25 Mei lalu itu yakni Desa Butas Bagu, Labuk, Pagar, Tujung, Manuk Bungkul, Atap, Lubakan dan Tagul.
Ketua Kampung Siaga Bencana (KSB) di Sembakung, Abdullah, mengatakan, penyebab ketinggian air di Desa Tagul setinggi pinggang orang dewasa, lantaran desa itu paling dekat dengan air laut pasang.
"Desa Tagul masih sepinggang orang dewasa. Karena di sana terdekat dengan air laut pasang. Dengan kata lain masih air jadi. Soal berapa ketinggian pastinya, belum bisa dikonfirmasi. Karena terkendala jaringan," kata Abdullah kepada TribunKaltim.Co, Minggu (30/05/2021), sore.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Nunukan Minggu 30 Mei 2021, Hujan Disertai Petir akan Mengguyur 2 Kecamatan
Baca Juga: 8 Desa di Sembakung Nunukan Terendam Banjir, BPBD Beber 440 Kepala Keluarga Kena Dampak
Namun, Abdullah mengaku, pagi tadi tim BPBD Nunukan, KSB, Desa Tangguh Bencana (Destana), dan Tagana sudah menuju ke Desa Tagul untuk melakukan monitoring dan evaluasi pasca banjir di desa yang paling parah terdampak banjir.
"Sebagian stand by mempersiapkan segala sesuatunya di posko. Sambil monitor ke desa-desa melalui grup Pemdes.
Kami juga masih lakukan terus pendataan warga yang terdampak. Jadi untuk Desa Tagul belum ada kepastian. Masalahnya juga tiang ukur pantau hanya ada di kecamatan," ucapnya.
Untuk bisa sampai ke Desa Tagul, tim BPBD Nunukan bersama relawan banjir lainnya harus menempuh perjalanan selama 2 jam dengan menggunakan perahu panjang.
"Itupun perahu panjang milik perusahaan. Kami minta bantuan armada. Karena armada kami nggak ada. Jadi nanti tim kalau sudah turun baru ada kabar soal situasi di Desa Tagul," ujarnya.