Berita Nasional Terkini

Ini Identitas 9 Pimpinan KKB Papua yang Tersebar di 3 Wilayah, Polri: Teror Sudah Masuk Tahap Brutal

Polri sendiri telah mengantongi data-data KKB Papua yang masih aktif melakukan aksi teror. Terdapat sedikitnya sembilan KKB Papua yang masih aktif

Facebook TNPNB
Inilah Identitas 9 Pimpinan KKB Papua yang Tersebar di 3 Wilayah, Polri: Teror Tahap Brutal 

TRIBUNKALTIM.CO - Teror demi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, membuat TNI-Polri terus meningkatkan pengamanan di Bumi Cendrawasih.

Bahkan, satu per satu pentolan KKB Papua telah teridentifikasi, termasuk kelompok-kelompok yang masih aktif dan tidak aktif.

Polri sendiri telah mengantongi data-data KKB Papua yang masih aktif melakukan aksi teror.

Dari hasil identifkasi Polri, terdapat sedikitnya sembilan KKB Papua yang tergolong masih aktif.

Hal itu diungkapkan Kabaintelkam Polri, Komjen Pol Paulus Waterpauw.

Baca juga: NEWS VIDEO KKB Papua Siapkan 5 Jenis Senjata untuk Perang dengan TNI/Polri

Ia pun mengungkapkan identitas KKB di Papua yang masih aktif melakukan teror.

Dilansir dari Kompas.tv, Paulus Waterpauw mencatat sedikitnya ada sembilan KKB Papua yang masih aktif.

Namun, ada pula kelompok-kelompok yang telah memutuskan tidak aktif melakukan aksi gangguan keamanan di Papua.

"Gerakan separatis saat ini masih terus menyebarkan gerakannya sendiri dengan ingin kemerdekaan melalui kekerasan bersenjata," kata Paulus dalam diskusi daring, Jumat (28/5/2021).

Kesembilan kelompok teroris yang masih aktif, sebut Paulus, adalah kelompok Sabinus Walker, Undius Kogoya, dan Lewis Kogoya yang biasa aktif di daerah Intan Jaya Papua.

Baca juga: KKB Papua Siapkan 5 Jenis Senjata untuk Perang dengan TNI/Polri, Ada Steyr AUG Buatan Austria

Kemudian, kelompok Goliat Tabuni, Lekagak Telenggen, Peni Murib dan Ando Waker yang biasa melakukan teror di sekitar Puncak Papua.

Selanjutnya, kelompok Joni Botak yang biasa aktif di Mimika Papua dan kelompok Egianus Kogoya yang biasa beroperasi di Nduga Papua.

Menurut mantan Kapolda Papua itu, dua kelompok teroris KKB Papua yang tak aktif adalah Mathias Wenda yang biasa beroperasi di Wutung dan Puron Wonda dan Endem Wanimbo yang biasa beraksi di Lanny Jaya.

“Ada tokoh-tokoh tua, Mathias Wenda itu sudah tidak aktif. Puron Wonda dan Endem Wanimbo juga sudah tidak aktif,” ungkap jenderal bintang tiga tersebut.

Lebih lanjut, Paulus menuturkan kelompok di atas merupakan kelompok yang bertanggung jawab atas insiden kekerasan dan teror yang terjadi di Papua.

Baca juga: KKB Papua Makin Tak Berkutik, Pasukan Setan TNI Datang dengan Membawa 2 Misi Khusus

"Peningkatan unsur kekerasan dan teror yang tidak hanya ditujukkan kepada aparat, tapi juga menyasar masyarakat sipil dan merusak fasilitas warga masuk ke tahap brutal sehingga pemerintah menetapkan aksi sekelompok KKB sebagai aksi terorisme," tegas dia.

Meski begitu, Paulus menilai ada dampak negatif menyusul keputusan labelisasi terorisme kepada KKB di Papua oleh pemerintah.

Dampak negatif yang pertama, kata Paulus, sentimen negatif terhadap pemerintah pusat dan pendatang semakin menguat.

Termasuk dengan berbagai agenda penting pemerintah di Papua.

"Ada sentimen negatif yang muncul yang pertama menguatnya sentimen terhadap pemerintah pusat/Jakarta dan pendatang juga menguatnya penolakan RUU Otsus Papua dan agenda nasional penting lainnya di Papua," tambah dia dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: UPDATE TNI/Polri Kuasai 4 Sarang KKB Papua, Kapolda Jawab Tantangan Perang: Saya dan Pangdam Jemput

Menurut Paulus, labelisasi teroris juga dapat dikhawatirkan menjadi stigma umum bagi orang asli Papua (OAP).

Termasuk kekhawatirkan adanya kelompok yang memanfaatkan isu ini sebagai propaganda.

"Stigma teroris dikhawatirkan menjadi stigma umum bagi OAP dan digiring oleh kelompok pegiat HAM, state actor, semakin gencar melakukan propaganda di level internasional yang menyudutkan pemerintah Indonesia," ungkap dia.

Paulus menuturkan labelisasi ini juga dikhawatirkan dimanfaatkan sejumlah pihak untuk menyudutkan pemerintah.

"Usaha usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah berupa dialog, pembangunan, merangkul pihak pro M dan lain-lain seolah tidak pernah ada dan tidak pernah disuarakan," tandas dia.

Baca juga: Hanya Punya Waktu Kurang dari Setahun, Ini Tugas Khusus Pasukan Setan di Papua, Selain Berantas KKB

Kapolda Papua Terima Tantangan KKB

Berita lainnya, KKB menyatakan telah menyiapkan lokasi perang dengan TNI-Polri.

Dilansir dari Kompas.com, tantangan perang ini berasal dari Lekagak Telenggen, pemimpin KKB yang bermarkas di Kampung Makki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua.

KKB menunjuk wilayah Muara Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, sebagai lokasi perang dengan TNI-Polri.

Merespons tantangan tersebut, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan, TNI dan Polri lebih mengedepankan cara persuasif dalam menangani KKB.

Hal ini dipastikan seusai arahan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat berkunjung ke Jayapura.

Baca juga: Anggota KKB Banyak Tewas, Lekagak Telenggen Siapkan Arena Perang Tantang TNI-Polri, Respon Kapolda

Panglima TNI dan Kapolri telah melakukan pertemuan tertutup dengan tokoh masyarakat dan adat, serta sejumlah kepala daerah di wilayah pegunungan tengah Papua, Kamis (27/5/2021).

"Kita kan masih mau berkomunikasi dengan dia, kalau dia turun, saya dengan Bapak Pangdam akan jemput dan perlakukan dia sebagaimana warga negara lainnya," ujar Fakhiri di Jayapura, Kamis.

Selama ini, kata Fakhiri, aparat keamanan belum pernah menjalin komunikasi dengan pimpinan KKB.

Upaya itu, kata dia, akan coba dirintis dalam beberapa waktu terakhir.

Fakhiri ingin penyelesaian masalah dengan KKB tak menyisakan dendam.

Baca juga: NEWS VIDEO Buron 3 Tahun Usai Tembak Prajurit TNI, Kini Pentolan KKB Papua Masuk Perangkap TNI-Polri

"Kita berharap ada hal saling menguntungkan. Selama ini kan belum dicoba, saya berharap semua masyarakat yang mencintai tanah Papua ini damai mari satu hati," kata dia.

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom menyatakan, sampai saat ini Lekagak Telenggen dan kelompoknya belum keluar dari Kabupaten Puncak.

"Ingat, bahwa lapangan perang militer TPNPB-OPM sudah ditempatkan di muara Kabupaten Puncak, itu pun sampai detik ini pasukan TNI-Polri belum masuk area perang," ujar Seby melalui keterangan tertulis.

"Lekagak mereka ada tunggu TNI-Polri di muara itu, TNI-Polri boleh masuk perang lawan pasukan TPNPB," kata dia. (*)

Berita Nasional Terkini

Berita Seputar KKB Papua

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved