Virus Corona

Kala Pandemi Covid-19 di Jepang, Nilai Impor Melalui Bandara Narita jadi yang Tertinggi

Di tengah pandemi Covid-19 di Jepang, nilai impor tertinggi terjadi di Bandara Narita Chiba Jepang saat April 2021

Editor: Budi Susilo
www.japanesestation.com
Bandara Narita, Tokyo, Jepang 

TRIBUNKALTIM.CO, TOKYO - Di tengah pandemi Covid-19 di Jepang, nilai impor tertinggi terjadi di Bandara Narita Chiba Jepang saat April 2021.

Dalam sejarah Bandara Narita, Jepang, tak pernah nilai impor tinggi ini terjadi.

"Impor nilai tertinggi ini terjadi karena adanya impor skala penuh dari vaksin virus corona ke Jepang dari beberapa negara," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (29/5/2021).

Menurut ringkasan oleh Bea Cukai Tokyo, nilai impor di Bandara Narita bulan lalu (April 2021) lebih dari 1,34 triliun yen.

Baca Juga: Satgas Pangan Kaltara Temukan Banyak Gula Asal Malaysia, Ilegal Tidak Memiliki Izin Edar dan Impor

Hal ini meningkat 26,4 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, tertinggi yang pernah ada untuk April dalam sejarah impor lewat Bandara Narita Jepang.

Dari jumlah tersebut, nilai impor "produk farmasi" berjumlah sekitar 210 miliar yen karena impor vaksin virus corona yang diproduksi oleh Pfizer dari Belgia, tempat basis produksi berada, dimulai impor dengan sangat besar.

"Satu bukti kalau Pfizer komit dengan kesepakatan Jepang dalam jual belinya," tambahnya.

Selain itu, seiring China berhenti mengimpor, nilainya nol.

Baca Juga: Satgas Pangan Temukan Gula Impor di Pasar Induk Tanjung Selor, Transit pada Perbatasan RI-Malaysia

Sedangkan nanas Taiwan yang menjadi jalur penjualan baru di Jepang mulai diimpor, dan nilai impor "buah" dari Taiwan sebesar 17 juta yen bulan lalu.

Di sisi lain, nilai ekspor peralatan untuk manufaktur semikonduktor ke China kuat.

Sehingga meningkat 46,2 persen dari bulan yang sama tahun lalu menjadi lebih dari 1,1 triliun yen.

Tertinggi yang pernah ada untuk bulan April.

Baca Juga: Impor Masih jadi Penopang Sebabkan Harga Kedelai Rentan Terkerek Naik

Baca Juga: NEWS VIDEO Tegaskan Tak Ada Impor Beras hingga Juni 2021, Jokowi: Hentikan Perdebatan

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Perkuat Produk Lokal

Di tempat terpisah, berita sebelumnya. Penguatan produk lokal, khususnya Industri Kecil Menengah atau IKM, menjadi peluang usaha yang menjanjikan meskipun di tengah pandemi.

Hal ini yang menjadi pembahasan Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah, Kementerian Perindustrian saat sosialisasi program pembinaan IKM di Sentra melalui Pendekatan One Village One Product ( OVOP), pada Kamis (19/11/2020).

Acara yang digelar secara daring melalui zoom meeting ini, dihadiri oleh pejabat fungsional Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota di  Jawa dan Kalimantan.

Baca juga: Lengkap Ramalan Zodiak Jumat 20 November 2020, Banyak Saran Penting, Libra Semua Akan Baik-baik Saja

Baca juga: UPDATE Covid-19 Samarinda, Ada Penambahan 36 Kasus Terkonfirmasi Positif Baru

Peran penting kepala daerah dalam mempromosikan IKM ditekankan oleh pihak Kementerian Perindustrian.

“Kami di Kemenperin, mendorong kepala daerah untuk meningkatkan produk-produk lokal, yang berbahan baku juga dari lokal, sehingga kita tidak lagi impor,” ujar Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih.

“Di masa pandemi kita harus semangat terus, oleh karena itu koordinasi dari pemerintah pusat dan daerah baik di Provinsi maupun, Kabupaten/Kota, harus tetap kuat, karena industri kecil dari Kabupten/Kota inilah, yang menjadi tulang punggung produk-produk IKM dengan pendekatan OVOP,” sambung Gati Wibawaningsih.

Baca juga: PHKT dan FISIP Unmul Ingin Wujudkan Desa Kersik Menuju Desa Wisata

Baca juga: Sarasehan Pusat Teritorial Angkatan Darat Bisa Beri Ide dan Informasi Bagi Media di Daerah

Pihak Kemenperin sendiri mengaku telah memfasilitasi produk IKM tidak hanya dari sisi produksi namun juga pemasaran.

“Untuk pasar, dahulu kami pernah fasilitasi pasar secara offline, kami buatkan pameran bahkan hingga ke Paris, Prancis. Untuk online kami telah kerja sama dengan Alibaba, sehingga pasar kita diterima di dunia internasional,” tutupnya.

Untuk diketahui, potensi pasar produk Indonesia sendiri diketahui cukup besar, per Januari 2020, nilai ekspor produk tekstil Indonesia mencapai 3,5 Miliar Dolar AS. (TribunKaltara.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nilai Impor Tertinggi Lewat Bandara Narita Jepang Terjadi Saat Pandemi Covid-19 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved