Berita Nasional Terkini
Tumpas Teroris KKB Papua, TNI Kirim Pasukan Tempur Baru, Kekuatan 1 Personilnya Setara 15 Prajurit
Tumpas teroris KKB Papua, TNI kirim pasukan tempur baru, kekuatan 1 personilnya setara 15 prajurit
TRIBUNKALTIM.CO - Upaya menumpas teroris Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua terus dilakukan aparat TNI - Polri.
Setelah menugaskan Pasukan Setan, TNI kembali menambah kekuatan dengan menurunkan Pasukan Macan Kumbang.
Terbaru, TNI kembali menerjunkan pasukan tempur elit dari Batalyon Infanteri Khusus atau Yonif RK 762/Vira Yudha Sakti.
Dikabarkan, satu personil pasukan khusus ini setara dengan kekuatan 15 prajurit.
Kelompok Kriminal Bersenjata atau Papua kini dalam masalah besar.
Setelah Pasukan Setan dikirim ke Papua, kini Pasukan Elite Tempur dengan skill mengerikan ikut serta dalam memburu KKB Papua.
Baca juga: Termasuk Steyr AUG Australia, Terkuak 5 Senjata Canggih Disiapkan KKB Papua untuk Melawan TNI/Polri
Kehadiran pasukan elite tempur tersebut bakal semakin mempersempit pergerakan Lekagak Telenggen dan komplotannya.
Apalagi, Pasukan Elite Tempur yang dikirim TNI ke Papua dikenal memiliki skill dan kemampuan mengerikan.
Mereka adalah para prajurit Batalyon Infanteri Khusus Yonif RK 762/Vira Yudha Sakti (VYS).
Disebutkan bahwa satu prajurit Batalyon Infanteri Khusus 762/Vira Yudha Sakti memiliki setara 10 hingga 15 prajurit biasa.
Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa memberikan pesan secara khusus kepada para prajurit dari pasukan khusus yang sudah tiba di Papua yakni, Batalyon Infanteri Khusus (Yonif RK) 762/Vira Yudha Sakti (VYS) yang akan menghadapi KKB Papua.
Berikut arahan dari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa yang juga mantan Danjen Kopassus tersebut.
"Kalian harus selalu fokus terhadap tugas untuk menjaga stabilitas keamanan," kata Jenderal Bintang Dua ini.
Ia meminta pra prajuritnya menetralisir berbagai ancaman keamanan dari kelompok separatis bersenjata.
"Tetama kelompok Teroris OPM (KKB Papua), yang telah menunjukkan kebrutalannya dengan membunuh, menganiaya, memperkosa, membakar, dan menembak masyarakat, baik itu anak-anak, ibu-ibu dan para tokoh-tokoh lainnya dengan niat memisahkan diri dari bingkai NKRI, melalui berbagai aksi separatis terorisme dan kejahatan terkoordinasi," kata Cantiasa dalam keterangan resmi Kodam XVIII Kasuari, Rabu (26/5/2021).