Virus Corona
Cara Mengurangi Learning Loss Akibat Pandemi Covid-19 dengan Membentuk Mitigasi
Pemangku kepentingan pendidikan perlu segera mengambil kebijakan sebagai bentuk mitigasi mengurangi dampak learning loss.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Pemangku kepentingan pendidikan perlu segera mengambil kebijakan sebagai bentuk mitigasi mengurangi dampak learning loss akibat pandemi Covid 19.
Apalagi pandemi ini telah menyebabkan 33 ribu siswa SD putus sekolah dan 1,2 juta siswa belum mendapatkan akses pendidikan yang layak karena imbas dari pembelajaran jarak jauh yang berkepanjangan.
Demikian hal itu disampaikan Prof Mahdum PhD, Dekan FKIP Universitas Riau dalam webinar Kolaborasi Pemangku Kepentingan dalam Mengatasi Learning Loss yang diselenggarakan Tanoto Foundation, Senin 31 Mei 2021 yang disampaikan kepada Tribunkaltim.co melalui press rilis pada Rabu (2/6/2021).
Learning loss merupakan suatu kondisi hilangnya atau menurunnya kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik yang diakibatkan terhentinya proses pembelajaran atau proses belajar yang tidak bermakna.
Baca Juga: Peduli Pendidikan, Bunda PAUD Kukar Serahkan Bantuan ke TK Negeri Pembina, Gandeng Tanoto Foundation
Menurut Mahdum, menurunnya kompetensi tersebut perlu diatasi dengan merevisi kurikulum yang berfokus pada kompetensi literasi dan numerasi, penilaian berbasis siswa.
Serta efektifitas pelaksanaan belajar dari rumah melalui peningkatan kepedulian orang tua siswa dan guru.
“Sinergitas antara dinas pendidikan, Kemenag, LPMP, PGRI, LPTK, dan lembaga filantropi serta organisasi penggerak pendidikan diyakini bisa memperkecil resiko dari penurunan learning loss,” ujarnya.
Kebutuhan PTM Terbatas
Praptono, Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru Kemendikbudristek, dalam webinar itu menyebut pemerintah berkomitmen akan menyelenggarakan pembukaan sekolah tatap muka terbatas pada Juli 2021, sebagai salah satu upaya mengatasi learning loss.
Pembukaan sekolah menurutnya tidak akan dalam bentuk massal, melainkan bertahap, dan memaksimalkan sosialisasi.
“Pembukaan sekolah tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk menciptakan proses pembelajaran tatap muka yang aman bagi anak,” kata Praptono.
Kebutuhan terlaksananya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah tidak bisa ditunda lagi.
Baca Juga: Dinkes Berau Ingatkan Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021 Harus Perhatikan Zona Daerah
Survei Kemendikbudristek menunjukkan sekitar 64 persen orangtua berharap anak dapat kembali ke sekolah, dan 52 persen guru berharap pembelajaran kembali normal.