Berita Nasional Terkini
Skenario Terburuk Gempa 8,7 SR & Tsunami 29 Meter di Pantai Selatan Jawa Timur, Kajian Tim Ahli BMKG
Simak skenario terburuk gempa 8,7 SR & tsunami 29 meter di Pantai Selatan Jawa Timur, kajian tim ahli BMKG
Menurutnya, kegaduhan netizen di medsos karena mereka terlalu panik dan tak menyimak seutuhnya penjelasan ilmiah yang disampaikan BMKG dalam webinar pekan lalu itu.
“Gaduh tsunami Jatim, sebenarnya masyarakat tidak perlu panik karena model skenario terburuk itu dibuat untuk merancang mitigasi,” ujarnya saat dihubungi.
"Netizen mungkin terlalu panik dan mengambil informasi tidak utuh," lanjut Daryono saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (4/6/2021).
Daryono kembali menegaskan, bahwa tak ada satu pihak pun yang mengetahui kapan dan di mana terjadinya gempa dan tsunami tidak ada yang tahu.
Maka, terkait informasi tersebut BMKG berharap adanya respon mitigasi dari masyarakat dan bukan menimbulkan kepanikan.
"Masyarakat jangan panik, informasi potensi disiapkan untuk respons mitigasi bukan untuk menakuti masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: Sejarah Tsunami Nias, Kampung De Mego Tersapu, Kapal-kapal di Sungai Terbawa ke Darat Sejauh 30 Km
Daryono kembali menjelaskan, apa yang disampaikan BMKG terkait potensi adanya gempa dan tsunami tersebut harus dicermati.
Artinya, penjelasan ilmiah itu menurutnya berbeda dengan prediksi, BMKG hanya menyebutkan adanya potensi terburuk di wilayah pesisir selatan Jawa Timur.
BMKG menegaskan bahwa potensi dan prediksi adalah dua hal yang berbeda.
Potensi menerangkan adanya lokasi dan besaran ancaman bahaya, sedangkan prediksi berarti ada lokasi, besaran ancaman bahaya dan kapan akan terjadi sudah bisa ditentukan.
“Di sini BMKG tidak memberi info kapan. Bahkan kita tidak tahu kapan terjadinya.
Harus dibedakan mana prediksi dan potensi,” jelas dia.
BMKG kembali mengingatkan, bahwa potensi bencana alam berarti itu bisa saja terjadi beberapa tahun ke depan, puluhan tahun hingga bahkan ratusan tahun ke depan.
Oleh karena itu BMKG mengimbau untuk menyiapkan mitigasi bencana kepada masyarakat agar tahu apa yang harus dilakukan saat potensi itu terjadi.
“Potensi itu sama untuk semua wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga Sumba, bukan Jatim saja.