Berita Kaltim Terkini
PDRB Kaltim Sektor Peternakan Capai Rp 2,19 Triliun, Jumlah Sapi Belum Cukup Kategori Swasembada
Provinsi Kalimantan Timur tidak hanya menyumbang pendapatan domestik regional bruto (PDRB) di sektor pertambangan saja.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Provinsi Kalimantan Timur tidak hanya menyumbang pendapatan domestik regional bruto (PDRB) di sektor pertambangan saja.
Sektor peternakan pun juga menjadi penyumbang pendapatan Kaltim.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Munawwar, Kamis (10/6/2021) mengatakan, pada tahun 2020 PDRB Kaltim di Kaltim mencapai Rp 2,19 triliun.
Baca Juga: Lagi, Ditresnarkoba Polda Kaltim Musnahkan Sabu Seberat 1 Kilogram
Baca Juga: Gubernur Kaltim Isran Noor Kunjungi Mini Ranch Jayatama Desa Jonggon, Mulai Sasar Pertanian Jagung
"Kami perlu sampaikan kontribusi sub sektor peternakan di dalam PDRB mencapai 0,36 persen setera 2,19 T kecil tapi berpengaruh," ucapnya.
Meskipun begitu, Kaltim masih belum menjadi daerah swasembada sapi.
Sebab dari data yang ia himpun tahun 2020, populasi sapi di Kaltim mencapai 123 ribu ekor.
Hal tersebut masih jauh jumlah yang ditargetkan yaitu 650 ribu ekor.
Baca Juga: DPP IWAPI Turun Tangan, Pelaksanaan Musda DPD Kaltim Sah dan Sesuai Prosedur
Baca Juga: Kasus Dugaan Investasi Bodong di Berau akan Dilimpahkan ke Polda Kaltim
Untuk itu pemerintah mengapresiasi kegiatan pihak swasta dalam peningkatan kebutuhan daging sapi di Kaltim.
Salah satu bentuk apresiasinya adalah dengan dibangunnya mini Ranch Jayatama Desa Jonggon Jaya tersebut.
"Program inilah kita kembangkan area eks batubara pola kolaborasi integrasi sawit yang harus kita tingkatkan," ucapnya.
Sebelumnya, diberitakan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mendatangi mini Ranch Jayatama Desa Jonggon Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kamis (10/6/2021).
Dalam kesempatan tersebut Isran Noor melihat langsung lahan bekas tambang milik PT. Bramasta Sakti.
Peternakan yang telah berjalan lebih dari setahun ini telah memiliki kemajuan yang signifikan.
Selain jumlah sapi yang bertambah, para pengelola pun mulai meningkatkan kualitas sapi.
Salah satunya dengan meningkatkan kualitas genetik sapi.
"Perbaikan genetik sapi dengan mendatangkan sapi berkualitas langsung dari Kupang," ucap Pembina yayasan Life After Mine Andrew Hidayat.
Baca Juga: Polemik Pemprov dengan Yayasan Melati, DPRD Kaltim Minta Gubernur Isran Noor Segera Temukan Solusi
Baca Juga: Kukar Raih Juara Umum MTQ se-Kaltim, Bupati Edi Damansyah Hadir secara Virtual, Berikan Apresiasi
Ia mengatakan, saat ini pihaknya telah mengembangkan kawasan eks tambang selain peternakan.
Bahkan pihaknya pun mulai fokus di sektor pertanian jagung.
"Lahan paska tambang setelah studi lebih baik peternakan dulu diluar peternakan kita butuh pangan jagungnya ada ekosistem lengkap antara peternakan dan pangannya sehingga lebih baik secara ekosistemnya," ucapnya.
Pihaknya membutuhkan lahan 1000 sampai 1500 hektar. Saat ini populasi sapi hampir mencapai 2000 ekor.
Sementara itu gubernur Kaltim Isran Noor mengapresiasi program tersebut.
Ia mengingatkan kepada kelompok tani desa tersebut untuk terus meningkatkan kemampuan dalam mengelola peternakan maupun pertanian.
"Supaya disamping konsolidasi harus ditingkatkan kemampuan daripada kelompok dan anggota kemampuan teknis, dalam ternak karena kalau memelihara sesuatu tentang ternak kah tanaman lah dia harus pasti menjadi sebuah penyesuaian," kata Isran Noor.