Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF Ketua DPW PKB Kaltim Syafrudin Berani Pertaruhkan Jabatan Demi ke Senayan

Sebagai Ketua DPW, Ketua DPW PKB Kaltim Syafrudin merasa bertanggung jawab atas prestasi eksistensi PKB di Kaltim.

Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
CERITA PILKADA - Ketua DPW PKB Kaltim Syafrudin (kanan) saat berbincang dengan awak Tribun Kaltim di Kantor Biro Samarinda. 

KETUA DPW PKB Kaltim, Syafrudin mengaku berani mempertaruhkan jabatannya untuk lolos ke Senayan.

“Saya ini kan ketua partai, tentu bertanggung jawab atas prestasi eksistensi PKB di Kaltim. Memang secara nasional ukuran eksistensi dan prestasi itu, ketika mampu mengirimkan kader terbaiknya di senayan DPR RI,” kata Bang Udin –begitu kalau disapa– saat Tribun Kaltim mewawancarainya di Kantor Tribun Kaltim Biro Samarinda. Berikut petikan wawancaranya.

Kabarnya kalau pileg nanti PKB harus naik, jika tidak Bang Udin pertaruhkan jabatan ketua partai?

Ya betul, saya ini kan ketua partai, tentu bertanggung jawab atas prestasi eksistensi PKB di Kaltim. Memang secara nasional ukuran eksistensi dan prestasi itu, ketika mampu mengirimkan kader terbaiknya di senayan DPR RI.

Sejak berdirinya partai ini belum ada. Nah, makanya itu yang membuat saya harus berani mempertaruhkan jabatan sebagai garansi politik. Selain itu sebagai motivasi untuk yang lain bahwa ketua partai saja berani mempertaruhkan jabatan.

Ketika gagal memenuhi kapitali politik, pada muswil kemarin saya sudah berikrar di hadapan ketua-ketua DPC, pengurus PKB dan kader-kader PKB se-Kaltim bahwa saya harus dan saatnya untuk maju ke DPR RI. Ini dalam rangka manjawab tuntutan dan harapan dewan pengurus pusat Kaltim harus mengirim kader ke Senayan.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Ketua DPW PKB Kaltim Syafrudin Buka-bukaan Strategi Partai di Pemilu 2024

Tapi dengan catatan ketika saya gagal, saya tidak bersedia untuk memimpin PKB Kalimantan Timur. Karena secara lokalitas prestasi saya sudah bisa diacungi jempol tapi secara nasional itu belum.

Maka harus diukur apakah nanti saya mampukah memanage partai ini, mengorganisir partai ini dengan segenap potensi, bisa menunjukan prestasi di tingkat nasional yaitu mengirim kader terbaik.

Persyaratan mendapatkan kursi DPR RI itu saya kira hari ini kita sudah punya PKB. Kita punya infrasruktur partai yang solid, punya kader yang solid, ditunjang oleh suprastruktur partai, empat pimpinan DPRD, dan dua kepala daerah.

Ini kan syarat untuk mendapatkan itu. Alhamdulillah saya dapat suara 7.000 dan saya duduk menjadi anggota DPRD Kaltim. Pada 2019 kemarin saya hijrah ke Balikpapan dengan prestasi yang juga membanggakan saya dapat suara 13.307 dengan prestasi.

Jadi saya sudah keliling 3 dapil hanya 2 dapil. Artinya secara personal saya sudah punya modal untuk maju di DPR RI dan ditunjang oleh infrastruktur serta kader-kader PKB yang solid dan militan,

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF-Direktur BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid, Jangan Follow Ustaz Berpaham Radikal

Dalam artian, cita-cita itu juga jadi ukuran nekat, berani?

Saya termasuk politisi yang berhitung. Karena saya belajar dengan banyak orang, dengan banyak kasus.

Ada orang yang hanya merasa tua padahal hanya merasa, karena ternyata politik itu tidak berhenti dengan hanya merasa tapi harus dibuktikan dengan indikator-indikator.

Jadi ini yang meyakinkan saya menguatkan saya untuk maju di DPR RI 2024 yang akan datang.

Di 2024 adakah kejutan dari PKB?

Ya nikmati saja. Yang pasti saya sampaikan bahwa berpolitik ini tentu punya ukuran punya takaran, yang jauh lebih penting dari kami adalah bercermin. Di situ kita bisa menentukan arah menentukan langkah kita mau ke mana, begitu.

Gagasan dari PKB soal ide besar terhadap Kaltim hari ini, apa sebenarnya problem besar yang harus dibenahi khususnya yang menjadi PR kepala daerah?

Harusnya Kaltim ini mengubah sumber pendapatan dari sumber daya alam menjadi sektor yang lain misalnya menjadi sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor perikanan atau pariwisata.

Tapi saat ini jalan di tempat ini, tidak ada yang fokus dikerjakan padahal Kaltim ini kurang apa? Kita punya wilayah yang luas ya kemudian kita juga masih bertumpu pada sektor pertambangan.

Bahkan di sektor pertanian saya bisa menilai gagal total, karena faktanya banyak petani yang mengalihfungsikan lahannya menjadi lahan tambang. Kita selalu pasok beras dari Sulawesi dan Jawa.

Makanya saya sampaikan, dinas pertanian harus betul-betul dipimpin oleh orang yang berprestasi dengan rencana-rencana yang strategis agar kita tidak lagi kekurangan pangan.

Di Kaltim ini yang menonjol hanya sektor perikanan. Karena dari semua pangan kita itu hanya ikan yang surplus yang lain minus semua. Jadi PKB ke depan akan menawarkan gagasan politik yang punya orientasi jelas dalam membangun.

Sektor pertanian harus diperkuat, sektor perikanan yang saat ini udah menjadi primadona harus ditingkatkan dan mampu menjadi ekportir ikan.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Ketua DPRD Kutai Timur Joni, Terobosan Selesaikan Masalah Warga Sebelum Hearing

Begitu juga sektor wisata akan berpotensi jika dikelola dengan baik. Kita semua tahu sumber daya alam akan habis dimakan oleh waktu maka harus ada sumber pendapatan yang berkesinambungan.

Dan selain itu, PKB juga mencontoh politik yang santun yang ramah tidak berjarak dengan rakyat. Saya selalu mengingatkan kepada kader-kader PKB khususnya yang mendapatkan tugas dari negara bahwa sekarang ini rakyat dan publik sangat menyukai pemimpin yang tidak berjarak dengan rakyat dan betul-betul memahami apa yang menjadi keinginan rakyat.

Saya kira itu yang menjadi modal ke depan dan kemudian kita fokus menggarap milenial ya. Pemilih milenial, adalah pemilih yang strategis untuk bagaimana menentukan pemimpin ke depan.

Pemilih milenial itu adalah masyarakat kelahiran 1997 ke atas, pasti mereka tidak lagi kenal siapa yang tua-tua yang sosial medianya monoton, yang tidak mampu memanfaatkan akses media cetak elektronik ataupun media sosial yang dibanjiri oleh masyarakat Indonesia, semua kalangan.

Makanya ke depannya kita harus mengelola dan memanfaatkan media ini agar betul-betul bisa menjadi faktor penetu dalam keberhasilan kepemimpinan dan juga faktor penentu untuk penerimaan dan pengenalan di publik. Anda tahu gak kenapa keringat itu asin, ya karena perjuangan itu tidak ada yang manis.  (Muhammad Riduan/Bagian 2/Selesai)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved