Berita Nunukan Terkini

Hasil Uji Sampel Babi yang Mati di Krayan Nunukan, Positif Kena Penyakit African Swine Fever

Terungkap uji sampel babi yang mati di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara belum lama

Editor: Budi Susilo
HO/PEMKAB NUNUKAN
Babi yang diduga kena penyakit ASF di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Terungkap uji sampel babi yang mati di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara belum lama ini, positif terkena penyakit African Swine Fever atau ASF. 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Terungkap uji sampel babi yang mati di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara belum lama ini, positif terkena penyakit African Swine Fever atau ASF.

Sebelumnya, sebanyak 30 ekor babi di 3 desa wilayah Krayan Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), mati tanpa diketahui penyebab pastinya.

Ketiga desa tersebut yakni Desa Bungayan, Desa Wa Yagung, dan Desa Binuang.

Penyakit ASF yang disebabkan oleh virus Genus Asfivirus dan Family Asfarviridae itu, pertama kali masuk di Indonesia pada awal 2020.

Baca juga: Antisipasi ASF, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan KTT Rencana Uji Sampel Babi di Bvet Banjar Baru

Diketahui penyakit ASF dapat menyebabkan penyakit pada babi, bahkan dengan fatalitas 100 Persen.

Demikian dibeberkan oleh Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan, Alim Bakhrie kepada Tribunkaltim.co.

Dia mengatakan pihaknya baru mendapat hasil sampel tiga ekor babi pada 18 Juni lalu dari Laboratorium Balai Veteriner Banjar Baru, Kalimantan Selatan.

"Jadi dari hasil sampel 3 ekor babi yang mati di wilayah Krayan Timur itu, positif ASF," kata Alim Bakhrie pada Senin (21/6/2021) sore.

Baca juga: Diduga Penyakit ASF Masuk ke Wilayah Krayan Timur Nunukan, 30 Ekor Babi Mati Seketika

Menurut Alim, untuk mencegah matinya babi akibat penyakit ASF itu, pihaknya bekerjasama dengan stakeholder terkait lainnya untuk mengawasi lalu lintas manusia, barang, dan hewan di wilayah perbatasan RI-Malaysia itu.

Ia menjelaskan, pengawasan manusia dapat dilakukan terhadap karyawan dan tamu yang dibatasi.

Lalu, untuk pengawasan barang harus dilakukan disinfeksi mobil pengangkut hewan.

Sementara itu, untuk hewan sendiri diimbau agar dapat mengendalikan hama yang berpotensi menyebabkan virus.

Baca juga: Mengenal ASF, Penyakit Yang Diduga Sebabkan Kematian Babi di Bulungan

Misalnya hanya karyawan dan pekerja kandang yang bisa masuk ke area kandang.

"Untuk membedakan antara pemilik atau tamu, karyawan menggunakan baju khusus yang disediakan oleh peternakan," ucapnya.

Lebih lanjut Alim sampaikan, kendaraan pengangkut hewan dan pakan didesinfeksi di dekat pintu masuk dan dibatasi tidak sampai ke kandang.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved