Virus Corona di Kaltara

Ketua DPRD Kaltara Norhayati Andris Terkonfirmasi Positif Covid-19, Akui Sudah Pernah Divaksin

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Utara atau DPRD Kaltara, Norhayati Andris, menyatakan terkonfirmasi positif Virus Corona

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MAULANA ILHAMI
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Utara atau DPRD Kaltara, Norhayati Andris, menyatakan terkonfirmasi positif Virus Corona atau Covid-19 pada Jumat (25/6/2021). Saat ini sedang dirawat di daerah Kota Tarakan, Kalimantan Utara. TRIBUNKALTIM.CO/MAULANA ILHAMI 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Utara atau DPRD Kaltara, Norhayati Andris, menyatakan terkonfirmasi positif Virus Corona atau Covid-19.

Dirinya mengaku tidak mengalami gejala berat, namun hanya merasakan demam pada Kamis malam lalu, 24 Juni 2021.

Terkait indera penciuman dan perasa Norhayati mengaku masih bisa mencium dan merasa secara normal.

Hal tersebut ia ungkapkan saat dihubungi Tribunkaltara.com melalui sambungan telepon, Jumat (25/6/2021) di Tanjung Selor, Provinsi Kalimantan Utara.

Baca juga: Dinas Kesehatan Kaltara Sebut Belum Temukan Varian Baru Covid-19

"Kemarin malam sempat demam, nafsu makan kalau biasa demam sedikit berkurang, tapi sekarang sudah baik lagi," kata politisi PDI Perjuangan ini.

"Terkonfirmasi tadi pagi, kemarin malam saya diswab," ujar Ketua DPRD Kaltara, Norhayati Andris.

"Saya tidak hilang penciuman indera perasa, cuma kemarin sempat demam, dan saya ke rumah sakit minta diswab, padahal dokter sebelumnya menyarankan minta Isolasi Mandiri saja," tambahnya.

Sudah Divaksin Covid-19

Perkembangan terkini, dirinya mengatakan, kondisi tubuhnya mulai membaik, dia mengaku bersyukur tidak mengalami gejala berat, lantaran sudah divaksin Covid-19.

Sehingga pada esok hari atau lusa, Norhayati akan kembali menjalani tes swab.

"Baik saja, bersyukur karena saya sudah divaksin, jadi tidak terlalu berdampak," katanya.

Sekarang sudah sangat baik sekali, hanya kemarin sangat tidak enak badan.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Gotong Royong, Dinkes Kaltara Bantu Fasilitasi Dunia Usaha

"Mungkin besok, atau lusa saya mau swab lagi, jadi bisa pulang," terangnya.

Ditanyakan mengenai riwayat perjalanan, wanita berambut lurus ini mengaku tidak pernah keluar dari Kalimantan Utara.

Dan saat ini berada di salah satu rumah sakit di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Menerima Banyak Tamu

Dirinya mengaku terakhir kali menerima banyak tamu, saat menghadiri audiensi bersama massa dari perwakilan tenaga honorer Malinau bertempat di Gedung DPRD Kaltara, Tanjung Selor pada Senin lalu.

"Saya tidak ada keluar Kaltara, sekarang saya di Tarakan, kemarin terakhir itu menerima demo Malinau, terakhir keramaian itu di sini," ujarnya.

Dirinya pun berpesan agar masyarakat tidak lengah dan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Salah satunya dengan mengurangi kegiatan, menghindari kerumunan serta memakai masker berlapis.

Baca juga: Siapkan 50 Vial Sinovac, Pemprov Kaltara Targetkan 1.000 ASN untuk Divaksin hingga 3 Hari ke Depan

"Covid-19 ini benar benar sangat sangat berbahaya artinya ketika kita lengah kita tidak tahu menular dari siapa jadi perlu waspada dan hati-hati," tuturnya.

Dia menegaskan, protokol kesehatan itu sangat penting, masker tidak boleh lepas, kalau perlu dilapis saja.

"Mungkin jangan dulu melakukan kegiatan yang banyak orang menerima tamu juga harus dibatasi," imbuhnya.

Sudah Vaksin Tetap Bisa Positif Covid-19

Sejak pandemi melanda berbagai belahan dunia termasuk negara Indonesia, digencarkan program vaksinasi Covid-19 atau Virus Corona.

Termasuk masyarakat Indonesia, ada yang antusias mengikuti program vaksinasi Covid-19, yang didukung penuh pihak pemerintah.

Mereka ini ada yang menggunakan vaksin Covid-19 bernama Sinovac, termasuk adalah mereka kalangan tenaga kesehatan di Indonesia.

Namun kini mencuat kabar soal banyak tenaga kesehatan atau nakes tetap kena positif Covid-19 meski sudah melakukan vaksin secara lengkap. Mendengar kabar laporan itu, pihak Sinovac angkat bicara tentang persoalan yang terjadi.

Baca juga: Percepat Vaksinasi Covid-19, Dinkes Kaltara Target 10 Hari Sebanyak 6.000 Orang Divaksin

Pihak Sinovac yang merupakan perusahaan vaksin asal China memberikan tanggapan mengenai ratusan pekerja tenaga kesehatan divonis positif Covid-19 usai ikuti vaksin sampai babak dua.

Menyadur dari Tribunnews.co yang mengutip media China Global Times, pakar China menginginkan, tetap adanya upaya maksimal dalam menangkal Virus Corona, memakai perlindungan yang ketat walaupun sudah vaksinasi.

Data yang terungkap ada 350 nakes di Indonesia yang menerima vaksin Sinovac terinfeksi Covid-19 di tengah lonjakan kasus karena varian Delta.

Sinovac juga memperingatkan vaksin tidak dapat menyediakan perlindungan 100 persen, tapi dapat mengurangi keparahan dan kematian.

Sekitar 308 nakes di Kudus dari hampir semua 6000 nakes di Kudus telah menerima suntikan pertama dan kedua dari vaksin seperti dilaporkan Badai Ismoyo, Kepala Dinas Kesehatan Kudus.

Reuters pada Sabtu lalu mengutip Kenneth Mak, direktur dinas kesehatan Singapura yang mengatakan bukti dari negara lain tunjukkan orang-orang yang telah divaksin Sinovac masih terinfeksi.

"Ada risiko vaksinasi yang signifikan," ujar Mak merujuk laporan infeksi vaksinasi nakes Indonesia.

Merespon isu ini, Sinovac mengatakan vaksin tidak dapat menyediakan perlindungan 100 persen tapi dapat mengurangi gejala infeksi dan secara efektif mencegah kematian.

Vaksin Sinovac telah secara efektif mengurangi risiko gejala Covid-19 di nakes sebanyak 94 persen menurut studi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.

Di Angka 6000, hanya 308 nakes terpapar atau sekitar 5.1 persen dari total jumlah nakes. "Sebagian besar telah sembuh dan mulai bekerja lagi," ujar Badai.

Nakes adalah termasuk yang pertama mendapatkan vaksinasi di Indonesia ketika inokulasi dimulai Januari. Hampir semuanya menerima vaksin Sinovac.

Jumlah nakes Indonesia yang terpapar Covid-19 telah menurun tajam dari 158 di Januari sampai 13 nakes pada Mei, data oleh kelompok independen LaporCOVID-19.

Wei Sheng, profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat dari Tongji Medical College Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Huazhong mengatakan dalam wawancara dengan media pemerintah China CCTV Senin lalu jika menurut hasil pengujian sementara, vaksin Sinovac masih efektif melawan varian Delta.

Dapat dilihat dari pencegahan epidemi dan pengalaman pengelolaan di Guangzhou, Provinsi Guangdong China Selatan jika risiko keparahan penyakit berkurang drastis dibandingkan yang belum tervaksinasi, yang tunjukkan vaksin memang proaktif.

Indonesia tengah mengalami serangan Covid-19 mengerikan di Asia dan kini masih berjibaku dengan penyebaran varian Delta dari India.

Angka kasus kini mencapai 2.018.113 dengan penambahan kasus harian tertinggi kemarin yaitu 13.668 kasus. Jumlah kematian menjadi 55.291. Pasien di rumah sakit hampir memenuhi dan melumpuhkan sistem medis Indonesia, menyebabkan risiko infeksi nakes.

Banyak yang mengalami kejenuhan pandemi dan mengambil langkah kurang hati-hati seperti mengabaikan protokol kesehatan setelah divaksinasi, ujar Lenny Ekawati, dari LaporCOVID-19.

Pakar China telah terus menyerukan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan sosial yang ketat meskipun vaksinasi terlaksana.

Hal ini karena melaksanakan protokol kesehatan masih menjadi metode terbaik mencegah penularan virus. Kemungkinan juga beberapa nakes telah terdampak sebelum tervaksinasi tapi tidak tunjukkan gejala sampai virus yang tidak aktif di vaksin menyerang sistem imun mereka lagi.

Berita tentang Kalimantan Utara

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved