Berita Nasional Terkini

Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono Jadi Sorotan Tuding Ada Mafia Pasien Buat Angka Covid-19 Melonjak

Sebuah cuplikan video bupati yang akrab disapa Wing Chin menuding ada permainan klaim biaya perawatan pasien Covid-19 oleh pihak rumah sakit.

Editor: Ikbal Nurkarim
Instagram @kabupatenbanjarnegara
Viral foto slip gaji Bupati Banjarnegara yang diunggah akun @kabupatenbanjarnegara, Rabu (2/10/2019). 

Video diambil sekitar sepekan yang lalu di Rumah Dinas Bupati.

"Iya video itu saya yang bicara," kata Wing Chin.

Wing Chin mengatakan, rumah sakit di wilayahnya banyak yang berebut pasien Covid-19. Mengingat klaim perawatan pasien Covid-19 minimal Rp 6,25 juta hingga Rp 10 juta per hari.

"Jadi klaim rumah sakit ini di Kabupaten Banjarnegara ini kalau saya pantau agak berebut pasien Covid-19. Karena standar agak lumayan juga. Yang saya ketahui sampai saat ini laporan dari dinas saya itu untuk biaya tiap hari Rp 6.250.000 minimal, maksimal sampai Rp 10 juta per hari," terangnya.

Baca juga: Sosok Bupati Banjarnegara yang Izinkan Warganya Gelar Hajatan di Tengan Lonjakan Covid-19

"Setelah saya tanyakan ke dinas terkait, kalau orang itu butuh waktu sampai 6 bulan opname-nya bagaimana. Klaim ini hanya dikasih batas waktu 2 minggu maksimal," sambungnya.

Iming-iming klaim inilah, yang membuat banyak rumah sakit berlomba jemput bola mencari pasien Covid-19. Bahkan banyak pula rumah sakit yang akhirnya menambah ruangan karantina pasien Covid-19 untuk memperbanyak keuntungan.

"Di kampung kami ini kota kecil, kalau satu hari Rp 6.250.000 itu minimal kan banyak sekali yang tertarik. Jadi yang dicari rata-rata pasien Covid semua, dan kalau diswab, dari 10 orang, yang positif Covid itu 7 atau 6 (orang). Terus saat sekarang ini jadi melonjak. Rumah sakit penuh tempat karantina penuh. Ini pada berlomba membuat karantina lagi," kata dia.

Baca juga: Ada Bakso Ketupat hingga Soto Krandegan, Kuliner Khas Banjarnegara yang Cocok Jadi Menu Buka Puasa

Wing Chin berharap, pemerintah pusat turun untuk memperketat proses screening klaim.

Pasalnya, dia mengaku sudah menerima laporan adanya hasil tes PCR yang berbeda antara rumah sakit dengan salah satu laboratorium.

"Karena saya sendiri sudah banyak laporan, ada seseorang dia di tes swab di rumah sakit A positif, di laboratorium yang betul-betul profesional malah negatif,

"Jamnya sama, hanya selisih 10 menit, pada waktu melakukan swab, yang satu negatif yang satu positif. Kalau bisa pemerintah pusat menurunkan Litbang yang betul-betul independen," pungkasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bupati Banjarnegara Tuding Kasus Covid-19 Naik karena RS Kejar Klaim Biaya Perawatan Pasien

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved