Virus Corona
Covid-19 Varian Delta Ditemukan Hampir di Semua Kota di Pulau Jawa, Kenali Ciri & Gejalanya
juru Bicara Covid-19 dari Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menyebut saat ini hampir di seluruh kota di Pulau Jawa telah ditemukan varian Delta
TRIBUNKALTIM.CO - Perkembangan penyebaran virus Corona atau Covid-19 kian mengkhawatirkan belakangan ini.
Di beberapa daerah, terjadi lonjakan kasus yang cukup signifikan.
Kasus virus corona setiap hari terus mengalami lonjakan dan terus merenggut banyak korban.
Kini masyarakat juga kembali dibuat was-was dengan kemunculan Virus Corona Varian Delta.
Varian Delta pertama kali diidentifikasi muncul di daerah India, dan sifatnya sangat mudah menular dan lebih berbahaya.
Baca juga: NEWS VIDEO Ciri-ciri Covid Varian Delta dan Gejala Covid-19 Paling Umum
Dikutip dari forbes.com, varian delta dikenal juga sebagai B.1.617.2, menjadi jenis baru dari virus corona Covid-19.
Risiko yang ditimbulkan dari varian delta tampaknya lebih mengerikan dari virus corona pada umumnya.
Varian Delta menyumbang sekitar 25 persen kasus, meningkat setiap harinya di Kansas.
Sementara untuk di Indonesia, dilansir dari TribunNews.com, juru Bicara Covid-19 dari Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menyebut saat ini hampir di seluruh kota di Pulau Jawa telah ditemukan varian Delta.
"Kalau kita melihat di beberapa kota di pulau Jawa ini hampir semuanya sudah kita ketemu adanya varian Delta," ujar Nadia dalam diskusi virtual, Selasa (29/6/2021).
Ia melanjutkan, hal ini menjadi salah satu faktor yang mempercepat kenaikan kasus Indonesia ini cukup signifikan bila dibandingkan situasi di bulan Desember sampai dengan Januari.
"Kita lihat ini bulan itu seperti DKI Jakarta, daerah jumlah tertinggi bahkan dua kali lipat dari jumlah yang sebelumnya ditemukan di Desember dan Januari," ungkapnya.
Varian delta sendiri dalam sejumlah penelitian dinyatakan memiliki sifat yang mudah menular.
Dilaporkan kecepatan varian B.1617 ini memiliki kecepatan penularan 6 kali lebih cepat bila dibandingkan varian Alfa.
"Varian baru lebih cepat menular dan kita tahu bahwa varian baru ini memang kecepatan penularannya itu bisa 6 kali dari varian Alfa. Jadi ini yang tentunya membuat peningkatan kasus kita berjalan secara eksponensial. Kita bisa lihat sekarang penemuan kasus kan menyentuh angka 20 ribu, 21 ribu, di atas 15 ribu beberapa hari ini," jelas perempuan berhijab ini.
Meski demikian, belum ada bukti ilmiah bahwa varian delta dapat menurunkan tingkat efikasi vaksin yang ada seperti Sinovac maupun AstraZeneca.
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Dapat Menular Hanya 5 Sampai 10 Detik Berpapasan, Ciri Gejalanya Mirip Flu
"Belum ditemukan bukti yang cukup ya bahwa varian Delta ini kemudian menyebabkan terjadinya pengurangan dari efikasi vaksin," kata dr. Nadia.
Gejala Varian Delta:
- Sakit perut
- Hilangnya selera makan
- Muntah
- Mual
- Nyeri sendi
- Gangguan pendengaran
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Pilek Demam
Jika Anda mengalami gejala-gejala COVID-19, sebaiknya segera lakukan Isolasi Mandiri.
Dalam Instagram resminya Kementerian Kesehatan dituliskan bahwa isolasi mandiri dilakukan selama 10 hari sejak dinyatakan terjangkit COVID-19.
Jika tidak berkurang, tambahkan waktu isolasi selama 3 hari hingga Anda terbebas dari gejala demam dan gangguan pernapasan.
Baca juga: INILAH Ciri-ciri Covid Varian Delta dan Gejala Covid-19 Paling Umum, Kenali Gejala Awal Covid Delta
Dikutip dari Instagram @kemenkes_ri, berikut ketentuan melakukan Isolasi/Karantina Mandiri:
- Ventilasi dan pencahayaan yang baik
- Kamar mandi terpisah, tetapi jika tidak teredia lakukan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh
- Kamar tidur terpisah
- Hindari kontak dengan orang lain serta tidak bepergian dan tidak menerima tamu
- Gunakan masker dengan benar
- Cuci tangan dengan sabun
- Jaga jarak
- Disinfeksi/bersihkan permukaan dengan disinfeksi secara berkala
- Tangani sampah dengan hati-hati
- Gunakan alat tersendiri (makan/minum/mandi)
- Pemantauan harian gejala
- Berkoordinasi dengan puskesmas
- Jika muncul gejala yang semakin parah segera lapor petugas
- Orang yang merawat harus tetap memperhatikan protokol kesehatan 3M.
Untuk mengatasi agar virus tidak terus tersebar, WHO juga menyarankan agar masyarakat mau melakukan vaksin.
Dikutip dari who.int, Vaksin berguna untuk mengatasi penularan terus terjadi, namun masyarakat dianjurkan juga untuk terus mengenakan masker, membersihkan tangan, memastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan, menjaga jarak secara fisik, dan menghindari keramaian.
Dikutip dari Instagram @kemenkes_ri, selain virus corona jenis baru varian delta, masyarakat juga perlu mewaspadai varian B.1.1.7 atau varian Inggris dan varian B.1.3.5.1.
Tingkat penularan dari varian baru Covid-19 di Indonesia mencapai 36 hingga 75 persen.
Maka Kementerian Kesehatan menghimbau agar masyarakat mengurangi mobilitas dengan tetap berada di rumah dan mematuh aturan protokol kesehatan yang berlaku.
Baca juga: INI GEJALA Awal Covid Delta/Ciri-ciri Covid Varian Baru, Jangan Abaikan Hilang Selera Makan & Pilek
Apa Itu Anosmia, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Selain soal ciri-ciri Covid varian Delta dan ciri-ciri atau gejala Covid-19 secara umum, dan gejala awal Covid Delta, simak juga informasi penting lainnya.
Anosmia adalah kondisi di mana hidung tidak bisa merasakan bau atau kehilangan indera penciuman.
Anosmia kerap dijumpai pada pasien yang terkena Covid-19.
Namun bukan berarti anosmia hanya dialami oleh pasien Covid-19.
Selain infeksi virus Covid-19, anosmia juga bisa disebabkan oleh hal-hal lain.
Lalu apa saja penyebab anosmia? Berikut penjelasannya.
Penyebab anosmia
Menurut ahli THT Raj Sindwani, anosmia bisa terjadi karena bawaan atau didapat.
Anosmia bawaan terjadi sejak lahir, sedangkan anosmia didapat terjadi karena penyebab tertentu seperti trauma kepala.
"Trauma frontal atau trauma kepala bisa menyebabkan trauma atau cedera geser yang mengakibatkan kerusakan pada saraf penciuman,” ucap Sindwani.
Berikut adalah penyebab hilangnya fungsi indra penciuman:
- penyakit parkinson
- penuaan
- polip hidung
- tumor hidung atau otak.
Baca juga: LENGKAP Ciri-ciri Covid Varian Delta dan Gejala Covid-19 Paling Umum, Kenali Gejala Awal Covid Delta
Tidak berbeda jauh, dilansir dari WebMD, penyebab anosmia bisa terkait gangguan pernapasan sampai kerusakan saraf, antara lain:
- Hidung tersumbat karena pilek, alergi, atau infeksi sinus
- Polip hidung atau pertumbuhan benjolan di hidung dan sinus
- Cedera pada hidung dan saraf karena operasi atau benturan di kepala
- Efek samping obat tertentu seperti antibiotik, antidepresan, antiperadangan, obat jantung, dll.
- Penurunan fungsi indra penciuman karena pertambahan usia
- Efek samping terapi radiasi untuk kanker kepala dan leher
- Kondisi medis seperti penyakit alzheimer, parkinson, multiple sclerosis, kurang gizi, gangguan hormon
- Penyakit anosmia bawaan
Ketika mengalami kehilangan fungsi indra penciuman, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk memastikan kondisi Anda.
Dokter akan merekomendasikan perawatan yang paling tepat untuk mengatasi anosmia.
Perawatan tersebut disesuaikan dengan penyebab mendasarnya.
Berikut beberapa cara mengatasi anosmia baik dengan obat atau secara alami:
Obat Anosmia
Melansir Healthline, jika anosmia disebabkan pilek atau alergi, dokter biasanya tidak memberikan obat khusus karena gangguan kesehatan ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Jika gejala tak kunjung membaik setelah beberapa hari, periksakan diri ke dokter.
Penggunaan obat dekongestan dan antihistamin dapat mengatasi hidung yang tersumbat terkait pilek, flu, sampai alergi.
Dokter juga akan meresepkan antibiotik untuk mengobati anosmia karena karena infeksi bakteri.
Terapi indra penciuman Selain penggunaan obat, cara alami yang bisa digunakan untuk mengobati anosmia adalah dengan terapi indra penciuman.
Terapi ini belakangan jamak direkomendasikan untuk mengatasi anosmia karena cedera kepala dan infeksi virus.
Sejumlah penelitian menunjukkan, terapi indra penciuman efektif merangsang mekanisme pemulihan alami tubuh yang tidak peka bau.
Terapi indra penciuman untuk anosmia ini menggunakan minyak esensial untuk memicu respons sensorik.
Beberapa jenis minyak esensial yang digunakan memiliki aroma tajam seperti kayu manis, vanita, jeruk, dan pisang.
Baca juga: Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Delta dengan Flu Biasa, Sama-sama Alami Pilek dan Batuk
Operasi Anosmia terkait penyumbatan saluran pernapasan seperti polip, tumor, atau kelainan bentuk tulang di dalam hidung terkadang tidak bisa disembuhkan dengan obat.
Dokter, umumnya merekomendasikan operasi pengangkatan polip, tumor, atau tindakan bedah untuk mengatasi kelainan bentuk tulang di dalam hidung.
Setelah saluran pernapasan tersebut lapang tanpa sumbatan, penderita bisa kembali mencium bau.
Setop merokok
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi anosmia adalah berhenti merokok.
Kebiasaan merokok dapat memperparah kondisi anosmia. Pasalnya, rokok dapat menumpulkan kepekaan beragam indra, termasuk penciuman.
Setelah diberi perawatan yang tepat, penderita yang mengalami anosmia bisa merasakan bau.
Itulah tadi informasi seputar ciri-ciri Covid varian Delta dan ciri-ciri atau gejala Covid-19 secara umum, dan gejala awal Covid Delta, dan informasi penting lainnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemenkes Ungkap Varian Delta Ditemukan Hampir di Semua Kota di Pulau Jawa.