Berita Penajam Terkini
Antisipasi Penyebaran Penyakit Malaria, Dinkes PPU Bagikan 5500 Kelambu Kepada Warga
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang dapat menyebar melalui gigitan nyamuk.
TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM- Malaria adalah penyakit infeksi menular yang dapat menyebar melalui gigitan nyamuk.
Penyakit ini juga dapat menyebabkan demam tinggi dan menggigil bahkan dapat mengakibatkan seorang menunggal dunia.
Melalui data yang dihimpun oleh Kementrian Kesehatan RI, data tren kasus malaria dan jumlah penderita malaria (Annual Parasite Incidence/API).
Kabupaten/kota endemis tinggi masih terkonsentrasi di wilayah timur Indonesia seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Baca juga: Tangani Kasus Penyakit Malaria, Pemkab Paser Gandeng PPU dan Tabalong Kalimantan Selatan
Ternyata, di Indonesia bagian tengah daerah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi salah satu-satunya daerah atau kabupaten, yang memiliki endemis tinggi selain di luar wilayah Indonesia Timur.
Dalam upaya Pemerintah Kabupaten PPU dalam menangani persoalan penyakit malaria Dinas Kesehatan (Dinkes) PPU, pada tahun ini telah membagikan sebanyak 5,500 lembar kelambu anti malaria secara gratis untuk warga yang tinggal di wilayah endemis malaria.
Anggota Pengelola Program Malaria Dinkes PPU Ponco Waluyo menjelaskan, bahwa bantuan 5.500 lembar kelambu tersebut adalah bantuan dari kementerian Kesehatan (Dinkes).
"Dapat bantuan kelambu dari pusat, tahun 2020 kemarin ada 15,000, kemudian tahun ini hanya 5,500 lembar kelambu, penyalurannya ke setiap daerah melalui Global Find," ujar Ponco, Minggu (4/7/2021).
Dikatakan Ponco, penyaluran kelambu anti malaria tahun ini hanya difokuskan di wilayah Kecamatan Sepaku, Kelurahan Sotek dan Kecamatan Penajam.
Melalui data Dinkes PPU, tercatat sebanyak 470 kasus sejak Januari hingga Mei 2021.
Terlebih Kecamatan Sepaku yang nanntinya akan menjadi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru menjadi wilayah endemis malaria.
Baca juga: Cegah Penyakit Malaria, Pemkab Paser Akan Lakukan Pemeriksaan yang Bekerja di Hutan
Pihaknya mengatakan akan melakukan survei migrasi.
"Fokus kelambu di Kecamatan Sepaku, kemudian yang paling penting adalah saat pengerjaan pembangunan IKN nantinya harus dilakukan survei migrasi.
Setiap orang masuk dan keluar di areal IKN harus periksa malaria," pungkasnya. (*)