Virus Corona
Awalnya Dikira Flu Biasa, Kakak Adik Meninggal Dunia Terpapar Covid-19 Kini Keluarganya di Isolasi
Petugas gugus tugas Kota Tasikmalaya langsung melakukan tes swab dan mengevakuasi kedua jenazah dengan hasil positif Covid-19 bersama seluruh keluarga
TRIBUNKALTIM.CO - Kakak beradik A (51) dan Y (45) meninggal dunia, saat sedang menjalani isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19.
Warga Kampung Cipapagan, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, meninggal dunia, Sabtu (3/7/2021), meninggal hanya berselang satu jam.
Awalnya sang adik yang berjenis kelamin laki-laki, Y meninggal sekitar pukul 14.00 WIB.
Kemudian menyusul kakak perempuannya sekitar pukul 15.00.
Adik dan kakak kandung ditemukan tewas positif Covid-19 saat mengira sakit flu biasa di rumahnya.
Baca juga: DPW GP Ansor Kaltim Akui Berperan Penanganan Covid-19, Bentuk Tim Satgas Maret Tahun Lalu
Petugas gugus tugas Kota Tasikmalaya langsung melakukan tes swab dan mengevakuasi kedua jenazah dengan hasil positif Covid-19 bersama seluruh keluarga lainnya.
"Saya lapor ke Pak Lurah beberapa kali enggak ada tanggapan, akhirnya saya lapor ke anggota dewan baru ada pada ke sini," jelas Ketua RW 05 Kelurahan Sirnagalih, Edi Junaedi kepada wartawan di lokasi kejadian, Minggu (4/7/2021) dini hari dilansir dari Kompas.com
"Awalnya keluarga itu mengira sakit meriang biasa flu, setelah meninggal dengan selang satu jam adik kakak itu, dites swab hasilnya positif semua. Di rumah itu ada 6 orang semuanya," tuturnya.
Edi meminta dengan kejadian ini semua masyarakat yang kontak erat dengan kedua korban untuk dites massal.
Sehingga, pihaknya nanti mengetahui mana warga yang positif dan tidaknya untuk kebaikan lebih banyak masyarakat.
"Jadi kita tahu mana yang positif dan meminta yang kena isolasi mandiri sesuai prokes. Kalau seperti ini, warga yang positif masih bebas berkeliaran, kasihan yang lain,
"Sekarang itu, terbalik, warga yang sehat isoman karena takut, sedangkan warga yang positif bebas berkeliaran di kampung-kampung," kata Edi.
Baca juga: Resmi, Daftar Harga 11 Obat Covid-19 di Masa PPKM Darurat, Ivermectin Cuma Rp 7.500, Polisi Awasi
Kedua korban di kampungnya tersebut, lanjut Edi, semula seluruh keluarganya mengira tak terkena corona dan hanya sakit musiman saja.
Mereka berbaur dengan tetangga dan masyarakat lainnya tanpa protokol kesehatan terutama tak memakai masker.
Kondisi seperti ini, menurutnya sangat berbahaya bagi masyarakat karena penyebaran Covid-19 akan cepat dan warga positif tentunya akan semakin membludak.
"Ini di kampung kami dan kampung lainnya pasti akan sama kejadiannya, soalnya selama ini enggak ada petugas tracing yang melakukan pengecekan warga terpapar. Kedua korban usianya 51 dan 40 tahun," ungkapnya.
Setelah evakuasi kedua korban yang meninggal, kata Edi, keluarga korban lainnya yang tinggal satu rumah dan dinyatakan positif tes swab antigen langsung dibawa ke rumah sakit untuk isolasi.
Meski demikian, pihaknya meminta pemerintah bergerak cepat melakukan tracing masal terutama di wilayah perkampungan.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Bontang, Kelurahan Belimbing Wajibkan Karantina Bagi Pendatang
"Iya, kami minta di-swab massal," jelasnya.
Pasien isolasi mandiri juga harus menjaga daya tahan tubuhnya.
Orang yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang biasanya akan diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
Tidak hanya sekedar menjaga agar tidak menularkan virus kepada orang lain, pasien isolasi mandiri juga harus menjaga daya tahan tubuhnya.
Selain obat dari dokter, pasien isolasi mandiri juga perlu menambah asupan dengan vitamin agar daya tahan tubuh dapat segera pulih.
Dilansir dari Kompas.com, penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Pasar Kemis, dr Kiki Maharani, SpPD mengenai vitamin yang dibutuhkan tubuh selama masa isolasi mandiri.
Vitamin yang cukup bagi tubuh orang umumnya hanya vitamin C dan vitamin D, bagi pasien isolasi mandiri membutuhkan asupan vitamin yang lebih banyak.
"Vitamin untuk isolasi mandiri sebenarnya yakni antioksidan seperti vitamin C, vitamin D atau vitamin E. Namun tetap menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh," jelas dr Kiki kepada Kompas.com, Sabtu (26/6/2021).
Dosis vitamin pada orang yang positif Covid-19 jauh berbeda dari pada orang biasa. Seperti dosis vitamin C pada orang biasa dapat mencukupi kebutuhan harian dengan 1 kali 500 mg.
"Berbeda untuk pasien Covid-19, dosis vitamin C bisa dua kali 500 mg, atau vitamin D dengan ukuran 1000 IU. Dosisnya saja yang berbeda," ujarnya.
Baca juga: Berantas Penularan Covid-19, Rutan Tanah Grogot dan Pemkab Paser Gelar Vaksinasi Massal 701 WBP
Pentingnya Probiotik Pasien Covid-19 tidak hanya membutuhkan vitamin yang cukup, probiotik juga penting untuk proses pemulihan pasien isolasi mandiri.
Dr Kiki menjelaskan probiotik bekerja pada usus. Sehingga penting prebiotik untuk menjaga daya tahan tubuh khususnya pencernaan. Probiotik berfungsi untuk mempertahankan flora usus dari infeksi yang dapat ditimbulkan oleh virus Covid-19.
Hal ini karena virus corona tidak hanya menyebar melalui udara, namun juga dapat mengontaminasi makanan sehari-hari.
"Saat kita makan, makanan kita bisa saja dihinggapi virus, kemudian virus masuk ke dalam saluran pencernaan. Itu juga menjadi penyebab terkadang orang positif Covid-19 mengalami mual atau muntah bahkan diare," jelas dr Kiki.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kakak Adik Positif Covid-19 Meninggal di Rumahnya, Awalnya Mengaku Sakit Flu Biasa