Agustus Mendatang, BRGM Targetkan Rehabilitasi Mangrove di Kaltara Berjalan
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Mahakam Berau menyusun rancangan teknis
TRIBUNKALTIM.CO - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Mahakam Berau menyusun rancangan teknis rehabilitasi mangrove yang akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan rehabilitasi di Kalimantan Utara (Kaltara).
Kaltara merupakan salah satu dari 9 provinsi target rehabilitasi mangrove BRGM.
Tahun ini, luas area mangrove yang akan direhabilitasi sekitar 3.635 hektare dari 83.000 hektare target nasional.
"Kami targetkan kegiatan rehabilitasi mangrove di Kalimantan Utara dapat dilaksanakan pada bulan Agustus 2021," ujar Kepala Kelompok Kerja Perencanaan Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove BRGM, Ir, Noviar, M.B.A. saat paparan Sosialisasi Percepatan Rehabilitasi Mangrove Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (8/7/2021).
Baca juga: Rehabilitasi Mangrove BRGM Perlu Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Kaltim
Kegiatan rehabilitasi mangrove BRGM menggunakan pendekatan padat karya.
Bentuknya berupa penanaman bibit mangrove dengan pola tanam murni, silvofishery, rumpun berjarak dan pengayaan.
Pendekatan ini menempatkan masyarakat sebagai aktor penting dalam kegiatan rehabilitasi mangrove.
Selain itu, menurut Kepala Kelompok Kerja Partisipasi dan Kemitraan BRGM Muhammad Yusuf, S.Si., M.Si., masyarakat juga merupakan ujung tombak keberhasilan rehabilitasi mangrove di tingkat tapak, karena masyarakat berinteraksi langsung dengan ekosistem mangrove.
Hal itulah yang juga melatarbelakangi BRGM mengembangkan rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat.
Basis pelaksanaan ini juga dapat memastikan keberlanjutan pemulihan ekosistem mangrove baik dari aspek biofisik, sosial, ekonomi maupun penguatan kelembagaan di desa.
Beranjak dari pemahaman ini, BRGM membentuk Desa Mandiri Peduli Mangrove.
"DMPM adalah kerangka kerja yang mengintegrasikan perlindungan dan pengelolaan ekosistem dengan pendekatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan," ujar M. Yusuf dalam paparannya.
Baca juga: BRGM Beber Banyak Hutan Mangrove Kaltara Berubah Jadi Tambak, Rp 1,5 T untuk Percepatan Rehabilitasi
BRGM juga akan melakukan pemberdayaan masyarakat.
Upaya pemberdayaan ini adalah untuk mengembangkan potensi ekonomi yang ada.