Berita Nasional Terkini

INILAH Pernyataan dr Lois Owien soal Corona yang Buat Heboh & Nasibnya Kini, Akan Dipanggil IDI

dr Lois Owien dipanggil IDI, inilah pernyataan dr Lois Owien soal Corona atau covid-19 yang membuat heboh.

Editor: Doan Pardede
Instagram Dr.Tirta
DIPANGGIL IDI - dr Lois Owen dipanggil IDI (Ikatan Dokter Indonesia). dr Lois Owen membuat heboh dunia maya karena menyebarkan informasi bahwa Covid-19 bukanlah disebabkan virus. Lihat pernyataan dr Lois Owien soal Corona atau covid-19 yang membuatnya akan dipanggi IDI. 

Melihat hal tersebut, Daeng mengungkapkan bahwa tidak ada laporan terkait kondisi pasien yang memburuk akibat interaksi obat.

"Tidak ada laporan pasien dengan Covid meninggal karena interaksi obat," ujar dia.

Unggahan dokter Tirta
Unggahan dokter Tirta.  dr Lois Owien dipanggil IDI, Simak pernyataan dr Lois Owien soal Corona atau covid-19 yang membuat heboh di dalam artikel. (Instagram @dr.tirta)

dr Lois Owien dipanggil IDI

Meski banyak hal yang masuk di akal sehat penjelasan dr Lois, namun Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia ( MKEK IDI) angkat bicara.

MKEK IDI segera mengambil tindakan untuk dokter Lois Owien terkait pernyataanya tentang Covid -19.

Pernyataan dokter Lois viral terkait Covid-19 setelah dirinya mengunggah pandanganya di beberapa media sosial miliknya.

Merespons pernyataan yang tidak sesuai dengan realita yang ada di lapangan, IDI bertindak cepat dengan memanggil dokter Lois.

"MKEK sedang panggil yang bersangkutan," ucap Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih kepada Kompas.com, Minggu (11/7/2021).

Dalam pernyataanya dokter Lois yang dikutip dari Instagram @dr.tirta mengatakan bahwa beberapa pasien yang diberikan antivirus, Azithromycin, Metmorfin, dan obat TB dapat menyebabkan Asidosis Laktat.

Asidosis laktat atau lactate acidosis sendiri merupakan kondisi tubuh yang memproduksi asam laktat yang berlebihan.

Kondisi ini terjadi saat tubuh melakukan metabolisme anaerob (kadar oksigen rendah).

Asidosis laktat dapat disebabkan oleh kanker, konsumsi alkohol yang berlebihan, gagal hati, gagal jantung, hipoglikemia dalam jangka waktu lama, sepsis, dan kelainan genetik, seperti MELAS.

Kapan interaksi obat bisa merugikan?

Lebih lanjut, Prof Zullies mengatakan interaksi obat dapat merugikan apabila suatu obat menyebabkan obat lain tidak berefek saat digunakan bersama, atau memiliki efek samping yang sama.

Seperti obat hidroksiklorokuin yang sempat diajukan sebagai terapi pengobatan pasien Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved