Virus Corona
Inilah Waktu yang Tepat Bagi Penyintas Covid-19 untuk Suntik Vaksin
Seseorang yang terinfeksi Covid-19 harus melakukan karantina terlebih dahulu selama dua pekan hingga dinyatakan pulih.
TRIBUNKALTIM.CO - Vaksin Covid-19 adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman.
Yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh sehingga seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit.
Apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut maka orang tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar dari tertular virus ataupun kemungkinan sakit berat.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga untuk Nakes Bulungan Datang Agustus Mendatang
Program vaksinasi yang diinisiasi pemerintah sangat penting untuk meningkatkan imunitas masyarakat demi mencapai kekebalan komunal (herd immunity) dalam melawan virus corona (Covid-19).
Namun bagaimana dengan mereka yang terinfeksi Covid-19, apakah boleh mendapatkan vaksinasi?
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa seseorang yang terinfeksi Covid-19 harus melakukan karantina terlebih dahulu selama dua pekan hingga dinyatakan pulih.
Setelah dinyatakan pulih, maka ia harus menunggu waktu selama 3 bulan sebelum mengikuti program vaksinasi Covid-19.
"Harus menunggu 3 bulan lagi setelah kita terinfeksi Covid-19," ujar Siti Nadia, dalam talk show live Instagram Elshinta, Selasa (13/7/2021) dilansir dari Tribunnews.com dengan judul Penyintas Covid-19 Harus Menunggu 3 Bulan Baru Bisa Divaksin
Baca juga: Meski Sudah Divaksin, 15 Nakes Puskesmas dan 24 Nakes RSUD PPU Terpapar Covid-19
Lalu bagaimana dengan mereka yang terinfeksi Covid-19 setelah memperoleh suntikan dosis pertama vaksin?
Siti Nadia menjelaskan bahwa mereka yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah mendapatkan dosis pertama vaksin, harus melakukan isolasi selama 2 minggu.
Kemudian setelah dinyatakan pulih, mereka harus menunggu selama 3 bulan, lalu melanjutkan program vaksinasi untuk mendapatkan dosis kedua dengan merek vaksin yang sama.
"Tapi kalau kemudian kita sudah mendapatkan dosis pertama, lalu kita terinfeksi, kita tunggu 3 bulan setelah dinyatakan sembuh atau selesai isolasi, itu kita bisa melanjutkan vaksinasi untuk dosis kedua ya," jelas Siti Nadia.
Ia kembali mengingatkan bahwa mereka tidak perlu mengulang vaksinasi dari dosis pertama.
"Ini tidak menambah (dosis vaksin) atau mengulang dari pertama," kata Siti Nadia.
Baca juga: Berbeda dengan Indonesia, 99,5 Persen Nakes Malaysia Kebal Covid-19 Usai Divaksin, Ini Penyebabnya
Kelebihan Vaksin Moderna
Menyikapi lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa pekan terahir, pemerintah memutuskan untuk memberikan vaksinasi ketiga bagi tenaga kesehatan.
Vaksinasi ketiga ini diberikan karena tenaga kesehatan dianggap berada di garda terdepan melawan Virus Corona.
Pemerintah akan menggunakan vaksin Moderna untuk vaksinasi ketiga tenaga kesehatan.
Lantas apa kelebihan vaksin Moderna sehingga digunakanuntuk vaksinasi ketiga.
Pemerintah memutuskan akan memberikan vaksinasi ketiga untuk tenaga kesehatan.
Vaksinasi ketiga ini diberikan khusus kepada mereka yang berjuang di garis depan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Untuk vaksinasi ketiga ini diputuskan pemerintah akan menggunakan vaksin Moderna.
Vaksinasi ketiga ini atau booster akan mulai dilakukan mulai pekan depan untuk 1,47 juta tenaga kesehatan.
Keputusan pemerintah itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/7/2021).
"Vaksinasi ketiga booster untuk tenaga kesehatan ini juga akan segera diatur oleh pak Menteri Kesehatan,oleh Kemenkes, dan ini diharapkan booster ini bisa dilakukan untuk 1,47 tenaga kesehatan yang tentunya diharapkan bisa meningkatkan tenaga kesehatan kita yang berada di front line," ujar Airlangga.
Baca juga: Ramai Vaksin Berbayar, Bupati Bulungan Syarwani Minta Masyarakat Ikuti Vaksinasi Gratis
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dikesempatan yang sama menuturkan, pihaknya telah melakukan diskusi dengan Badan POM dan ITAGI terkait program vaksinasi ketiga dan menghasilkan keputusa vaksinasi ketiga khusus nakes ini menggunakan vaksin Moderna.
"Kami juga sudah berdiskusi dengan BPOM dan ITAGI sebagai penasehat independen mengenai program vaksinasi ini dan sudah menyetujui vaksin ketiga akan diberikan menggunakan vaksin Moderna sehingga bisa memberikan kekebalan maksimal terhadap variasi-variasi mutasi yang ada," jelas Menkes Budi.
Rencananya vaksin asal produsen Amerika Serikat itu akan tiba di Tanah Air pada hari Minggu ini
"Vaksin Moderna ini rencananya akan datang di hari Minggu, dan diharapkan mulai minggu depan sudah bisa kita mulai," ucap mantan wamen BUMN ini.
Hasil Studi Vaksin Moderna Dapat Berikan Perlindungan Seumur Hidup
Sebuah studi terbaru menunjukkan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna dapat memberikan perlindungan seumur hidup terhadap Covid-19.
Melansir Daily Mail, para peneliti menemukan bahwa orang yang menerima satu di antara dua dosis suntikan yang menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA) memiliki respons kekebalan yang kuat dan terus menerus.
Terlebih lagi, vaksin menghasilkan antibodi penetralisir tingkat tinggi terhadap dua varian virus.
Artinya, penerima Pfizer dan Moderna dapat memiliki kekebalan yang bertahan lama, selama bertahun-tahun atau berpotensi seumur hidup mereka, dan bahkan mungkin tidak memerlukan booster.
Hal ini pertama kali dilaporkan oleh The New York Times.
Baca juga: Tak Bisa Tunjukkan Sertifikat Vaksin ke Petugas di Balikpapan, Warga Kukar Disuruh Putar Balik
"Ini pertanda baik terkati sebara tahan lama kekebalan kita dari vaksin ini," kata penulis utama Dr Ali Ellebedy, seorang ahli imunologi di Universitas Washington di St Louis kepada surat kabar itu.
Untuk penelitian yang diterbitkan pada Senin (28/6/2021) di jurnal Nature, tim merekrut 14 orang yang menerima kedua dosis vaksin Pfizer.
Di antara mereka, delapan orang sebelumnya telah terinfeksi Covid-19.
Para peneliti mengamati kelenjar getah bening, yang menghasilkan sejenis sel sistem kekebalan yang dikenal sebagai sel B memori.
Sel B memori mengunci permukaan patogen yang menyerang dan menandainya untuk dihancurkan oleh sel imun lainnya.
Mereka juga dapat beredar dalam aliran darah selama bertahun-tahun - bahkan puluhan tahun - dan sistem kekebalan dapat memanggil mereka jika ada infeksi lain.
Setelah seseorang terinfeksi Covid-19 atau divaksinasi, pusat germinal terbentuk di kelenjar getah bening, yang bertindak semacam 'kamp pelatihan' untuk sel B memori, menurut The Times.
Baca juga: Vaksinasi Mandiri Berbayar Ditunda, Berikut Penjelasan Kimia Farma Sebut Masih Lakukan Sosialisasi
Pusat ini membantu melatih sel B untuk mengenali urutan genetik virus serta varian apa pun dalam urutan ini.
Tim mengambil sampel dari kelenjar getah bening lima kali - pada tiga minggu, empat minggu, lima minggu, tujuh minggu dan 15 minggu setelah dosis pertama.
Hasil menunjukkan bahwa bahkan empat bulan, penerima memiliki pusat germinal yang sangat aktif dan jumlah sel B memori yang mengenali virus tidak berkurang.
Survei pejantan menemukan bahwa peserta juga mengembangkan antibodi penetralisir tingkat tinggi terhadap dua varian: varian Alpha, yang berasal dari Kent, dan varian Beta, yang berasal dari Afrika Selatan.
Para peneliti tidak meneliti efek vaksin terhadap varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, dan lebih menular daripada varian sebelumnya.
Meskipun penelitian ini hanya mengamati orang yang divaksinasi dengan Pfizer, Ellebedy mengatakan temuan tersebut dapat diterapkan pada Moderna karena kedua vaksin menggunakan teknologi yang sama.
Studi ini tidak melihat vaksin virus corona yang diproduksi oleh Johnson & Johnson, tetapi Ellebedy mengatakan kepada The Times bahwa dia tidak berpikir respons imun akan sekuat itu karena menggunakan teknologi yang berbeda.
Jika suntikan booster diperlukan untuk penerima J&J, dosis tambahan dapat menghasilkan efek yang sama seperti yang terlihat pada penyintas Covid-19 yang kemudian diimunisasi, yang berarti tingkat antibodi yang tinggi.
"Jika Anda memberi (sel memori B) kesempatan lain untuk terlibat, mereka akan memiliki respons besar-besaran," kata Ellebedy kepada The Times. (*)