Virus Corona di Kaltara
Antisipasi Learning Loss di Kalimantan Utara, Disdik Siapkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka atau PTM dirasa sangat penting bagi perkembangan pendidikan para siswa di Kalimantan Utara
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka atau PTM dirasa sangat penting bagi perkembangan pendidikan para siswa di Kalimantan Utara.
Dikarenakan, pelaksanaan belajar daring yang telah berlangsung selama satu tahun lebih, atau selama pandemi Covid-19 berpotensi mengakibatkan learning loss.
Beberapa daerah di Kaltara pun telah menyiapkan berbagai langkah penerapan pembelajaran tatap muka Terbatas.
Adapula daerah yang telah menerapkan pembelajaran tatap muka Terbatas dengan sistem buka tutup, menyesuaikan kasus Covid-19 di masing-masing wilayah.
Baca juga: Rachmawati Istri Gubernur Kaltara Zainal Paliwang Positif Covid-19: Saya Tidak Ada Gejala
Hal ini diungkapkan oleh stakeholder di Dinas Pendidikan tiap Kabupaten Kota dan Provinsi di Kaltara, dalam webinar kesiapan pembelajaran tatap muka terbatas tahun ajaran 2021/2022, Selasa (13/7/2021).
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulungan, Jamaluddin Saleh, pihaknya telah melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas di enam dari sepuluh kecamatan se-Kabupaten Bulungan.
Kali ini Disdikbud Bulungan bersama Satgas Covid-19, telah melakukan survei terkait kelayakan pembelajaran tatap muka di enam kecamatan
“Kami telah melaksanakan pembelajaran tatap muka di enam wilayah pada Mei lalu," ujar Kadisdikbud Bulungan, Jamaluddin Saleh.
Untuk empat kecamatan lainnya adalah
- Tanjung Palas
- Tanjung Palas Utara
- Dan Bunyu.
"Semuanya belum dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka karena situasi kasus Covid-19," katanya.
Tak hanya itu, guna mendukung pembelajaran tatap muka, pihaknya juga telah mendorong tenaga pendidik untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.
"Untuk di Bulungan, kami juga telah memvaksin guru-guru sebanyak 90 Persen, dan vaksin anak untuk usia 12 sampai 17 Tahun juga sudah dimulai," katanya.
Pelaksanaannya Ditunda
Namun demikian, pelaksanaan pembelajaran tatap muka kini harus ditunda, mengingat Bulungan masuk dalam wilayah yang menerapkan Pengetatan PPKM Mikro.
"Tetapi kondisi hari ini Kabupaten Bulungan, kami masih dalam pengetatan PPKM Mikro maka saat ini pembelajaran tatap muka kami tutup sementara," terangnya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung.
Menurut Kabid Pembinaan Dikdas Disdik Kabupaten Tana Tidung, Irdiansyah.
Pihaknya telah memerintahkan tiap sekolah untuk mengubah anggaran agar bisa mengakomodasi persiapan pembelajaran tatap muka.
Baca juga: Bagi yang Pernah Kontak Erat dengan Gubernur Kaltara Zainal Paliwang Segera Tes Pemeriksaan Covid-19
"Kami sudah perintahkan sekolah untuk mengubah anggaran sekolah untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka," ujar Irdiansyah.
Pihaknya pun telah menyiapkan standar operasional prosedur terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka, yang juga melibatkan instansi terkait lainnya.
"Kami juga sudah siapkan SOP terkait pembelajaran tatap muka ini, dan juga sudah bentuk Posko Pendidikan terdiri dari Satgas Covid, Dikdas, Dinkes, hingga Bappeda," katanya.
Memakai Sistem Buka Tutup
Iridiansyah melanjutkan pada Bulan April beberapa sekolah telah melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan sistem buka tutup hingga saat ini.
"Dan pada April lalu beberapa sekolah juga sudah menjalankan pembelajaran tatap muka," terangnya.
Adapun di Kabupaten Malinau pihak Dinas Pendidikan telah menyiapkan beberapa hal teknis terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka.
Diungkapkan Kasi Pembinaan Pendidik dan Tenaga Pendidikan SD Disdik Malinau, Paisal.
Baca juga: Gubernur Kaltara Zainal Paliwang dan Istri Dinyatakan Positif Covid-19, Isolasi Mandiri di Rumjab
Pihaknya mendorong digunakannya kurikulum pendidikan darurat di masa Pandemi Covid-19.
"Berdasarkan Surat Edaran Bupati untuk pembelajaran di masa pandemi, kami melaksanakan tatap muka dan belajar daring," ujar Paisal.
"Untuk yang pembelajaran tatap muka, prokes juga sudah kita jalankan, jarak antar bangku, dan jumlah siswa per kelas itu 18 orang utntuk SD dan SMP," katanya.
Menurutnya, yang terpenting dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pelayanan yang terbaik bagi para siswa.
"Baik pembelajaran tatap muka atau belajar daring, yang terpenting ialah pembelajaran siswa-siswa kita dapat terlayani, dan kami juga mendorong penggunaan kurikulum khusus di masa pandemi," tuturnya.
Digelar di Beberapa Kecamatan
Sementara itu Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Nunukan, Widodo mengatakan pihaknya telah melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas pada September 2020 lalu di beberapa kecamatan di Nunukan.
Menurutnya pelaksanaan belajar daring dirasakan tidak efektif dalam pembentukan karakter siswa.
"Kami menyadari pelaksanaan belajar daring, efektivitasnya patut dipertanyakan dalam hal pendidikan karakter, karena kita tidak bisa melihat respon dan ekspresi siswa," kata Widodo.
Sehingga pihaknya masih terus mengusahakan pembelajaran tatap muka dapat kembali dilaksanakan di Nunukan, dengan mempertimbangkan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka SD dan SMP di Tana Tidung pada 12 Juli 2021, tapi Ada Syaratnya
"Namun hari ini, kasus Covid-19 di Nunukan kembali naik, jadi melihat perkembangan kini, akhirnya kita juga tunda beberapa kecamatan yang akan laksanakan pembelajaran tatap muka," tambahnya.
Terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Tarakan, Kepala Dinas Pendidikan Tarakan Tajuddin Tuwo, mengungkapkan pihaknya telah membuka sekitar 50 Sekolah untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka.
"Di Kota Tarakan sudah ada beberapa sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas, kami ada 50 sekolah yang sudah diizinkan untuk pembelajaran tatap muka terbatas," kata Tajuddin.
Menurut Tajuddin, pihaknya memberlakukan pelaksanaan pembelajaran tatap muka secara ketat.
Salah satunya siswa harus mendapatkan izin orang tua untuk bisa mengikuti tatap muka.
"Ada 5 SMP yang sudah kita mulai, dan ada beberapa SD yang sudah pembelajaran tatap muka terbatas, dan hanya memperbolehkan siswa yang ada izin orang tua boleh masuk kelas," terangnya.
Disdikbud Kaltara Mendukung
Terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Kepala Disdikbud Kaltara Teguh Henri Sutanto mengungkapkan sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka.
"Konsep pembelajaran tatap muka terbatas itu sangat penting dilakukan, karena nyaris hampir satu tahun anak-anak kita tidak bertemu dengan gurunya," ujar Teguh Henri Sutanto.
Menurutnya dengan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka, maka kejenuhan yang selama ini dirasakan oleh siswa dan orang tua murid dalam pembelajaran daring dapat dihilangkan.
"Karena persoalan yang hari ini dirasakan itu, kejenuhan baik dari anak-anak maupun orang tua," katanya.
Baca juga: Jelang Pembelajaran Tatap Muka pada Juli, Guru SMAN 1 Tanjung Selor Mulai Divaksin Covid-19
"Bagi orang tua yang memahami pelajaran anaknya tentu tidak menjadi persoalan, tapi sebagian besar orang tua belum begitu memahami tugas yang diberikan oleh guru kepada anak-anaknya," tambahnya.
Terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka, pihaknya akan mengusulkan agar tiap sekolah menyediakan vitamin bagi siswa.
Tak hanya itu dirinya menekankan tentang pentingnya peran orang tua dalam mengantar jemput anaknya selama pembelajaran tatap muka berlangsung.
"Untuk nanti pembelajaran tatap muka, kami apresiasi usulan terkait penyediaan vitamin di sekolah bagi anak-anak," katanya.
Terkait pembelajaran tatap muka harus ada panduan teknis, seperti saat pulang sekolah siswa juga harus diperhatikan meskipun di sekolah ada pengawasan ketat.
"Jadi orang tua juga berperan antar jemput siswa, ini penting jangan sampai pembelajaran tatap muka ada masalah baru," tambahnya.
Pemetaan Wilayah Mana Saja
Lebih lanjut Teguh mengatakan, Disdikbud Kaltara kini telah memetakan wilayah mana saja yang dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Kami di Disdik Prov sudah petakan sekolah dan wilayah mana saja yang bisa menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas," katanya.
Seperti di Wilayah 1 atau daerah perkotaan itu kita tunda pembelajaran tatap mukanya.
Untuk Wilayah 2 atau pinggiran kota, itu bisa pembelajaran tatap muka, namun hanya 25 persen.
"Untuk Wilayah 3 atau remote area itu bisa laksanakan pembelajaran tatap muka 50 persen mengingat lokasinya sulit jaringan internet dan listrik," ucapnya.
Kendati mendukung penuh pembelajaran tatap muka, pihaknya tetap mengingatkan mengenai pesebaran kasus Covid-19 di Kalimantan Utara yang masih mengalami peningkatan.
"Tetapi tentu kita harus melihat perkembangan kasus Covid-19, karena hari ini pesebarannya semakin luas dan kasusnya semakin meningkat," tuturnya. (*)