Berita Nasional Terkini

Pengusaha Asal Samarinda Lawan Kartel Kremasi di Jakarta, Jusuf Hamka: Kami Layani 24 Jam

Pengusaha asal Samarinda itu memastikan Krematorium Cilincing, Jakarta Utara siap melayani permintaan warga 24 jam dengan harga terjangkau

TRIBUN KALTIM / NEVRIANTO HP
ORASI ILMIAH - Muhammad Jusuf Hamka jadi pembicara dihadapan ribuan wisudawan/i, serta tamu undangan pada upacara wisuda Diploma, Sarjana, Profesi dan Pascasarjana gelombang II, di Gor 27 September Unmul, Sabtu (29/6/2019). Kini, pengusaha asal Samarinda itu siap lawan kartel kremasi di Jakarta, Jusuf Hamka: Kami layani 24 jam. 

Kemudian oknum petugas itu berjanji akan mencarikan slot baru di tempat lain.

Tidak lama kemudian orang yang dimaksud kembali menelepon dan mengkabarkan dapat slot untuk lima hari mendatang di krematorium pinggir kota dengan tarif Rp 65 juta.

"Segera kami mengerti bahwa kartel telah menguasai jasa mengkremasi sanak family korban Covid-19 dengan tarif Rp 45 sampai Rp 65 juta," ucapnya.

Siapa Jusuf Hamka? Pengusaha Sukses Asal Samarinda

Muhammad Jusuf Hamka namanya, pria keturunan Tionghoa inilah yang membuat nasi kuning Samarinda semakin dikenal masyarakat luas.

Pria yang lama bermukim di Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Samarinda ini akhirnya kembali lagi ke kampung halamannya (Kalimantan Timur), setelah sekitar 10 tahunan tidak menginjakan kaki di Bumi Etam, 29 Juni 2019.

Nama Jusuf Hamka mencuat ke publik setelah dirinya membuka usaha nasi pojok halal, berupa sajian nasi kuning seharga Rp 3.000 di Jakarta, tempat dirinya saat ini bermukim.

"Dulu saya hanya tinggal di atas rakit, di sungai Mahakam. Hidup saya banyak ditempa, dilatih, untuk sabar, ulet dan disiplin di sungai Mahakam. Bahkan dulu, kalau mau makan itu harus pakai perahu dulu, saya dulu makan ikan yang suka makan kotoran manusia," ucapnya.

Perjalanan hidupnya pun naik turun, hingga saat ini berhasil dan menjabat sebagai Dirut PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.

Sejumlah jalan tol pun berhasil dibangun oleh perusahaanya di Jakarta.

Sebelum hijrah ke ibu kota, Jusuf pernah memiliki perusahaan Plywood di kawasan Bukuan, namun pada 1993 perusahaannya harus distop, yang membuat dirinya terpaksa merumahkan ribuan karyawannya.

Lalu dirinya ke Jakarta untuk mengadu nasib.

Nyaris 14 tahun dirinya tidak punya pekerjaan alias hanya luntang lantung.

Tahun 2008, dia diajak temannya berbisnis, namun gagal, hingga akhirnya pada 2012 dirinya memiliki saham di PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.

"Dulu saat sekolah mimpi saya hanya jadi tukang parkir. Dan, 2012 saya punya saham sedikit di perusahaan jalan tol, ini perusahaan dulunya milik keluarga Cendana," ungkapnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved