Mata Najwa
Curhat di Mata Najwa, Ini Permintaan Asep ke Pemerintah Soal PPKM Darurat: Rp 100 Ribu Saja Sulit
Tayangan program televisi Mata Najwa tadi malam, Rabu (21/7/2021) membahas mengenai penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM
TRIBUNKALTIM.CO - Tayangan program televisi Mata Najwa tadi malam, Rabu (21/7/2021) membahas mengenai penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darutat.
Acara televisi yang dipandu oleh Najwa Shihab di Trans 7 tersebut mengundang sejumlah narasumber, salah satunya warga 'korban' PPKM Darurat, yakni Asep Lutpi Suparman (23).
Asep Lutpi Suparman merupakan warga Tasikmalaya yang sempat jalani hukuman kurungan penjara selama tiga hari karena dianggap melanggar PPKM Darurat.
Di Mata Najwa, Rabu (21/7/2021), pedagang kopi asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu menceritakan alasannya memilih dipenjara tiga hari ketimbang membayar denda Rp 5 juta.
Kisah Asep ini sempat viral di media sosial karena ia enggan membayar denda PPKM Darurat beberapa waktu lalu.
Baca juga: Di Mata Najwa, Tidak Kompaknya Menteri Jokowi Terbongkar, Presiden Minta Pramono Klarifikasi Menko
Di hadapan Najwa Shihab, Asep mengaku penghasilannya yang kian menurun selama PPKM tak memungkinkannya membayar denda jutaan rupiah tersebut.
Hingga akhirnya, ia memilih masuk bui meski hanya selama tiga hari.
Dalam Mata Najwa, Asep mengaku sempat dimasukkan di sel isolasi yang kondisinya tak layak huni.
"Kondisi di penjara, saya sih ditempatkan awalnya mau dengan napi lain," ujar Asep.
"Tapi terkait prokes saya dikurung di sel isolasi, itu saya sendiri," seperti dilansir dari TribunWow.com berjudul Curhat di Mata Najwa, Asep Bongkar Alasan Pilih Dibui ketimbang Didenda PPKM: Rp 100 Ribu Aja Sulit.
Baca juga: Mata Najwa Semalam, Pramono Agung Sebut Jokowi Bisa Saja Susul Menterinya Minta Maaf
"Yang namanya sel isolasi tidak layak ditempati."
Asep lantas mengungkapkan alasannya enggan membayar denda PPKM.
Sebagai pedagang kecil, Asep menyebut uang Rp 5 juta terbilang besar untuknya.
Bahkan, uang jutaan rupiah itu tak bisa didapatkannya meski berjualan kopi tiga hari berturut-turut.
"Iya saya memilih kurungan tiga hari itu karena denda Rp 5 juta itu besar, saya enggak bisa bayar," katanya.
Baca juga: SEDANG BERLANGSUNG Mata Najwa Live Trans7, Pakar Kebijakan Publik Beberkan Kunci Penangan Covid-19
"Karena pendapatan saya aja untuk waktu tiga hari enggak mungkin sampai segitu, apalagi di masa PPKM."
Setelah bebas, Asep kembali ke kegiatannya berjualan kopi di pinggir jalan.
Selama PPKM, menurut Asep, kedai kopinya jauh lebih sepi jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.
"Alhamdulillah sudah buka tapi hanya melayani take away sama delivery order," ucap Asep.
"Hikmahnya ada sih cuma saya naik penjualan pas dibantu anak-anak komunitas dengan cara mereka live di media sosial."
Baca juga: LIVE Mata Najwa di Trans7 Malam Ini, Masyarakat Diminta Bersabar, Singgung soal Prokes hingga Bansos
"Untuk di masa PPKM kalau boleh jujur saya di hari Senin sampai Jumat pendapatan enggak tentu."
"Sehari paling banyak 10 cup, beda sama sebelum masa PPKM. Sebelum PPKM saya bisa dapat 800 sampai 1 juta lebih."
"Sekarang dapat 100 sampai 200 ribu aja sulit," lanjutnya.
Seusai kurungan penjara yang dialaminya, Asep berharap pedagang kecil diberi keringanan selama PPKM berlangsung.
"Kalau menurut saya dari kebijakan pemerintah bisalah diberi kelonggaran untuk pedangang yang jualannya di sisi jalan."
Baca juga: Mata Najwa Malam Ini, Masyarakat Diminta Bersabar Situasi Sedang Darurat
"Bisalah untuk makan di tempat dengan kapasitas dikurangi dan prokes diperketat," katanya menyudahi.
Sempat Kaget
Di sisi lain, sebelumnya Asep menjalani tiga hari kurungan penjara di Lapas Tasikmalaya.
Pria 23 tahun itu mengaku tak menyangka harus dipenjara di lapas.
Pasalnya, ia mulanya menduga bakal dikurung di Polres atau Polsek setempat.
Baca juga: Jadwal Acara TV Hari ini Rabu 21 Juli 2021, Trans 7 Ada Mata Najwa dan Sinetron Ikatan Cinta di RCTI
"Saya kaget, ya kaget. Saya kira ditahannya di Polsek atau Polres, tapi ternyata saya ditahannya di Lapas. Tapi saya siap," jelas Asep, dikutip dari Kompas.com, Kamis (16/7/2021).
Meski kaget, Asep mengaku siap dikurung di mana pun.
Pasalnya, ia tak punya cukup uang untuk membayar denda.
"Saya sudah siap dengan risiko menjalani kurungan tiga hari," katanya.
"Daripada harus bayar denda Rp 5 juta yang tidak terbayang dari mana dapatnya, ya sudah memilih dikurung."
Baca juga: Di Mata Najwa, Ridwan Kamil Bongkar 3 Kategori Warga Soal Covid-19, Indonesia Kebanyakan Kelompok 2
Asep diantarkan ayahnya, Agus Suparman (56) saat mendatangi Lapas Tasikmalaya.
Tampak, Agus hanya terdiam sambil menahan tangis saat mengantar anaknya untuk dipenjara.
Ia pun mengaku tak menyangka Asep bakal memilih dipenjara ketimbang membayar denda.
"Saya sedih, prihatin, tapi sekaligus bangga dengan sikap Asep yang bertanggungjawab mengakui kesalahan dan memilih dikurung," kata Agus, dikutip dari TribunJabar.id, Kamis (16/7/2021).
Agus memaklumi anaknya memilih dipenjara ketimbang bayar denda karena tak memiliki uang.
Baca juga: LIVE TRANS 7 Mata Najwa Malam Ini: Dilema Negeri +62, Apa Kata Ustadz Dasad Latif?
Kata dia, uang sebesar Rp 5 juta terbilang besar untuk Asep.
"Tapi setelah mendengar penjelasan dia, saya dan ibunya Asep akhirnya memaklumi," kata Agus.
"Uang Rp 5 juta di mata anak saya tergolong besar, dari mana mau mencarinya." (*)