MotoGP

Mengapa MotoGP tak Bisa Main di Olimpiade, Berikut Fakta-faktanya

banyak timbul pertanyaan mengapa MotoGP tak masuk dalam cabang olahraga (Cabor) Olimpiade.

Tiziana FABI / AFP
Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Spanyol Maverick Vinales, pembalap Spanyol Repsol Honda Team Marc Marquez, pembalap Spanyol Tech3 KTM Factory Racing Iker Lecuona dan pembalap Italia Petronas Yamaha SRT Valentino Rossi bersaing selama sesi kualifikasi menjelang Grand Prix Moto GP Italia di Lintasan balap Mugello di Scarperia e San Piero pada 29 Mei 2021. Terjawab sudah pertanyaan mengapa MotoGP tak dipertandingkan di Olimpiade 

TRIBUNKALTIM.CO - Gelaran Olimpiade Tokyo 2021 kini tengah bergulir.

Para atlet dari berbagai cabang olahraga (Cabor) berlomba untuk menjadi yang terbaik

Namun banyak timbul pertanyaan mengapa MotoGP tak masuk dalam cabang olahraga (Cabor) Olimpiade.

Dari berbagai gelaran Oilmpiade, MotoGP memang tak pernah dipertandingkan di Olimpiade.

Ternyata ada beberapa fakta terkait kondisi tersebut. 

Baca juga: Pimpin Klasemen MotoGP 2021, Fabio Quartararo Ingin Lepas dari Bayang-bayang Valentino Rossi

Sebelumnya, mantan presiden International Olympic Committee (IOC), Jacques Rogge, mengatakan alasannya.

Dia merasa, F1 dan MotoGP tidak layak masuk Olimpiade.

Olimpiade diadakan untuk menguji sebara kuat dan tangguhnya seorang atlet, bukan berdasarkan pada kualitas mesin.

Namun dilansir dari laman Tuttomotoriweb, alasan utama mengapa F1 maupun MotoGP tak masuk dalam cabang olahraga di Olimpiade karena tak memenuhi kriteria filosofi.

"Faktanya, olahraga motor (MotoGP dan F1) tidak memenuhi prinsip dasar yang mendasari Olimpiade: bersaing dengan kesetaraan," tulis dari analisis dari Tuttomotoriweb., sebagaimana dilansir dari Tribunnews dalam artikel berjudul MotoGP Tak Bisa Masuk Olimpiade, Alasannya Gegara Tak Penuhi Filosofi Kejuaraan 

Memang benar F1 dan MotoGP menuntut sejauh mana kemampuan dan skill yang dimiliki oleh seorang pembalap.

Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa faktor mesin dalam setiap pebrikan memiliki kelebihan dan keunggulannya masing-masing.

Faktor kesetaraan inilah yang dimaksud. Sebagai contoh keil ialah bagaimana Desmosedici milik Ducati memiliki top speed yang 'ugal-ugalan'.

Beda halnya dengan M1 milik Yamaha, meski kalah cepat namun memiliki akselerasi yang bagus ketika menikung.

Meskipun demikian, 'jalinan kasih' F1, MotoGP dengan Olimpiade bukan merupakan hal yang tak mungkin.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved