Pilar Terpenting Dalam Perekonomian, Pemerintah Dorong UMKM Go Digital dan Go Global

Pemulihan ekonomi di Indonesia terus berlanjut dengan mendapat dukungan dari konsumsi pemerintah yang mendorong perbaikan pada konsumsi rumah tangga d

Editor: Diah Anggraeni
ekon.go.id
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pemulihan ekonomi di Indonesia terus berlanjut dengan mendapat dukungan dari konsumsi pemerintah yang mendorong perbaikan pada konsumsi rumah tangga dan investasi.

Membaiknya permintaan domestik telah direspons dengan peningkatan aktivitas produksi di berbagai sektor usaha.

Pemerintah juga terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan efektivitas dalam penanganan Covid-19 agar dapat terus mendorong terjadinya perbaikan aktivitas ekonomi.

Baca juga: Airlangga Pastikan Obat-obatan dan Oksigen untuk Luar Jawa-Bali Masih Aman

Pulihnya permintaan global yang diikuti dengan meningkatnya harga komoditas telah membuat neraca perdagangan mengalami surplus secara konsisten.

Surplus neraca perdagangan tersebut mendorong neraca pembayaran mengalami surplus.

Selain itu, dari sisi investasi juga terjadi peningkatan.

Pada masa pandemi ini, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang terdampak secara negatif, namun dari sisi positifnya terdapat akselerasi pemanfaatan teknologi digital serta meningkatnya keterlibatan UMKM dalam pasar digital.

Untuk membantu dan mendukung UMKM menghadapi dampak pandemi Covid-19, pemerintah telah mengeluarkan bantuan insentif fiskal dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Pada tahun 2020, realisasi dukungan untuk UMKM telah mencapai Rp 112,26 triliun.

Dengan mempertimbangkan fluktuasi pertumbuhan ekonomi dan guna mendukung UMKM untuk terus berkembang, alokasi anggaran yang disediakan bagi UMKM dan korporasi pada tahun 2021 yakni sebesar Rp 171,77 triliun.

"Sebagaimana yang telah kita pahami bersama, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Event Digital Tribun Webinar dengan tema Solusi Bisnis Andalan Kita: dari Lokal menjadi Global, Tingkatkan Potensi Usaha Kecil Indonesia di Pasar Global, Kamis (29/7/2021) di Jakarta.

Baca juga: Airlangga: Aplikasi PeduliLindungi, Upaya Pemerintah Terus Mengendalikan Laju Covid-19

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia yakni memiliki kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja serta dapat menghimpun sampai 60,42 persen dari total investasi.

Namun demikian, kemampuan ekspor UMKM masih terbatas sekitar 14,37 persen dari total ekspor serta pemanfaatan e-commerce juga masih rendah yaitu sekitar 21 persen.

Berdasarkan data eksportir tahun 2020, terdapat eksportir UKM sebanyak 12.234 perusahaan atau 83,3 persen dari total eksportir dengan nilai ekspor sebesar USD 5,3 miliar.

Secara umum, potensi ekspor UMKM masih didominasi oleh produk-produk seperti aksesori, batik, kriya, fashion, serta makanan dan minuman olahan.

Walaupun UMKM siap melakukan ekspor tetapi masih mengalami berbagai kendala seperti minimnya pengetahuan pasar luar negeri, konsistensi kualitas dan kapasitas produk, sertifikasi, hingga kendala logistik.

"Pemerintah terus berupaya untuk membantu UMKM agar dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Kementerian, lembaga dan para pihak terkait lainnya telah meluncurkan Program Penciptaan 500 Ribu Eksportir Baru hingga tahun 2030," ujar Menko Airlangga.

Pemerintah juga telah meluncurkan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang bertujuan untuk mendorong digitalisasi (onboarding) bagi UMKM offline serta mendorong national branding produk UMKM unggulan pada berbagai marketplace.

Selain itu, gerakan ini juga diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk UMKM.

Pemerintah juga menyambut baik terhadap seluruh upaya untuk meningkatkan kemampuan UMKM menembus pasar global seperti:

1. "Kreasi Nusantara, From Local to Global" yang memfasilitasi penjualan produk lokal ke Malaysia dan Singapura;

2. "BukaGlobal" yang memfasilitasi pembelian produk lokal oleh para customer dari Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, dan Taiwan; dan

3. "ASEAN Online Sale Day" yang bertujuan meningkatkan transaksi lintas batas e-commerce di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, pemerintah menugaskan secara khusus kepada LPEI/Eximbank untuk mendukung pembiayaan ekspor bagi UKM yang berorientasi ekspor dengan alokasi sebesar Rp 500 miliar untuk disalurkan oleh LPEI/Eximbank.

Dalam UU Cipta Kerja, pelaku UKM saat ini juga didorong untuk memanfaatkan peluang kemitraan dengan usaha besar.

Dalam hal ini, pemerintah memfasilitasi kemitraan usaha menengah dan besar (UMB) dengan usaha mikro dan kecil (UMK), termasuk koperasi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan level usaha dari pelaku UMK dan Koperasi.

"Pemerintah telah memberikan dukungan kebijakan bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspansi global. Berbagai upaya dan program peningkatan ekspor UMKM yang telah diinisiasi oleh pemerintah dengan dukungan pihak swasta tersebut perlu terus diperkuat dan disinergikan oleh berbagai pihak," tutup Menko Airlangga.

Baca juga: Menko Airlangga: Modernisasi Koperasi agar Adaptif dan Berdaya Saing

Turut hadir dalam webinar tersebut, Managing Director HP Indonesia Fiona Lee, Print Consumer Market Development Manager HP Indonesia Aditya Suryadinaga, Founder of Suwe Ora Jamu Nova Dewi Setiabudi. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved