Virus Corona

Tata Cara Isolasi Mandiri di Rumah Jika Anggota Keluarga Terpapar Covid-19, Pakai WC Terpisah

Meningkatnya angka kasus positif Covid-19, membuat sejumlah pihak rumah sakit kewalahan menerima pasien, isolasi mandiri jadi pilihan

Editor: Heriani AM
Grid.ID
Ilustrasi isolasi mandiri. Anda bisa mengenali gejala Covid-19 dengan deteksi dini, sebelum akhirnya melakukan pemeriksaan antigen atau PCR. 

TRIBUNKALTIM. CO - Meningkatnya angka kasus positif Covid-19, membuat sejumlah pihak rumah sakit kewalahan menerima pasien.

Bahkan, ada di antaranya rumah sakit yang sudah tidak dapat lagi menampung pasien karena membludaknya kasus positif Covid-19.

Namun demikian, tidak semua yang terpapar positif Covid-19 harus dirawat, ada juga yang harus menjalani isolasi mandiri, dan tidak semua pasien harus menjalani isolasi mandiri.

Ada sejumlah hal-hal yang harus diperhatikan.

Anda bisa mengenali gejala Covid-19 dengan deteksi dini, sebelum akhirnya melakukan pemeriksaan antigen atau PCR.

YATIM PIATU - Vino, bocah yatim piatu di Kutai Barat yang menjalani isolasi mandiri terakhir dan pemulihan hari ini, Senin (26/7) di rumahnya RT 04, Kampung Linggang Purworejo, Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
YATIM PIATU - Vino, bocah yatim piatu di Kutai Barat yang menjalani isolasi mandiri terakhir dan pemulihan hari ini, Senin (26/7) di rumahnya RT 04, Kampung Linggang Purworejo, Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL (TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL)

Baca juga: Bhabinkamtibmas Kutai Timur ke Warga Isolasi Mandiri, Beri Motivasi dan Bantuan Vitamin

Jika seseorang tanpa gejala maka cek frekuensi napas 12-20 kali per menit dengan saturasi kurang lebih 95 persen, dilansir dari TribunSumsel.com dengan judul Kenali Gejala Awal Terpapar Covid-19, Ini Tata Cara Isolasi Mandiri di Rumah dan Alat Disiapkan.

Sementara untuk gejala ringan yang bisa dirasakan yaitu :

- Sakit kepala

- Sakit tenggorokan

- Pilek

- Demam

- Batuk umumnya batuk kering ringan

- Kelelahan

- Anoreksia

- Kehilangan indra penciuman atau anosmia

- Kehilangan indra pengecapan atau ageusia hingga mialgia

- Nyeri tulang,

- Mual muntah dan nyeri perut

- Diare

- Radang atau iritasi mata

- kemerahan pada kulit serta saturasi kurang dari 95 persen

Baca juga: Fakta Polisi di Berau Rela Rumahnya Jadi Tempat Isolasi Mandiri 12 Santri, Ada Yatim Piatu

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Palembang, Yudhi Setiawan mengatakan, pasien Covid-19 yang menjalankan isolasi mandiri diharapkan untuk selalu memeriksa suhu tubuh pagi dan sore, memeriksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi, pantau laju pernapasan dan selalu makan makanan bergizi.

"Itu beberapa protokol yang wajib dijalani pasien, alat yang perlu disediakan di rumah yakni Termometer dan Oxymeter, " katanya, Minggu (1/8/2021).

Tak hanya itu, sebagai terapi mengonsumsi vitamin C, D dan Zn atau obat yang di anjurkan dokter bisa membantu pemulihan kondisi tubuh

Pasien jangan ragu untuk menghubungi pelayanan Kesehatan terdekat untuk bimbingan pemantauan mandiri.

"Lama perawatan ini tergantung apakah pasien bergejala atau tidak. Jika tanpa gejala maka 10 hari isolasi sejak terkonfirmasi positif. Bila gejala ringan maka masa isolasi yakni 10 hari sejak timbul gejala minimal tiga hari bebas gejala, " ungkap Yudhi

Dengan syarat, isolasi mandiri dapat dilakukan bila pasien tidak bergejala atau asimptomatik, gejala ringan dan lingkungan rumah/kamar yang memiliki ventilasi yang baik.

Karenanya, bagi mereka yang sedang isoman diharapkan memiliki kamar dan kamar mandi yang terpisah dari anggota keluarga lain

"Usahakan punya kamar mandi yang berbeda, saat kontak dengan keluarga gunakan masker dan jaga jarak dari anggota keluarga lain," Katanya.

Baca juga: Dampaknya Bisa Fatal, Inilah 5 Kriteria Pasien Covid-19 yang Dilarang Jalani Isolasi Mandiri

5 Kriteria Dilarang Isolasi Mandiri

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tidak semua pasien Covid-19 boleh melakukan isolasi mandiri ( isoman).

Menurut Wiku, ada lima kriteria pasien yang dilarang melakukan isoman selama masa perawatan.

Pasien yang mengalami gejala sedang dan berat dilarang untuk isoman.

Kemudian, pasien berusia di atas 45 tahun, memiliki komorbid dan tidak memiliki tempat isoman yang memadai.

"Kami mohon untuk tidak isolasi mandiri," kata Wiku dalam konferensi pers daring, Kamis (29/7/2021), Kompas.com.

Alih-alih isolasi mandiri, pasien dengan kriteria tersebut dianjurkan untuk memanfaatkan fasilitas isolasi terpusat yang disediakan pemerintah daerah.

Wiku menyebutkan, pasien yang berada di fasilitas isolasi terpusat mendapat pengawasan dan pemantauan langsung oleh tenaga kesehatan, baik tanda vital gejala, pola makan, dan obat-obatannya.

Dengan demikian, apabila terjadi pemburukan kondisi, maka pasien bisa langsung ditangani.

Pasien boleh melakukan isolasi mandiri apabila tak memiliki gejala, bergejala ringan dan berusia kurang dari 45 tahun.

Selain itu, pasien tidak memiliki komorbid, dan memiliki tempat yang memadai, sehingga bisa menghindari kontak dengan anggota keluarga lain yang tinggal dalam serumah.

"Pastikan selama isolasi mandiri untuk makan makanan bergizi, minum obat, dan secara berkala mengecek temperatur dan saturasi oksigen," ujar Wiku.

Wiku mengingatkan, angka kematian pasien Covid-19 masih tinggi.

Baca juga: Inilah 5 Kriteria Pasien Covid-19 yang Dilarang Jalani Isolasi Mandiri, Fatal Jika Dipaksakan

Keterlambatan penanganan terhadap pasien gejala sedang, berat, dan atau kritis bisa jadi penyebab melonjaknya angka kematian.

Selama dua minggu belakangan, kematian pasien Virus Corona di Indonesia bertambah lebih dari 1.000 kasus setiap harinya.

Wiku mengatakan, angka kematian tertinggi selama pandemi Covid-19 di Tanah Air terjadi pada Juli.

Hingga Rabu (28/7/2021), total ada 30.168 kematian selama bulan Juli.

Angka tersebut melonjak drastis dibandingkan dengan Juni, yakni 7.913 kasus kematian.

"Masih terjadinya peningkatan kematian ini tentunya perlu untuk terus dievaluasi. Untuk itu penting dipahami bahwa kita semua dapat melakukan upaya terbaik untuk menekan angka kematian ini," kata Wiku. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved