Virus Corona
Tunjang Kesembuhan, Inilah Barang yang Wajib Disiapkan Ketika Isolasi Mandiri Covid-19
Masyarakat yang terpapar positif Covid-19 tapi tidak memiliki gejala diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri, & inilah hal yang harus diperhatikan
TRIBUNKALTIM.CO - Selain menjalani perawatan di rumah sakit, masyarakat yang terpapar positif Covid-19 tapi tidak memiliki gejala diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri ( Isoman).
Namun, ketika menjalani isolasi mandiri, harus diperhatikan hal-hal berikut ini yang tak kalah penting untuk menunjang kesembuhan.
Pasalnya, tidak sedikit masyarakat yang menjalani isolasi mandiri malah meninggal dunia karena berbagai hal, salah satunya keterlambatan penanganan.
Sebagai informasi, angka kasus positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Bahkan, mengalami lonjakan drastis dan jumlahnya mencapai 2 juta kasus.
Baca juga: Dinkes Berau Imbau Warga Jangan Panik terhadap Pasien Isolasi Mandiri Covid-19
Dikutip dari laman resmi pemerintah, saat ini kasus Covid-19 jumlah yang terkonfirmasi tercatat ada sebanyak 1.989.909 kasus.
Adapun yang telah sembuh adalah sebanyak 1.797.528 kasus, sedangkan yang meninggal ada sebanyak 54.662 orang.
Bagi pasien positif Covid-19 yang tidak memiliki gejala parah atau mungkin tak menunjukkan gejala sama sekali, biasanya oleh dokter akan diminta melakukan isolasi mandiri di rumah.
Lantas apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan jika seseorang diminta isolasi mandiri?
Tidak Boleh Dilakukan
Mengutip dari laman NHS, seperti dilansir dari Kompas.com, bagi yang saat ini tengah melakukan isolasi mandiri di rumah maka sebaiknya tidak melakukan beberapa hal berikut ini yakni:
* Jangan pergi bekerja, sekolah atau tempat umum, dan sebaiknya bekerja dari rumah jika memungkinkan
* Jangan naik angkutan umum atau menggunakan taksi
* Jangan keluar untuk membeli makanan dan obat, namun bisa memesan makanan secara online atau melalui telepon, atau minta seseorang untuk membawanya ke depan rumah
* Jangan izinkan tamu datang ke rumah kecuali orang yang memberikan perawatan penting Jangan pergi berolah raga di tempat publik namun sebaiknya olahraga di rumah atau di halaman.
Baca juga: Kadisdik Beri Sembako ke Wartawan Samarinda yang Isolasi Mandiri di Kantor PWI Kaltim
Yang Bisa Dilakukan Saat Isolasi Mandiri
Adapun sejumlah tips yang bisa dilakukan ketika isolasi mandiri sebagaimana dikutip dari Kompas.com 4 Agustus 2020 menurut dr. Prompini Agustina, Sp.P yakni:
* Terapkan protokol kesehatan dengan selalu memakai masker bagi penderita maupun keluarga serumah, juga mencuci tangan secara berkala dan menjaga jarak antara anggota keluarga
* Tempatkan pasien di ruangan atau kamar tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik di mana ruangan memiliki jendela dan pintu yang terbuka
* Lakukan pembatasan pergerakan orang yang terinfeksi dengan hanya melakukan aktivitas di kamar tersendiri
* Minimalkan berbagi ruang yang sama seperti kamar mandi dan dapur dengan pasien
* Anggota lain sebaiknya tidur di kamar berbeda dan kasur yang berbeda.
Barang yang perlu dipersiapkan
Mengutip dari laman CDC, adapun saat melakukan isolasi mandiri maka dapat dipersiapkan barang-barang yang sekiranya diperlukan di antaranya:
* Nomor-nomor darurat penyedia layanan kesehatan, departemen kesehatan setempat rumah sakit setempat dan layanan ambulance
* Termometer untuk memantau suhu, beserta alcohol isopropyl untuk membersihkannya
* Obat penurun demam seperti paracetamol
* Sekotak sarung tangan karet dan masker wajah yang diberikan pada mereka yang bergejala karena ketersediaan yang terbatas
* Sabun biasa atau hand sanitizer berbasis alkohol
* Tisu untuk menutupi bersin dan batuk
* Pembersih dapur
* Cairan disinfektan.
Baca juga: Kadisdik Beri Sembako ke Wartawan Samarinda yang Isolasi Mandiri di Kantor PWI Kaltim
Tips Isolasi Mandiri
Menghindari penuhnya layanan isolasi milik pemerintah di masa-masa sekarang, isolasi mandiri bisa menjadi opsi untuk dilakukan.
Ada sejumlah hal yang penting untuk diperhatikan.
Hal ini seperti disampaikan epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, saat dihubungi pada Rabu (16/6/2021).
"Isolasi mandiri seharusnya tidak mandiri. Tapi ya tidak apa-apa lah mandiri, bisa, asal pertama harus dijaga kualitas isomannya ini," kata Dicky.
Menjaga kualitas isolasi mandiri maksudnya memastikan isolasi mandiri benar-benar sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan sehingga membawa dampak baik bagi penderita dan orang-orang di sekitarnya.
Dicky menegaskan, isolasi mandiri harus dilakukan selama 14 hari penuh dengan disiplin tinggi.
Selama masa itu, pelaku isoman dilarang untuk meninggalkan area isolasinya.
Baca juga: Tata Cara Isolasi Mandiri di Rumah Jika Anggota Keluarga Terpapar Covid-19, Pakai WC Terpisah
"Lamanya harus 14 hari, enggak boleh kemana-mana selama menjalankan isolasi mandiri itu. Jadi jangan ada misalnya tiba-tiba 'saya mau periksa', keluar dari rumahnya. Itu salah," ujar Dicky.
Menurut dia, hal itu tidak hanya membahayakan orang lain, tetapi juga dirinya sendiri.
Lakukan pengujian pasif Kedua, langkah pengujian atau testing.
Dicky menekankan pentingnya dilakukan pengujian secara pasif.
Artinya, bukan pelaku isoman yang menuju lokasi tes, melainkan petugas tes yang mendatanginya.
Hal ini masih berkaitan dengan poin sebelumnya bahwa pelaku isoman dilarang meninggalkan tempat isolasi selama 2 pekan.
"Kalau misalnya ada dari institusi atau kantornya merencanakan testing, misalnya rapid test antigen, pada hari ketiga, kelima, ketujuh isoman, itu harus dilakukan secara pasif. Didatangi. Tidak boleh dia melakukan perjalanan keluar dari rumah atau kamarnya," kata Dicky.
Pemantauan harian terakhir, pemantauan harian secara berkala untuk mengetahui perkembangan orang yang tengah menjalani isolasi mandiri.
Menurut Dicky, hal ini sangat penting dilakukan karena perburukan kondisi bisa terjadi kapan saja meski sebelumnya tidak menunjukkan gejala.
Baca juga: Fakta Polisi di Berau Rela Rumahnya Jadi Tempat Isolasi Mandiri 12 Santri, Ada Yatim Piatu
"Dipantau harian, suhu berapa pagi, sore, kemudian kalau ada (alat untuk cek) saturasi oksigen. Ada keluhan apa, harus ada checklist untuk memastikan pagi sore itu kondisinya relatif terjaga, atau dalam kondisi secara umum baik," kata Dicky.
"Karena bisa terjadi perburukan sewaktu-waktu, terutama pada orang yang memiliki faktor risiko," lanjut dia.
Pemantauan ini harus dilakukan sebisa mungkin oleh pihak lain yang terus melakukan kontak dengan pelaku isoman, agar ia tidak keluar dari rumahnya.
Jika tidak disiplin, bukan hanya orang lain yang bisa tertular, tetapi dirinya sendiri sendiri.
Apalagi, dengan meluasnya penularan varian baru corona Delta yang tingkat penularannya lebih tinggi dan meningkatkan risiko keparahan.
Setelah masa 14 hari terlalui dan tidak ada laporan gejala yang berarti, artinya orang yang menjalani karantina dapat dikatakan dalam kondisi yang baik.
"Setelah disiplin isoman 14 hari dan tidak ada bergejala, dia dianggap relatif aman, pulih. Walaupun saya harus sampaikan ada juga yang hari ke-14 positif, ada lho," kata Dicky. (*)