Virus Corona di Paser
Terdampak Pandemi Covid-19, Pedagang Bendera Merah Putih di Paser Mengeluh Sepi Pembeli
Pedagang bendera sang saka Merah Putih maupun umbul-umbul kini mulai bermunculan di pinggir trotoar di Kecamatan Tanah Grogot.
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Pedagang bendera sang saka Merah Putih maupun umbul-umbul kini mulai bermunculan di pinggir trotoar di Kecamatan Tanah Grogot, yang merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.
Hal itu menandakan, perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang Ke-76, tinggal menghitung beberapa hari lagi.
Namun, seperti yang diketahui, Indonesia saat ini masih berkabung dengan adanya pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
Beberapa pedagang Bendera Merah Putih di Paser, mengeluhkan, dengan adanya pandemi Covid-19 yang juga berpengaruh pada pendapatan penjualan.
Baca juga: Pedagang Bendera Merah Putih di Tana Tidung Mengeluh, Jumlah Pembeli Bekurang
Seperti halnya Dadan, salah satu pedagang asal Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang tiap tahunnya menjajakan dagangannya di Kabupaten Paser, yang kini lapaknya berada di trotoar Jalan RA. Kartini, Tanah Grogot, Jumat (6/8/2021).
Ia mengaku, berdagang bendera di Paser sudah 14 tahun lamanya, yang memang dikhususkan pada bulan Agustus, jelang perayaan hari kemerdekaan Indonesia.
"Kalau dagang disini (Paser) sudah 14 kali, bisa dibilang 14 tahunlah, biasanya tinggal disini sepintas saja, kadang dua puluh hari, paling lama satu bulan sembari mengunjungi kerabat juga," katanya saat ditemui
Dadan merasakan perubahan yang cukup signifikan pada penjualannya sebelum dan semenjak adanya Pandemi Covid-19.
"Sekarang mah aduh, sepi sekali, yang laku ada, cuman perbedaannya jauh dibanding dulu sama sekarang, biasanya tanggal 5 itu modal sudah balik modal sekarang mah boro-boro," keluhnya.
Memasuki tanggal 5 Agustus, masyarakat maupun dari berbagai Instansi Pemerintahan sudah beramai-ramai untuk melakukan pembelian bendera maupun umbul-umbul.
Sementara untuk sekarang ini, pembeli yang datang tiap harinya hanya 1 sampai 3 orang saja. Di masa Pandemi Covid-19, omset penjualan yang diperoleh rata-rata mencapai Rp.1 juta per harinya.
"Rata-rata 1 juta per hari, berbeda sebelum adanya Pandemi Covid-19, omset penjualan itu bisa sampai 3 juta dalam seharinya," jelas Dadan.
Baca juga: Jelang HUT ke 76 RI di Kota Tarakan, Kodim 0907 Ajak Warga Kibarkan Bendera Merah Putih
Lebih lanjut Ia menambahkan, dari kelompok penjualan bendera maupun umbul-umbul terdapat 4 orang yang beroperasi, dengan modal sebesar Rp 75 juta.
"Kalau saya ada 4 orang dalam 1 kelompok yang khusus datang dari Kadungora, dengan modal 75 juta, jadi kita menjual ini tersebar di beberapa jalan yang ada di Grogot ini," jelas Dadan.
Terdapat 15 jenis dagangan yang dijajakan, dari bendera sampai umbul-umbul, dan harganya pun beragam, mulai dari 25 ribu hingga 300 ribu per item. Diperkirakan, untuk penjualan bendera dan umbul-umbul mengalami penurunan lebih dari 50 persen, dibanding dengan tahun sebelumnya.