Virus Corona
Benarkah Semua Penyakit Masuk Rumah Sakit Pasti Dicovidkan? Dokter Tirta Beri Jawaban
Lewat kanal YouTube Tirta PengPengPeng, influencer sekaligus tenaga kesehatan dr. Tirta Mandira Hudhi menjelaskan singkat tentang prosedur.
TRIBUNKALTIM.CO - Penyebaran virus Covid-19 di Tanah Air sejauh ini masih terus terjadi.
Meski beberapa wilayah telah menunjukkan tren kasus penurunan jumlah kasus.
Ditengah lonjakan kasus, kabar bohong atau hoax juga banyak beredar di tengah masyarakat soal Covid-19.
Banyak masyarakat yang beranggapan jika pasien masuk rumah sakit sengaja di Covidkan karena terpengaruh oleh berita tidak bertanggung jawab.
Banyaknya hoaks seputar pandemi Covid-19, terdapat opini yang beredar di masyarakat bahwa rumah sakit meng-covidkan segala macam penyakit yang diderita oleh pasien.
Baca juga: Penyandang Disabilitas di Berau, Ingin Bantuan Modal untuk Usaha di Tengah Pandemi Covid-19
Lantas, benarkah opini tersebut?
Lewat kanal YouTube Tirta PengPengPeng, influencer sekaligus tenaga kesehatan dr Tirta Mandira Hudhi menjelaskan singkat tentang prosedur masuknya pasien ke rumah sakit di tengah pandemi Covid-19.
Dokter Tirta menekankan, di dalam dunia kesehatan, seluruh pasien diduga mengalami kemungkinan terburuk sebelum dipastikan aman.
Pria yang terkenal lewat usaha cuci sepatunya itu awalnya menjelaskan soal triase di rumah sakit yang terdiri dari ringan hingga berat.
"Kalau kesehatan, itu praduganya kemungkinan terburuk," kata dr. Tirta, Selasa (10/8/2021) dilansir dari TribunWow.com dengan judul artikel Semua Penyakit Masuk RS Pasti Dicovidkan? dr Tirta Jawab: Itu Screening.
"Dia harus terbukti tidak buruk, baru sampai dibilang aman," sambungnya.
Baca juga: Penyebab Kondisi Pasien Covid-19 Memburuk saat Isoman di Rumah, Wajib Waspada
Dokter Tirta menjelaskan, orang yang mengalami gejala-gejala infeksi seperti demam hingga nyeri sendi, akan melalui proses screening terlebih dahulu.
"Jadi kalau ada orang dengan gejala infeksi, apapun virusnya, dia sudah mendapatkan protokol screening," ujar dr. Tirta.
Screening tersebut dilakukan dengan cara mengambil hasil swab antigen, cek darah, hepatitis, dan tes-tes lainnya.
Selanjutnya, dr. Tirta menjawab soal adanya keluhan pasien bergejala demam tapi di-covidkan oleh rumah sakit.
Menjawab pertanyaan itu, dr. Tirta memaparkan bahwa gejala awal infeksi virus Covid memiliki kemiripan dengan infeksi virus atau bakteri lainnya.
"Karena infeksi bakteri sama virus itu di awal (gejala -red) begitu semua," kata dr. Tirta.
"Covid itu kan nyerang atas dan bawah, jadi ada kemiripan gejala dengan influenza."
Ia kembali menegaskan, rumah sakit tidak pernah meng-covidkan pasien melainkan melakukan proses screening.
"Jadi bukan di-covidkan, itu screening," ujar dia.
Baca juga: Peringatan Tahun Baru Islam di Lapas Perempuan Tenggarong, Berdoa Pandemi Covid-19 Berakhir
Nantinya, setelah melalui proses screening, akan dilihat kondisi keselurhan pasien sesuai triase.
Jika pasien yang bersangkutan bisa berjalan, saturasi bagus di atas 90 persen, stabil, dan kecepatan napasnya juga baik, maka dia dipersilakan untuk menjalani isolasi mandiri (isoman).
Tirta Bantah Pasien Covid Pasti Meninggal jika Dibawa ke RS
Di media sosial dan internet, beredar isu bahwa pasien positif Covid-19 akan meninggal jika dibawa dan dirawat di rumah sakit.
Statement atau pernyataan tersebut berkesan menggiring opini publik bahwa Covid-19 tidak berbahaya.
Menanggapi hal itu, Influencer sekaligus tenaga kesehatan dokter Tirta Mandira Hudhi memberikan jawabannya lewat akun Instagram miliknya @doktertirta, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Dinsos Berau Sebut Pemkab tak Miliki Wacana Beri Santunan ke Korban Meninggal Karena Covid-19
Pada unggahannya itu, ia menampilkan sebuah screenshot foto seorang pasien dan perawat dengan alat pelindung diri lengkap (APD) disertai caption sebagai berikut:
"KATANYA GANAS DAN MEMATIKAN
Jika Memang 'GANAS', Kenapa tidak Mati di Jalan, Kenapa Tidak Mati di Rumah, Kenapa Tidak Mati di Sawah/Kebun, Kenapa Tidak Mati di Pasar-pasar?
Tapi SELALU MATI DI RS
ADA APA DENGAN RS??
#OPENYOUR MIND #PLEASEWAKEUP #SALAMAKALSEHAT"
Di dalam kolom caption, dokter Tirta mengutip sebuah jurnal internasional bahwa kematian pasien Covid semakin berisiko jika pasien yang bersangkutan sudah berumur di atas 50 tahun dan memiliki lebih dari satu penyakit penyerta.
Sedangkan semakin muda usia pasien, semakin kecil risiko kematian.
Dokter Tirta juga mengungkit bahwa sejumlah pasien isolasi mandiri (isoman) meninggal karena telat ditangani oleh tenaga kesehatan.
Baca juga: Suplai Vaksin Covid-19 di Malinau Masih Minim, Butuh Tambahan 782 Vial Sinovac
Pada unggahan itu, dokter Tirta juga meminta warganet agar mengecek akun Instagram @faktacovid19.id yang berisi edukasi seputar Covid-19.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh dokter Tirta:
"APA BENAR PASIEN DIBAWA KE RS AKAN MENINGGAL?
Faktanya
Beberapa data kematian pasien di RS karena COVID-19 telah dipublikasikan:
1. Data di Jakarta yang telah dipublikasi di Jurnal Lancet Western Pasific mendapatkan bahwa terjadi 12% kematian pada 4265 pasien COVID yang dirawat 55 RS. Risiko kematian bertambah pada pasien dengan usia > 50 tahun, apalagi memiliki penyakit penyerta > 1 seperti sakit kencing manis, darah tinggi, penyakit ginjal kronis dsb
https://www.thelancet.com/journals/lanwpc/article/PIIS2666-6065(21)00017-1/fulltext
SO STATEMENT INI JELAS HOAX ! KARENA YANG SEMBUH STELAH KELUAR DARI RS JAUH LEBIH BANYAK !
BEBERAPA PASIEN JUGA MENINGGAL SAAT ISOMAN KARENA TELAT PENANGANAN
Lengkapnya : cek
@faktacovid19.id." (*)