Virus Corona di Berau

Penyandang Disabilitas di Berau, Ingin Bantuan Modal untuk Usaha di Tengah Pandemi Covid-19

Kesulitan dalam masa pandemi Covd-19 juga dirasakan sebagian besar mereka kaum disabilitas di Kabupaten Berau.

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
HO/Dinas Sosial Berau
Ilustrasi Bantuan kepada penyandang disabilitas oleh Dinas Sosial Berau beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kesulitan dalam masa pandemi Covd-19 juga dirasakan sebagian besar mereka kaum disabilitas di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Beberapa tantangan perlu mereka lalui, kendati masa pandemi Covid-19 sudah berjalan lebih dari satu tahun lamanya.

Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Berau, Lusdiana, yang juga sebagai penyandang tuna daksa, mengakui adanya kesulitan hingga kini. Begitu juga dengan rekan-rekan lainnya.

Lusdiana menjelaskan penyandang disabilitas yang terdampak di Berau lebih banyak didominasi oleh mereka penyandang tuna netra.

Baca juga: Dinsos Berau Sebut Pemkab tak Miliki Wacana Beri Santunan ke Korban Meninggal Karena Covid-19

Sebagian besar mata pencaharian tunanetra yakni pijat tradisional. Apalagi, pandemi diwajibkan untuk menjaga jarak, mengurangi kontak. Hingga, tidak banyak yang menggunakan jasa pada tuna netra.

“Sebagian besar penyandang tuna netra, daksa dan tuna rungu paling banyak di Berau. Mereka lumayan terdampak dari segi ekonomi,” jelasnya dari panggilan telepon kepada TribunKaltim.co, Selasa (10/8/2021).

Pada awal pandemi, pihaknya bersama beberapa rekan memang telah sangat terbantu dengan adanya bantuan dari Kemensos melalui Dinas Sosial dengan pemberian BLT sebesar Rp 300 ribu yang hanya berjalan beberapa bulan.

Meski begitu, dukungan pemerintahan kepada mereka terkhususnya penyandang tuna daksa sudah sangat membantu. Pihaknya menginginkan bantuan yang diberikan bisa secara merata kepada mereka kaum disabilitas.

Baca juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Pemkab Berau Bersiap Bentuk Ruang Isolasi Terpusat

“Tidak bisa dipungkiri, kalangan disabilitas sebagian besar masih perlu dibantu ekonominya, dan tidak menutupi juga kami agak sulit diterima di dunia kerja,” ungkapnya.

PPDI Berau, beberapa kali ingin mencoba mengusulkan kepada pihak pemerintah untuk pemberian modal usaha kepada kaum difabel. Hasil permintaan tersebut adalah usulan dari mereka snediri.

Hal itu juga bertujuan agar selama pandemi tidak bisa harus selalu berdiam dirumah saja, sedangkan mata pencaharian juga tidak ada.

“Sebagian besar orang dewasa menginginkan bantuan tersebut. Kalau kaum difabel yang masih anak-anak dan mereka bersekolah, keluhan besar saat harus belajar via daring. Mereka kan berkebutuhan khusus, treatmentnya juga berbeda,” bebernya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved