Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF Ketum IWAPI Kaltim Hj Ernawaty Gafar, Paling Muda dan jadi Tukang Angkat Koper

Wanita kelahiran kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur ini punya semangat tinggi untuk memajukan daerahnya.

Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM/AZHARI NORIS
Ketum IWAPI Kaltim, Hj Ernawaty Gafar dalam talkshow VIP Room Gebrakan IWAPI Kaltim dan Strategi UMKM Survive di Masa Pandemi, Kamis (5/8/2021). 

TRIBUNKALTIM.CO - Wanita kelahiran kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur ini punya semangat tinggi untuk memajukan daerahnya.

Kiprah dan pengalamannya di dunia bisnis, mengantarkannya menjadi Ketua Umum DPD Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kalimantan Timur. Beliau adalah Hj Ernawaty Gafar, SE.

“Saya berharap sekali wanita pengusaha di Balikpapan, khususnya yang tergabung dalam IWAPI, maju semua,” kata Ernawaty saat diwawancarai secara eksklusif oleh Tribun Kaltim, dalam talkshow VIP Room berjudul Gebrakan IWAPI Kaltim dan Strategi UMKM Survive di Masa Pandemi, Kamis (5/8/2021).

Bicara pengalaman bisnis Ernawaty, juga sempat mengalami pasang surut.

Mulai dari kesulitan mencari modal, memulai bisnis, hingga membangun jaringan.

“Tiap tengah malam saya berangkat ke Banjarmasin untuk membeli bunga dan baru pulang jam 3 subuh. Itulah sedikit dari pengalaman saya di awal membangun bisnis,” kata Ernawaty mengenang perjuangannya dulu.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Wisnu Andayana: Rehab Narkoba Itu Gratis

Seperti apa jalan hidup Ernawaty, berikut petikan wawancaranya.

Berbicara mengenai sosok Hj Ernawaty Gafar SE, bagaimana sepak terjang bisnis anda sebelumnya?

Mundur ke belakang sekitar 20 tahun lalu, saya lulus SMA dan langsung melanjutkan kuliah di Universitas Mulawaran jurusan Ekonomi. Didukung oleh Abah saya yang mengatakan bahwa perempuan harus bisa mandiri, akhirnya saya memutuskan untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu dan langsung bekerja.

Tapi ternyata takdir berkata lain, karena saat saya sedang PKL, Abah saya meninggal dunia. Awalnya saya sempat merasa down karena tidak tahu apakah bisa mandiri atau tidak, karena saat itu tidak ada ada modal sama sekali.

Kebetulan orangtua saya pensiunan Pertamina, sehingga ada beberapa kenalan yang saat itu mengadakan kerja sama pembangunan perumahan dan sebelum meninggal, Abah saya sempat menandatangani kontrak pembangunan 10 rumah milik Pertamina.

Awalnya saya sempat ragu karena tidak memiliki modal sama sekali. Untungnya saat itu saya memiliki teman yang sekarang merupakan suami saya, terus mendukung agar saya mengambil tawaran tersebut.

Meski awalnya memang sempat bingung untuk mencari modal dan lain sebagainya, tapi untungnya semua berjalan lancar. Kemudian akhirnya saya memutuskan untuk membangun CV yang sekarang sudah berkembang menjadi PT Singgar Farna Jaya.

Jadi semua saya mulai dari nol, mulai dari ketiadaan modal hingga kemampuan teknik pembuatan bangunan yang tidak saya pahami sama sekali.

Hj Ernawaty Gafar dalam talkshow VIP Room Gebrakan IWAPI Kaltim dan Strategi UMKM Survive di Masa Pandemi, Kamis (5/8/2021).
Hj Ernawaty Gafar dalam talkshow VIP Room Gebrakan IWAPI Kaltim dan Strategi UMKM Survive di Masa Pandemi, Kamis (5/8/2021). (TRIBUNKALTIM/AZHARI NORIS)

Pengalaman apa saja yang dapat anda bagikan kepada Tribunners terkait suka duka di awal membangun bisnis ini?

Suka duka yang saya hadapi di awal membangun usaha ini adalah ketika harus menghadapi permasalahan dengan tukang bangunan karena users terlambat melakukan pembayaran.

Pengalaman tersebut memang sesuatu yang baru buat saya, karena saya yang baru lulus jurusan Ekonomi harus menghadapi orang lapangan. Tapi justru dalam pengalaman itulah, mental saya terbentuk hingga bisa menjadi seperti saat ini.

Selain itu, saya juga sempat terpuruk pada krisis ekonomi tahun 1998. Setelah saya berhasil membuat perusahaan sendiri, saya diajak kerabat untuk memjadi manager di koperasi HIMPANA dan saat itu saya melakukan pendekatan ke Pertamina sehingga seluruh pengadaan di tahun 1994, dipegang oleh HIMPANA.

Namun ketika krismon melanda, Pertamina tidak melakukan pemesanan sama sekali dan untuk menutup pembayaran pemesanan barang, saya harus menjual rumah dan mobil.

Untungnya saat itu perusahaan kami bisa bertahan dan dari sisa penjualan property itu saya gunakan untuk memulai usaha merangkai bunga dan gorden di Grogot.

Jadi tiap tengah malam saya berangkat ke Banjarmasin untuk membeli bunga dan baru pulang jam 3 subuh. Itulah sedikit dari pengalaman saya di awal membangun bisnis.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Purnatugas dan Ajakan ke Senayan

Bagaimana kisah anda sehingga bisa mengenal IWAPI dan akhirnya dilantik sebagai Ketua Umum DPD IWAPI Kaltim?

Bisnis gorden yang saya lakukan itu, ternyata berkembang menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan.

Sekitar tahun 1999-2000, saya mendapat cukup banyak pelanggan sehingga Ketua IWAPI di Grogot saat itu melirik potensi yang saya miliki dan menawarkan saya untuk ikut kegiatan IWAPI di Jakarta.

Meskipun menggunakan dana pribadi, namun kesempatan itu saya ambil untuk bisa berkenalan dengan beberapa pengusaha wanita lainnya. Jadi saat itu saya bersama 2 orang lainnya berangkat ke Jakarta.

Karena kebetulan di antara kami, saya yang paling muda sehingga bisa dikatakan saya yang menjadi tukang angkat koper kami dan mengurus segala keperluan kami di sana.

Tapi justru itu yang membuat kami akrab sampai sekarang sehingga akhirnya saya dipercayakan untuk menjadi Ketua Umum DPD IWAPI Kaltim.

Hal apa yang menyakinkan anda untuk berbisnis di Kaltim, bukan daerah lain?

Saya tipe orang yang nasionalis. Kebetulan saya orang asli Balikpapan sehingga saya ingin kota ini maju.

Saya berharap sekali pengusaha wanita di Balikpapan, khususnya yang tergabung dalam IWAPI, maju semua.

Saya senang sekali kalau melihat usaha yang dimiliki oleh anggota kami berkembang dan lebih matang. Karena ini artinya mereka juga memajukan Kalimantan Timur, dalam hal ini Balikpapan.

Saat ini anda juga tergabung dalam salah satu partai politik, hal apa yang melatarbelakangi keputusan ini?

Hal ini saya lakukan karena menurut saya bisnis akan lebih maju jika disertai dengan dukungan politik. Sejak saya masuk dalam partai politik, masyarakat pun jadi lebih mengenal IWAPI.

Bagaimana anda membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga?

Saya bersyukur keluarga saya mendukung penuh segala keputusan saya. Suami tidak pernah melarang bekerja, asalkan saya dapat membagi waktu antara pekerjaan dan urusan rumah tangga, misalnya seperti pulang tepat waktu, memperhatikan keperluan anak-anak, dan lain-lain.

Kedua anak saya juga sudah saya berikan pengertian sejak awal bahwa saya memang harus ikut bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan mereka dan untungnya mereka mengerti.

Jadi setiap Sabtu-Minggu saya selalu sempatkan waktu untuk keluarga, kalau tidak terlalu penting, saya tetap akan berada di rumah bersama suami dan anak-anak.

Adakah pesan dan tips bagi pembaca yang ingin mengikuti jejak anda untuk berkarir di bidang bisnis?

Untuk pebisnis muda, mereka harus pandai melihat peluang. Baca permintaan pasar, apa saja yang dibutuhkan masyarakat tapi tidak tersedia di wilayah kita.

Selain itu, pebisnis juga tidak boleh takut gagal. Karena jika orang takut gagal, dia tidak bisa menjadi pengusaha.

Kalau jatuh, bangkit lagi dan cari peluang usaha lain. Ini yang saya lakukan sepanjang perjalanan karir saya, mulai dari usaha bangunan, bunga, dan gorden, semua saya lakoni.

Kalau memungkinkan, pebisnis muda juga bisa melakukan sharing dengan beberapa kelompok kecil untuk pengadaan modal, tempat, dan jasa. Jadi untuk pebisnis dengan modal kecil, ini bisa menjadi solusi. (Bagian 1)

Wawancara Eksklusif Tokoh Kaltim  

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved