Virus Corona
Pasokan Vaksin Masih Tersendat, Kapan Balikpapan Capai Herd Immunity?
Herd immunity atau kekebalan kelompok baru memungkinkan jika pencapaian vaksinasi sudah mencapai 80 persen.
TRIBUNKALTIM.CO - Pencapaian herd immunity di Balikpapan diperkirkan masih beberapa bulan ke depan.
Hal tersebut mengacu kepada data vaksinasi yang dilakukan oleh warga Balikpapan hingga saat ini.
Herd immunity atau kekebalan kelompok baru memungkinkan jika pencapaian vaksinasi sudah mencapai 80 persen.
Sementara kondisi saat ini masih sangat jauh.
Jubir Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty singgung soal prediksi capaian Herd Immunity di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Kekebalan kelompok terhadap virus Corona di Kota Balikpapan itu ternyata baru bisa terbentuk pada Desember mendatang.
Baca juga: Vaksinator Suntikkan Vaksin Covid Kosong di Jakarta Berakhir Damai, Pelaku Akui Lalai & Minta Maaf
Hal tersebut sesuai perhitungan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, terhadap data akumulatif vaksinasi tahap satu.
"Untuk mencapai target minimal Herd Immunity, Balikpapan bisa saja sampai akhir Desember. Itu pun jika vaksinnya tersedia," ujarnya kepada TribunKaltim.co pada Kamis (12/8/2021).
Berdasar data yang dihimpun, saat ini baru mencapai sekitar 24.17 persen atau 121.377 capaian dari 526.955 sasaran.
Sementara tahap duanya cukup rendah. Yakni di angka 14.8 persen. Atau 70.534 capaian dari 526.955 sasaran.
Wanita yang kerap disapa Dio itu mengatakan target minimal 80 persen Herd Immunity baru bisa dicapai bulan Desember.
Namun, hal tersebut tidak terlepas dari ketersediaan vaksin Covid-19 yang didistribusikan oleh pemerintah pusat.
"Kami usahakan terus, bahkan sampai ada anjuran pemerintah untuk vaksinasi dosis ke tiga, yang dimulai kepada tenaga kesehatan," kata Dio.
Menurutnya, percepatan vaksinasi di Balikpapan terus diupayakan agar semaksimal mungkin bisa merata ke semua masyarakat.
Beragam program penyaluran vaksin Covid-19, baik dari pemerintah, instansi, pihak swasta, maupun perorangan dilakukan.
Adapun kendala yang dihadapi saat ini ialah keberadaan stok vaksin Covid-19, sehingga membuat pemerintah daerah sering kebingungan.
"Kami terus menunggu dari pusat setiap vaksin datang pasti kami langsung gelar vaksinasi," imbuhnya.
Baca juga: Masuk Mall Wajib Vaksin, Ganjar Pranowo Anggap Peraturan tak Adil
Kaltim Urutan Pertama Kasus Covid-19 Tertinggi di Luar Jawa, Isran Noor Minta Vaksin Segera Dikirim
Presiden Joko Widodo mengeluarkan daftar daerah dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di luar Jawa dan Bali.
Dari data tersebut Kalimantan Timur masuk ke dalam lima besar provinsi dengan kasus tertinggi.
Bahkan Kaltim pun berada di urutan pertama jumlah kasus tertinggi di luar Jawa dan Bali.
Mendengar hal tersebut Gubernur Kaltim Isran Noor angkat bicara.
Menurutnya tren positif Covid-19 di Kaltim cenderung tinggi dikarenakan faktor tracing yang terus-menerus.
Para tenaga medis dan relawan terus menerus melakukan pencegahan dengan upaya tracing.
Maka tak heran masyarakat yang melaksanakan tes pun dapat terlihat jumlahnya yang positif Covid-19.
Untuk itu ia meminta pemerintah pusat untuk segera mengirimkan vaksin ke Kaltim.
Mengingat kasus di Kaltim lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali.
"Karena itu, kami meminta agar vaksin segera didistribusikan. Kalau bisa, sama dengan DKI Jakarta," ucapnya.
Sementara itu Presiden Joko Widodo dikutip dari Kompas.com menyebut, lonjakan Covid-19 belakangan terjadi di luar Jawa dan Bali.
Ia pun meminta jajarannya untuk secara cepat merespons peningkatan tersebut.
"Hati-hati kenaikan dalam dua minggu ini," kata Jokowi dalam rapat terbatas evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM Level 4, Sabtu (7/8/2021) malam.
Jokowi mengungkap, per 25 Juli 2021 daerah luar Jawa-Bali menyumbangkan 13.200 kasus Covid-19 atau 34 persen terhadap kasus nasional.
Kemudian, per 1 Agustus angkanya naik menjadi 13.589 atau 44 persen terhadap total kasus nasional, dan per 6 Agustus naik lagi ke angka 21.374 kasus atau 54 persen.
Per 5 Agustus 2021 setidaknya ada 5 provinsi di luar Jawa-Bali yang mencatatkan kasus aktif Covid-19 tinggi.
Dari kelima provinsi, Kalimantan Timur menduduki peringkat pertama dengan 22.529 kasus aktif.
Disusul Sumatera Utara dengan 21.876 kasus aktif, Papua 14.989 kasus aktif, Sumatera Barat 14.496 kasus aktif, dan Riau 13.958 kasus aktif.
Kemudian, pada 6 Agustus 2021 kasus aktif Covid-19 di Sumatera Utara naik jadi 22.892 kasus, Riau 14.993 kasus, Sumatera Barat 14.712 kasus.
Baca juga: Berbeda dengan Indonesia, Thailand Campur Vaksin Sinovac dan AstraZeneca, WHO: Berbahaya
Secara khusus, Jokowi menggarisbawahi kenaikan kasus Covid-19 di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada 3 Agustus ada 608 kasus baru Covid-19, kemudian 530 kasus pada 4 Agustus, dan pada 6 Agustus melonjak drastis dengan 3.598 kasus baru.
"Yang turun dua hari kemarin Kaltim dan Papua. Tapi hati-hati, ini selalu naik dan turun," ujar Jokowi. (*)