Virus Corona
Gejala Terjadinya Penggumpalan Darah pada Penderita Covid-19, Pasien Isoman Wajib Hati-hati
Pasien yang terinfeksi Virus Corona punya potensi penggumpalan darah. Kondisi itu bisa terjadi ketika pasien menjalani isolasi mandiri (Isoman)
Faktor meningkatnya D-Dimer selain karena Covid-19 juga bisa diperngaruhi terhadap hal lain.
Seperti pada wanita hamil, gagal ginjal, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, trauma, seseorang yang mengalami luka berat, dan orang yang mengalami penyakit hati.
"Makanya kehamilan ini dimasukkan sebagai salah satu faktor risiko terhadap Covid-19 yang berat," jelasnya.
D-Dimer pada Pasien Covid-19
Covid-19 selain menginfeksi saluran pernapasan juga berpotensi menginfeksi paru-paru.
Sehingga bisa menimbulkan pneunomia atau peradangan paru-paru pada Covid-19 gejala sedang hingga berat.
Di paru-paru tersebut, Covid-19 bisa menimbulkan luka-luka kecil yang banyak di paru-paru dan menghasilkan pembekuan darah.
"Jadi D-Dimer itu penting ya pada banyak penelitian menyebutkan pada D-Dimer kurang dari 500, atau pada D-Dimer yang normal bisa selamat atau tida mengalami kematian," jelasnya.
Baca juga: Indonesia Pakai 3 Jenis Vaksin Tangani Covid-19, Inilah Fakta Tentang Sinovac, AstraZeneca & Moderna
Tetapi jika D-Dimer tinggi atau lebih dari seribu, risiko menjadi kritis atau masu ruang perawatan intensif (ICU), juga meningkat sekitar 20 persen.
Selain itu, dia juga menjelaskan D-Dimer yang berada di atas 2 ribu, juga memiliki risiko kematian yang tinggi.
Untuk itu dia mengingatkan pentingnya melakukan tes darah untuk mengetahui kadar D-Dimer di dalam tubuh.
Terlebih untuk pasien Covid-19 yang mengalami gejala sedang dan berat.
"Pasien Covid yang tanpa gejala dan pasien Covid gejala ringan tidak perlu," ujarnya.
Tetapi dia mengingatkan pasien yang isolasi mandiri harus mengenal betul gejala yang dimaksud gejala sedang.
Gejala sedang bisa dikenali dengan batuknya, jika sedang, batuknya berat dan intens dan bisa disertai nyeri.