Virus Corona

WHO Bongkar Asal Muasal Virus Corona, Pasien Nol Covid-19 Terinfeksi Kelelawar di Laboratorium Wuhan

WHO bongkar asal muasal virus corona, pasien nol Covid-19 terinfeksi kelelawar di laboratorium Wuhan.

Pixabay
Ilustrasi kelelawar tapal kuda. WHO bongkar asal muasal virus corona, pasien nol Covid-19 terinfeksi kelelawar di laboratorium Wuhan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pernyataan petinggi WHO kembali jadi sorotan belum lama ini.

Ya, WHO kembali bongkar dugaan asal muasal virus corona yang muncul di China.

Menurut WHO pasien nol Covid-19 terinfeksi kelelawar di laboratorium Wuhan.

Adalah Program Manager WHO Dr Peter Ben Emberek membuat pernyataan itu.

Kendati awalnya menolak teori kebocoran laboratorium setelah penyelidikan awal.

Ia mengatakan, sosok tersebut bisa terinfeksi ketika dirinya tengah meneliti kelelawar yang dilakukannya di laboratorium di Wuhan.

“Pegawai yang terinfeksi di lapangan saat mengambil sampel termasuk dalam salah satu hipotesis yang sangat mungkin.

Ini adalah ketika virus melompat langsung dari kelelawar ke manusia,” katanya kepada stasiun TV Denmark, Channel TV2 dikutip dari Daily Star melalui Kompas.TV.

“Oleh karena itu, kemungkinan hal tersebut menimpa pegawai laboratorium ketimbang penduduk desa secara acak, atau orang lain yang secara reguler melakukan kontak dengan kelelawar. Jadi ini sangat mungkin,” tambah Ben Embarek.

Baca juga: Dinkes Berau Beber Kronologi Penjemputan Paksa Pasien Covid-19, Iswahyudi: Kami tak Bisa Halangi

Meski begitu, ia menegaskan tim tak menemukan bukti langsung dari kemungkinan itu.

China beberapa kali dituduh telah menyembunyikan bukti-bukti dari masa awal pandemi.

Institut Virologi Wuhan memang sangat dekat dengan kasus pertama yang terjadi di pasar makanan laut di kota tersebut.

Institut tersebut memiliki spesialisasi dalam meneliti kelelawar yang memiliki dasar virus corona yang sama dengan Covid-19 yang disebut sebagai sepupu genetis dari virus tersebut.

Baca juga: Dokter Richard Lee Malah Banjir Dukungan Usai Dipolisikan, Ini Komentar Terbarunya, Singgung Karput?

Pada Maret lalu, WHO merilis laporan yang berkolaborasi dengan ilmuwan China yang mengklaim virus Corona berasal dari kelelawar.

Laporan itu juga menyatakan bahwa virus tersebut menginfeksi hewan lainnya sebelum kemudian menular ke manusia.

Selain itu juga menepis teori spekulatif yang sebelumnya ditolak, bahwa virus itu bocor dari laboratorium di China.

Pada kesempatan tersebut, Embarek juga mengatakan bahwa WHO kesulitan berdiskusi dengan China mengenai teori laboratorium tersebut.

Baca juga: Tim Satgas Covid-19 Bontang Beber Perbandingan Efektivitas Vaksin Moderna dengan Sinovac

Dilansir dari Daily Mail, Embarek menjelaskan: 'Dalam hal ini, itu akan menjadi pekerja laboratorium, bukan penduduk desa acak atau orang lain yang memiliki kontak reguler dengan kelelawar.

Jadi itu sebenarnya dalam kategori kemungkinan.'

Ilmuwan Denmark ini menekankan bahwa penyelidik WHO tidak menemukan bukti langsung tentang hal ini.

Baca juga: WHO Waspadai Virus Corona Varian Asli Indonesia, LIPI Ungkap Fakta Pernah Dominasi Kasus Covid-19

Tetapi China telah lama dituduh di dalam dan luar negeri menutupi wabah awal dan menyembunyikan informasi ketika pertama kali muncul di Wuhan pada Desember 2019.

Komentar Embarek ini kebalikan dari yang dia katakan saat masih di China, saat menjadi misi pencarian fakta.

Saat itu ia meminta para ilmuwan untuk berhenti menyelidiki kemungkinan virus berasal dari laboratorium.

Dia juga awalnya bersikeras tidak ada bukti penularan 'di Wuhan atau di tempat lain' sebelum Desember 2019.

Tetapi seminggu kemudian dia berbalik dan mengatakan timnya telah menemukan setidaknya ada 13 varian Covid di Wuhan pada bulan Desember.

Ia menunjukkan virus itu telah berkembang selama beberapa waktu untuk memungkinkan jenis yang berbeda ini berkembang.

Dia juga mengungkapkan bahwa hingga 1.000 orang di Wuhan dapat terinfeksi pada awal Desember, perkiraan berdasarkan data China yang menunjukkan 174 kasus penyakit parah.

Pasar basah Huanan, tempat para ilmuwan mengatakan kelompok infeksi pertama dilaporkan secara resmi, hanya beberapa ratus meter dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Wuhan.

Itu juga hanya beberapa mil dari Wuhan Institute of Virology Lab.

Tempat para ilmuwan dilaporkan melakukan eksperimen pada kelelawar dan mempelajari Virus Corona berbasis kelelawar yang mirip dengan Covid-19 sebelum pandemi dimulai.

Sejak itu pertanyaan telah diajukan tentang peran laboratorium Institut Virologi Wuhan dalam pandemi Covid-19.

Pada bulan Mei, Joe Biden memerintahkan badan-badan intelijen AS untuk melakukan penyelidikan baru tentang asal-usul Covid, apakah virus itu bocor dari laboratorium.

Dr Embarek kini telah mengungkapkan betapa sulitnya bagi timnya untuk mengakses dokumen dan bahkan mendiskusikan teori kebocoran laboratorium dengan para ilmuwan dan pejabat China.

Baca juga: Alasan WHO Minta Seluruh Negara Hentikan Sementara Vaksin Booster Covid-19, Bagaimana Indonesia?

'Sampai 48 jam sebelum kami menyelesaikan seluruh misi.

Kami masih belum memiliki kesepakatan bahwa kami akan berbicara tentang bagian laboratorium dari laporan.

Jadi sampai akhir dibahas apakah itu harus dimasukkan atau tidak,” katanya kepada jaringan televisi.

Tim mengunjungi Institut Virologi Wuhan, tempat para ilmuwan meneliti virus corona kelelawar, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Wuhan.

Namun selama kunjungan, penyidik WHO tidak diperbolehkan melihat dokumen atau buku laboratorium.

'Kami tidak bisa melihat buku laboratorium atau dokumen langsung dari laboratorium,” kata Dr Embarek.

'Kami dapat melakukan presentasi, membicarakan dan mengajukan pertanyaan yang ingin kami ajukan.

Tetapi kami tidak dapat melihat dokumentasi apa pun sama sekali,” katanya.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Wuhan belum menerbitkan laporan tentang bekerja dengan kelelawar sejak 2013.

Tetapi Dr Embarek memperingatkan bahwa ini 'tidak berarti mereka tidak bekerja dengan kelelawar sejak itu'. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved