Berita Kutim Terkini
Buaya Masuk Pekarangan Warga Sering Terjadi di Kutai Timur, Ini Kata Plt Kadis DPKP
Laporan adanya buaya yang masuk ke pekarangan rumah warga, menjadi salah satu laporan yang rutin diterima Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA- Laporan adanya buaya yang masuk ke pekarangan rumah warga, menjadi salah satu laporan yang rutin diterima Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Kutai Timur.
Bahkan baru-baru ini, tim Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Keselamatan Cabang Muara Bengkal berhasil mengevakuasi seekor buaya dengan panjang lebih dari satu meter.
Evakuasi penangkapan buaya tersebut berlangsung di kolam ikan milik warga di Desa Muara Bengkal Ilir, Kecamatan Muara Bengkal, Kabupaten Kutai Timur.
Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Nurjaen mengatakan bahwa pola laporan warga terkait adanya binatang berbahaya cukup sama.
Baca juga: Selama PPKM, Warga Kecamatan Busang Kutim Pilih Tidur di Ladang
"Di Muara Bengkal itu dia (buaya) masuk ke kolam warga, sama seperti yang di Sangatta itu biasanya warga lapor ada buaya nyasar masuk ke perkarangannya," ucapnya saat dikonfirmasi via seluler, Minggu (15/8/2021).
Menindaklanjuti laporan itu, tim langsung menerjunkan petugas ahli yang memang memiliki keterampilan dalam mengamankan binatang berbahaya.
Setelah diamankan, pihaknya akan langsung menyerahkan buaya tersebut ke kantor cabang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang terletak di Dusun Kenyamukan.
"Setelah ditangkap, kita biasanya langsung mengirimkan binatang itu ke BKSDA yang di Kenyamukan," ujarnya.
Terkait intensitas laporan warga terhadap buaya yang masuk ke perkarangan, Nurjaen mengaku bahwa paling tidak selalu ada laporan yang datang selama dua bulan sekali.
Padahal, warga Kutai Timur dipercaya lekat dengan kehadiran hewan berbahaya ini yang mungkin berada di pinggiran sungai, wilayah rawa, ataupun pantai.
"Padahal ya mungkin banyak saja di dekat sungai. Tapi karena masuk ke rumah warga dan dikhawatirkan bisa membahayakan, baru warga melapor," ucapnya.
Ia mengaku, kehadiran buaya di pemukiman warga cenderung tidak tertebak karena tidak ada waktu khusus yang memaksa buaya memasuki perkarangan warga.
Berbeda halnya dengan ular yang pada umumnya memasuki rumah warga pada saat memasuki musim hujan.
Baca juga: Peringati Detik-Detik Proklamasi di Persimpangan Jalan di Kutim dengan Ceremony On The Road
"Kalau ular kan, biasanya kalau mau musim hujan, itu ramai ada laporan masuk ke rumah warga. Tapi kalau buaya tidak," ucapnya.
Lebih lanjut, Nurjaen mengimbau agar warga senantiasa lebih berhati-hati apabila berkediaman di lokasi yang dekat dengan sumber air.
Terutama jika sumber air tersebut belum dapat dipastikan keamanannya dari adanya binatang-binatang yang cukup berbahaya.
"Apalagi anak-anak, kalau bisa jangan mendekat ke tempat-tempat yang rawan ada binatang buas. Terutama yang belum pasti keamanannya," tutupnya. (*)