Berita Tarakan Terkini
Sampah Plastik Potensi Ganggu Hasil Sumber Daya Perikanan Kelautan di Tarakan
Kondisi sampah di area pesisir dan perairan cukup menjadi sorotan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelutan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Kondisi sampah di area pesisir dan perairan cukup menjadi sorotan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan.
Keberadaan sampah rerata berbahan plastik di wilayah perairan ini, cukup mengkhawatirkan pihaknya karena berpotensi merusak sumber daya perikanan.
Untuk itu dibeberkan Akhmadon, Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelutan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan, harus ada aksi yang dilakukan dalam rangka menanggulangi persoalan ini.
Dalam kegiatan Coffe Morning bersama pimpinan media di Tarakan yang di gagas oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bersama Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelutan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan belum lama ini digelar, mengusung tema "Peran Media dalam Mendukung Penanggulangan Pencemaran Laut".
Dibeberkan Akhmadon, keberadaan sampah di laut banyak dilaporkan atau dikeluhkan oleh nelayan.
Penyumbang terbesar sampah plastik di Tarakan di dominasi dari kegiatan budi daya rumput laut.
Baca juga: Awasi Pangkalan LPG 3 Kg di Tarakan, Muncul Wacana Buat Kartu Kendali Online
“Sedangkan sampah lain yang bukan plastic dan kaca yang dapat terurai dapat tenggelam dan menjadi pupuk," kata Kepala PSDKP Tarakan, Akhmadon.
Dalam hal ini lanjut Akhmadon, PSDKP Tarakan memiliki tugas dan fungsi mengawal serta melaksanakan peraturan perundang-undangan yang di tetapkan pemerintah.
Menurutnya, upaya penanggulangan pencemaran laut ini menjadi tantangan besar dan berat bagi semua. Karena menyangkut karakter dan budaya masyarakat.
Akhmadon menilai, persoalan sampah plastik sekali pakai ini tidak hanya isu daerah, tapi juga isu nasional dan global.
"Saya rasa Pemkot Tarakan sudah menginisiasi penanggulangan sampah plastik, yang tertuang dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 9 tahun 2019. Ini pemicunya sudah ada kita akan buat gerakan yang akan memacu. Tidak hanya perwali kita juga butuh Perda, sehingga kita akan audiensi dengan DPRD," tegasnya.
Menurut dia, dengan adanyan aksi nyata penanggulangan ini bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Dengan mengajak insan pers, diharapkan bisa terlibat untuk mengkampanyekan itu.
Proses edukasi kampanye harus terus dilakukan sampai masyarakat bosan.
“Saya memaklumi sekarang kita sedang PPKM, tapi bukan berarti kita harus berhenti juga memikirkan, memperhatikan bahkan berbuat untuk lingkungan hidup. Justru saat ini kita banyak waktu luang, sehingga kenapa kita tidak coba berbuat," beber Akhmadon.
Ia meyakini, sampah plastik sekecil apa pun jika masuk di wilayah penangkapan ikan, pasti mempengaruhi.