Virus Corona di Bontang
Orangtua Meninggal Akibat Covid-19, 125 Anak di Bontang Jadi Yatim Piatu
Badai pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak setahun lebih, membuat ratusan anak di Bontang harus kehilangan orangtua
Penulis: Ismail Usman | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG- Badai pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak setahun lebih, membuat ratusan anak di Bontang harus kehilangan orangtua.
Dari data infografis Promkes Bontang, tercatat ada sebanya 319 jiwa yang dinyatakan meninggal akibat terpapar Covid-19.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Bontang, mencatat sebanyak 125 anak yang menjadi yatim piatu akibat Covid-19.
Kepala Seksi (Kasi) Pemenuhan Hak Anak, Trully Tisna Milasari mengungkapkan, jika ada sebanyak 74 anak berstatus yatim akibat kehilangan ayah karena Covid-19.
Sedangkan untuk anak piatu yang kehilangan Ibu sebanyak 47 orang.
Baca juga: 64 Anak di Kukar Yatim Piatu, Orangtua Mereka Meninggal karena Covid-19, Pemkab Salurkan Bansos
"Kalau yang statusnya yatim piatu ada 4 anak," ungkapnya melalui telpon seluler, Senin (30/8/2021).
Trully menuturkan, anak yatim yang dihimpun DPPKB ini hanya yang berusia 18 tahun ke bawah.
Pendataan bagi anak yatim piatu ini akan dilakukan hingga September nanti.
Seluruh data anak ini nanti akan diserahkan ke Dinas Sosial untuk dilakukan verifikasi.
Seluruh anak yatim piatu ini akan diajukan untuk mendapat bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim).
"Nanti dinsos yang akan melakukan verifikasi. Kami hanya melakukan pendataan buat usulan penerima bantuan," terangnya.
Lebih lanjut, Trully juga menyebutkan jika anak yatim piatu karena Covid-19 akan mendapat pandampingan dari pihak DPPKB.
Selain pendampingan psikologis, DPPKB juga melakukan pengawasan terhadap anak yang kehilang ibu.
Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan anak yang kehilangan orang tuanya itu tidak terlantar dan tetap hidup layak seperti anak-anak lainnya.
Baca juga: Alokasi Anggaran Covid-19 di Balikpapan Tahun Depan Mencapai Rp 63 Miliar
"Dengan mendata, maka akan terlihat anak yang ditinggalkan itu berada dengan siapa pengasuhannya. Apakah bersama orang lain atau tetap bersama keluarganya," ungkapnya.
Sejauh ini, kata Trully, pihaknya telah melakukan pendampingan untuk 3 anak di dua keluarga, dan 1 anak yatim piatu.
"Satu anak yatim piatu itu kita beri pendampingan psikologis. Anak yang dapat pendampingan kalau pengasuh belum jelas atau keluarganya kurang berikan perhatian," pungkasnya. (*)