Berita Pemkab Kutai Kartanegara
Bupati Optimistis Lahan Eks Tambang Bisa Produktif
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah sangat optimistis dapat mengubah stigma negatif masyarakat tentang lahan eks tambang menjadi pandangan
TRIBUNKALTIM.CO - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah sangat optimistis dapat mengubah stigma negatif masyarakat tentang lahan eks tambang menjadi pandangan positif, karena lahan tersebut bisa produktif.
"Kami ingin lahan eks tambang batu bara di Kukar menjadi produktif dan mengubah stigma masyarakat yang banyak mengkritik tambang merusak lingkungan," ujarnya Bupati Edi Damansyah pada paparannya di acara focus group discussion (FGD), didampingi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Slamet Hadiraharjo dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alfian Noor, secara virtual di rumjab bupati pada pekan tadi.
Baca juga: Tingkatkan Pemahaman OPD di Lingkup Pemkab Kukar, Sekda Sosialisasi Regulasi Kerja Sama Daerah
Upaya yang akan dilakukan disebut Edi yakni, mengubah lahan eks tambang batubara menjadi hijau kembali.
Salah satunya bupati mendorong Kecamatan Tenggarong Seberang bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang untuk mewujudkan pusat pendidikan vokasi khusus masalah pertanian dalam arti luas, guna menghijaukan kembali pemanfaatan eks tambang supaya lebih produktif.
Vokasi ini akan menjadi wadah pengembangan sumberdaya manusia Kukar dan juga sudah bekerja sama dengan PT Kalimantan Timur untuk membangun balai pengembangan teknologi pertanian di Tenggarong Seberang, tepatnya di Desa Bangun Rejo.
Ada juga pusat pelatihan dan tempat percontohan komoditas yang akan dikembangkan fokusnya pada jagung hibrida.
Begitu pula dengan lubang eks tambang yang belum ditutup digunakan untuk sumber pengairan dan budi daya ikan.
Edi pun mengucapkan terima kasih kepada Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) yang sudah melaksanakan FGD yang bertema "Membedah Kebijakan Pembangunan yang dapat Mendorong Lahirnya Penggerak Ekonomi Berkelanjutan dari Kegiatan Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang diKabupaten Kukar".
Ia menitip harapan kepada Perhapi agar tata kelola pertambangan batubara maupun pasca tambang di Kukar bisa berjalan baik.
Edi juga menyoroti banyak perusahaan yang sudah selesai perizinannya ditinggal begitu saja dengan meninggalkan tanggung jawab dilapangan, reklamasi tidak dilksanakan, lubang bekas tambang tidak ditutup.
"Sekarang ada dua perusahaan yang mempersiapkan reklamasi pascatambang. Diharapkan ini menjadi role model,"ujarnya.
Baca juga: Bupati Berharap Kodim 0906 Raih Prestasi Terbaik Binter
Selanjutnya kata Edi, struktur pemanfaatan kedepan menjadi konsensi idealnya ada investasi baru di eks tambang, seperti PT MHU yang eks tambangnya sudah diberikan izin mengaktifkan 3 ribu hektare untuk pengembangan peternakan sapi dan pengembangan komoditas jagung hibrida dan ada perusahaan lainnya juga membuka pengembangan ternak sapi yang sudah modern.
Kemudian, kata Edi, ada juga eks tambang yang ditinggal perusahaan begitu saja kini sudah menjadi tempat wisata, dimanfaatkan oleh pemerintah desa setempat bersama BumDes.
Menanggapi Kukar akan jadi role model pemanfaatan eks tambang, ia sangat berterima kasih akan dibangunnya Museum Tambang yang kemungkinan ada dua alternatif kawasan yang dipilih dari kawasan Pulau Kumala.
Lokasi pilihan kedua adalah lahan eks tambang yang masih dipilih lokasinya.
FGD menghadirkan Ketua Umum Perhapi Rizal Kasli, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian selaku penanggap dari jajaran kementerian terkait, para pakar, para akademisi, Irwandy Arif, Jeffrey Mulyono, Rudy Sayoga Gautama, Lana Saria dan praktisi jajaran perusahaan. (adv)