Berita Nasional Terkini
Hampir Tiba di Bandara, Tapi Pesawat Rimbun Air Batal Mendarat, Akhirnya Jatuh di Wilayah KKB Papua
Hampir tiba di Bandara Bilogai, tapi Pesawat Rimbun Air batal mendarat, akhirnya jatuh di wilayah KKB Papua
TRIBUNKALTIM.CO - Keterangan baru mengenai penyebab jatuhnya Pesawat Rimbun Air di wilayah Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, terungkap.
Pesawat Rimbun Air sejatinya sudah akan mendarat di Bandara Bilogai, namun dibatalkan.
Pesawat Rimbun Air lantas memutar, dan saat itulah hilang kontak.
Belakangan, Rimbun Air ditemukan jatuh di sekitar wilayah KKB Papua di Kabupaten Intan Jaya.
Proses evakuasi tiga awak Rimbun Air melibatkan 100 personel termasuk dari SAR, TNI dan Polri.
Rimbun Air diketahui membawa material bangunan dan logistik untuk prajurit TNI.
Baca juga: TERUNGKAP Penyebab Pesawat Rimbun Air Jatuh Bawa Logistik TNI di Sarang Kelompok Teroris Papua
Baca juga: Bukan Ditembak KKB Papua, Penyebab Pesawat Rimbun Air Jatuh di Sarang Teroris Terjawab, Tak Selamat
Baca juga: Iswahyudi Putra Balikpapan, Mekanik Rimbun Air Jatuh di Papua, Sosok Pendiam Namun Peduli
Meski demikian, penyebab jatuhnya Pesawat Rimbun Air bukan disebabkan oleh KKB Papua.
Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Pemda Intan Jaya Sebut Kecelakaan Pesawat Rimbun Air Karena Cuaca Ekstrem, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupatan Intan Jaya, Yoakim Mujizau menegaskan jatuhnya Pesawat Rimbun Air di Distrik Sugapa, murni karena kecelakaan.
Yoakim menyebut, kecelakaan ini akibat cuaca di wilayah Bandar Udara Bilogai sedang ekstrem.
Hal ini disampaikan Yoakim pada Kamis (16/9/2021), demi meluruskan banyaknya spekulasi masyarakat terkait sebab jatuhnya pesawat Rimbun Air.
"Kami tegaskan bahwa apa yang terjadi pada pesawat Rimbun Air adalah murni kecelakaan."
"Pesawat tersebut alami kecelakaan karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi di Bandar Udara Bilogai saat pesawat hendak mendarat," terang Yoakim dalam keterangan tertulis, dikutip Tribunnews.com, Jumat (17/9/2021).
Yoakim menerangkan, cuaca ekstrem yang terjadi yakni berupa awan gelap dan pada saat itu pesawat hendak mendarat.
Saat itu pesawat harus menunggu terlebih dahulu karena landasan Bandar Udara Bilogai masih ada satu pesawat terparkir.
Demi memastikan kondisi pendaratan aman, sang pilot kemudian memutar arah pesawat.
Baca juga: Jenazah Mekanik Rimbun Air yang Jatuh di Papua Diterbangkan Besok ke Balikpapan