Berita Nasional Terkini
Cek Harta Kekayaan Laksamana Yudo Margono Saingan Andika Perkasa, Disebut Maruf Amin Panglima TNI
Cek harta kekayaan Laksamana Yudo Margono saingan Andika Perkasa, disebut Maruf Amin Panglima TNI
TRIBUNKALTIM.CO - Bursa calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto mengerucut ke dua nama.
Yakni KSAD Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono.
Sebelumnya, Wapres Maruf Amin tak sengaja menyebut Yudo Margono sebagai Panglima TNI.
Sementara, politikus PDIP Effendi Simbolon menyebut Andika Perkasa menjadi calon kuat Panglima TNI.
Intip harta kekayaan Laksamana Yudo Margono calon kuat Panglima TNI.
Diketahui, Marsekal Hadi Tjahjanto akan purna tugas November ini.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Bocorkan Panglima TNI Pengganti Hadi Tjahjanto, Ternyata Bukan Andika Perkasa
Baca juga: Inilah 2 Sebab Peluang Jenderal Andika Perkasa Jadi Panglima TNI Kian Menipis
Baca juga: Siapa Sosok Pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto? Puan Yakin Ada Surpres dalam Waktu Dekat
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) sampai saat ini belum mengirimkan nama calon Panglima TNI ke DPR RI.
Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Harta Kekayaan Laksamana Yudo Margono Naik Tiap Tahun, Punya 18 Petak Tanah di Bogor sampai Sorong, Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL), Laksamana TNI Yudo Margono, menjadi sorotan belakangan.
Namanya mencuat setelah Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, salah menyebutnya sebagai Panglima TNI.
Demikian diberitakan Tribunnews.com, pimpinan TNI AL tersebut mendapat perhatian publik setelah Ma'ruf Amin keseleo lidah menyebut Yudo sebagai Panglima.
"Hari ini saya hadir di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara, Serang, Banten untuk mengikuti vaksinasi yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Laut bersama dengan pemerintah daerah.
Dan ada Bapak Panglima hadir di sini. Eh, Bapak KSAL," ujar Ma'ruf dalam sebuah video yang beredar.
Masduki Baidlowi, Juru bicara Wapres, yang hadir dalam acara itu menimpali pernyataan Ma'ruf Amin.
"Doa itu, Pak," ujarnya.
Belakangan, Masduki mengklarifikasi bahwa pernyataan Ma'ruf hanya salah ucap biasa dan meminta tak dianggap serius.