Breaking News

Kabar Artis

TERBARU KASUS Selebgram RR: Terkuak Sudah Siapa RR yang Ditangkap Polisi, Biasa Pakai Nama Kuda Poni

Update terbaru kasus selebgram RR: akhirnya terkuak sudah siapa RR yang ditangkap polisi, ternyata RR biasa memakai Nama Kuda Poni atau Bintang Live.

Editor: Doan Pardede
Tribun Bali
Jajaran Polresta Denpasar merilis kasus asusila melalui aplikasi mango live dengan menghadirkan tersangka inisial RR beserta barang bukti di Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021. Update terbaru kasus selebgram RR: akhirnya terkuak sudah siapa RR yang ditangkap polisi, ternyata RR biasa memakai Nama Kuda Poni atau Bintang Live. 

TRIBUNKALTIM.CO - Update terbaru kasus selebgram RR: akhirnya terkuak sudah siapa RR yang ditangkap polisi, ternyata RR biasa memakai Nama Kuda Poni atau Bintang Live.

Kasus selebgram RR hingga kini masih menjadi sorotan dan teka-teki siapa RR yang ditangkap polisi cukup membuat banyak orang penasaran.

Belakangan, polisi blak-blakan membongkar identitasnya, selebgram RR dia biasa dikenal dengan nama Kuda Poni atau Bintang live

Kabar penangkapan selebgram RR membuat jagat hiburan heboh, apalagi sang selebgram ditangkap tanpa busana (bugil) saat siaran langsung.

Baca juga: TERJAWAB Siapakah Nama Selebgram Inisial RR? Polisi Bongkar Identitasnya: Dikenal sebagai Kuda Poni

Baca juga: Siswi SMA di Kupang Jadi Korban Rudapaksa, Foto Bugil Disebar Saat Tolak Diajak Jalan

Baca juga: Dua Pendaki Bikin Heboh, Pose Bugil di Gunung Gede Pangrango, Ini Kata Pengelola

Mengutip Tribun-Bali.com di artikel berjudul Selebgram RR Berstatus Janda Anak Satu, Sebelum Live Bugil Pernah Menjadi LC di Tempat Hiburan Malam, RR ditangkap Satreskrim Polresta Denpasar saat melakukan live tayangan asusila (masturbasi).

RR sedang live (siaran langsung) di sebuah apartemen di Jalan Taman Pancing, Denpasar, Jumat (17/9/2021) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita

Lali siapa RR yang ditangkap polisi? simak ulasannya.

Lantas siapa RR? Ia dikenal dengan nama Kuda Poni. Ia juga memakai nama Bintang Live

Hal itu dikatakan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan saat pers rilis di loby depan Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021.

Barang-barang yang diamankan polisi. Jajaran Polresta Denpasar merilis kasus asusila melalui aplikasi mango live dengan menghadirkan tersangka inisial RR beserta barang bukti di Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021.
Barang-barang yang diamankan polisi. Jajaran Polresta Denpasar merilis kasus asusila melalui aplikasi mango live dengan menghadirkan tersangka inisial RR beserta barang bukti di Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021. Update terbaru kasus selebgram RR: akhirnya terkuak sudah siapa RR yang ditangkap polisi, ternyata RR biasa memakai Nama Kuda Poni atau Bintang Live.  (Tribun Bali)

"Keuntungan untuk kehidupannya sehari-hari. Statusnya janda anak satu. Jadinya sudah tidak perawan lagi, janda anak satu,"

Lebih lanjut, dikatakan Kapolresta Denpasar RR asal Cianjur, Jawa Barat yang sudah tinggal di Bali selama kurang lebih empat tahun.

Baca juga: HEBOH! Oknum Bidan Muda di Lahat Live Bugil Demi Tambah Follower, Uang Tak Dapat, Begini Nasibnya

Pekerjaan Sebelum Bikin Konten Asusila

RR mengaku melakukan aksi asusila lantaran untuk kebutuhan sehari-hari.

RR mengaku melakukan aksi tersebut karena kebutuhan ekonomi, lantaran ia menjadi tulang punggung keluarga dan memiliki seorang anak.

"Usia anaknya 8 tahun, sementara pelaku sendiri berusia 32 tahun," ujar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Senin 20 September 2021.

Sebelumnya bekerja sebagai ladies companion (LC) disalah satu tempat hiburan karaoke.

Namun karena pandemi, tempat kerjanya sepi dan sempat tutup.

Ia kemudian mencoba terjun ke dunia maya dengan melakukan kegiatan asusila

Jansen menyebut, RR sudah melakukan kegiatan asusila tersebut selama sembilan bulan melalui aplikasi Mango.

"Ya karena pandemi. Selama ini kan dia kerjanya LC, saat covid-19 ini kan tempat hiburan atau mungkin tempat karaoke kan sepi pengunjung," terangnya.

"Kalaupun tidak ditutup secara resmi, tapi karena pengunjungnya sepi ya kebanyakan tutup," tambah Jansen.

Baca juga: Modus Mengaku Fotografer Lalu Iming-imingi Uang, Gadis di Balikpapan Disuruh Foto Bugil

Jajaran Polresta Denpasar merilis kasus asusila melalui aplikasi mango live dengan menghadirkan tersangka inisial RR beserta barang bukti di Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021.
Jajaran Polresta Denpasar merilis kasus asusila melalui aplikasi mango live dengan menghadirkan tersangka inisial RR beserta barang bukti di Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021. Update terbaru kasus selebgram RR: akhirnya terkuak sudah siapa RR yang ditangkap polisi, ternyata RR biasa memakai Nama Kuda Poni atau Bintang Live.(Tribun Bali)

Live Bugil Seminggu Empat Kali

Lebih lanjut, RR mengaku melakukan kegiatan pornografi yang mempertontonkan dirinya yang bugil dan tengah mastrubasi.

Dalam seminggu ia bisa melakukan hingga empat kali, dengan durasi selama satu jam.

"Ya durasi sampai klimaks lah ya. Kurang lebih setengah jam (sampai) satu jam," terang Jansen.

Sementara itu, ditanya mengenai keuntungan yang didapat dari pekerjaan dunia maya, RR bisa meraup keuntungan selama sebulan Rp 25 sampai Rp 50 juta.

Dibandingkan dengan pekerjaan yang dulu, Kapolresta Denpasar menyebut pendapatan pelaku jauh lebih kecil dari itu.

"Ya pasti bedalah, dia sembilan bulan menjalaninya pasti lebih banyak," pungkasnya.

Kata Sosiolog

Selain update terbaru kasus selebgram RR: akhirnya terkuak sudah siapa RR yang ditangkap polisi yangternyata RR biasa memakai Nama Kuda Poni atau Bintang Live, simak apa kata sosiolog soal kasus ini.

Seperti diwartakan, jagat media digemparkan dengan ditangkapnya selebgram RR oleh kepolisian di Kota Denpasar, Bali, karena tayangan asusila yang disiarkan secara langsung melalui aplikasi media sosial.

Tak tanggung-tanggung dari aksi mengumbar tubuh molek dan kecantikannya mempertontonkan bagian intim kewanitaan secara live di aplikasi tersebut, RR mampu meraup pundi-pundi hingga puluhan juta rupiah per bulannya.

Peristiwa ini kemudian mendapat sorotan dari Sosiolog Universitas Udayana Bali, Wahyu Budi Nugroho yang menilai bahwa masyarakat dunia telah melalui tiga revolusi besar dalam sejarah, yaitu revolusi pertanian, revolusi industri, dan kini yang sedang terjadi: revolusi ekonomi-informasi.

"Era ekonomi-informasi saat ini memang memberikan kemudahan dalam transaksi ekonomi. Hal inilah yang turut mendorong munculnya berbagai usaha ekonomi secara digital (e-commerce)," ujar Wahyu kepada Tribun Bali, Sabtu 18 September 2021.

Namun demikian, lanjut Wahyu, era ekonomi-informasi ini juga menyimpan berbagai sisi negatif, salah satunya adalah kerentanan pihak-pihak yang memanfaatkan kemudahan transaksi untuk memperoleh keuntungan dengan cara-cara yang menyalahi nilai, norma, dan budaya sosial, dengan kasus RR contohnya.

Dalam kajian sosiologis, dijelaskan Wahyu, kasus ini menunjukkan betapa teknologi kehilangan sentuhan kemanusiaan, sehingga justru berdampak pada degradasi atau menurunnya nilai-nilai kemanusiaan.

"Seperti penggunaan dunia maya untuk menyebarkan berikut mempertontonkan hal-hal berbau p*rn*grafi dan p*rn*aksi misalnya," tuturnya.

Bagi masyarakat Barat, pekerjaan yang dilakoni RR mungkin tak dipersoalkan, karena memang masyarakat Barat bercorak liberal dan individualis.

"Artinya, selama pekerjaan individu itu tidak mengganggu dan merugikan pihak lain, maka itu tak jadi soal. Tetapi bagi masyarakat kita yang masih memegang teguh nilai, norma, dan budaya sosial, tentu ini menjadi persoalan," kata dia.

Di sisi lain, penilaian moralitas kita seyogyanya tidak hanya tertuju pada RR, tetapi juga pada para laki-laki yang sengaja menggunakan dunia maya untuk hiburan semacam itu—berbau pornografi dan pornoaksi.

"Kasus RR ini kiranya menjadi cermin tantangan nilai, norma, dan budaya sosial yang tengah kita hadapi saat ini. Apabila dahulu sosialisasi atau pewarisan nilai, norma, dan budaya sosial cenderung bersifat liniear, dalam arti dari kakek-nenek, orangtua, lalu ke anak cenderung berada dalam lingkup keluarga," ucap Wahyu.

Dosen Sosiologi itu menyambung, di era globalisasi, wujud sosialisasi cenderung “meloncat” di mana keluarga dan masyarakat tak lagi menjadi satu-satunya sumber sosialisasi nilai, norma, dan budaya sosial melainkan pula, dan terutama kini bahkan, media dari berbagai belahan dunia.

"Inilah yang seringkali menyebabkan keterbelahan identitas sosial, yang juga berpengaruh pada cara individu bersikap atau bertindak," lanjutnya. (*)

Berita Nasional Terkini Lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved