Berita Samarinda Terkini

Aktivitas Tambang Batubara Ilegal Kian Subur di Samarinda, Satu Titik Lagi Ditemukan

Dua pekan terakhir subur aktivitas penambangan ilegal yang dilakukan oleh oknum penjahat lingkungan yang beraktivitas menjarah batubara di Kota Samari

HO/WARGA
Titik baru tambang ilegal yang ditinggal begitu saja oleh penambang di Jalan Gerilya Solong, RT 31, Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. HO/WARGA 

Berdasarkan permohonan saudaranya, Arsad kemudian mencari pemilik alat berat jenis ekskavator yang dapat menimbun lubang di lahan tersebut. 

"Saya dapat kenalan, namanya Sapri. Sama saya dia mengaku sanggup mengerjakan dengan syarat diperbolehkan untuk mengeruk batubara sebagai biaya pengerjaannya," tuturnya.

Arsad lantas menolak, namun karena bujukan serta pemilik alat berat memaksa lalu berjanji siap menanggung apabila dikemudian hari timbul permasalahan.

Arsad tak berdaya, hingga akhirnya mempersilakan.

Usai dapat persetujuan, pemilik alat berat langsung bekerja menutup lubang galian yang dulu. 

Setelah pengerjaan itu, barulah lubang anyar dikeruk dan telah berjalan sejak sebulan terakhir, dengan menghasilkan sekira 600 ton batu bara. 

"Saya tahu dari sopir truk yang menerima muatan. Sudah sebulan (ini) katanya, dan kira-kira sekitar 600 ton muatan yang diangkut," ucap Arsad.

Dari pantauan di lapangan, galian baru  ini mempunyai luas kira-kira 20x10 meter, lalu ada juga tumpukan batu bara yang tak sempat diangkut para pelaku sehingga dibiarkan begitu saja.

"Dapat infonya, batunya dijual ke salah satu Jetty di (Kecamatan) Sungai Kunjang," sebut Arsad. 

Para pelaku galian selalu melakukan aktivitas saat malam menjelang. 

"Kerjanya malam. Terus truknya bejejer, mungkin sampai 20 unit yang mengantre itu," ucap Arsad.

Aktivitas ini pun meresahkan warga dan akhirnya viral, pemilik ekskavator menghilang, tidak menepati janjinya pada Arsad, menimbun ulang seluruh galian. 

Arsad mengaku kesal, dengan ulah penambang ilegal ini, lantaran kabur dengan membiarkan lubang yang menganga.

"Pas viral itu saya di kebun. Baru pulang dari kebun terus ke sana (lahan), sudah tidak  ada mereka. Kabur semua, parahnya malah dibiarkan lubangnya menganga lagi," keluhnya.

Dia juga mengaku siap jika diminta memberikan informasi, apabila ada aparat yang hendak menindak para pelaku tambang ilegal ini

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved