Berita Nasional Terkini

Akhirnya Terjawab Vaksin yang Lebih Ampuh, Moderna atau Pfizer? Pakar: Tak Perlu Panik Covid-19 Lagi

Akhirnya terjawab vaksin yang lebih ampuh, Moderna atau Pfizer? Pakar: Tak perlu panik Covid-19 lagi

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIANUS FELIS
Vaksinasi ratusan pelajar SMP atau sederajat di SMPN 2 Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara pada Rabu (22/09/2021) pagi. Cek mana yang lebih ampuh Moderna atau Pfizer 

TRIBUNKALTIM.CO - Program Vaksinasi Virus Corona di Indonesia terus berjalan.

Saat ini, Indonesia menggunakan beberapa jenis vaksin, mulai Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna dan Pfizer.

Belakangan, banyak warga Indonesia meyakini dua vaksin mRNA yakni Pfizer dan Moderna merupakan yang terbaik.

Sebelumnya, para tenaga kesehatan yang mendapatkan dua dosis suntikan vaksin Sinovac diberi booster vaksin Moderna.

Lantas, mana yang lebih ampuh, Pfizer atau Moderna?

Baca juga: Gelar Vaksinasi Door to Door, Binda Kaltim Siapkan 2.000 Dosis Vaksin untuk Warga Desa Senaken Paser

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Tinjau Vaksinasi Covid-19 dari DPP Ikapakarti Kaltim

Baca juga: Syarat Naik Pesawat Terbaru, tak Ada PPKM Level 4 di Jawa Bali, Aturan Penerbangan harus Vaksin?

Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Moderna vs Pfizer: Penelitian Tunjukkan Efektivitas Setara di Awal, tapi Kini 1 yang Lebih Unggulsejak vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer pertama kali diautorisasi di Amerika Serikat, keduanya menunjukkan efektivitas yang serupa.

Namun hal itu sepertinya tidak sepenuhnya benar, New York Times via The Straits Times melaporkan.

Sekitar 221 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech sejauh ini telah dibagikan di Amerika Serikat, sementara vaksin Moderna 150 juta dosis.

Dalam sejumlah penelitian yang diterbitkan minggu terakhir, vaksin Moderna tampaknya lebih protektif daripada vaksin Pfizer-BioNTech beberapa bulan setelah vaksinasi.

Studi terbaru, yang diterbitkan pada Rabu (22/9/2021) di The New England Journal of Medicine, mengevaluasi efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit simtomatik.

Observasi dilakukan di sekitar 5.000 petugas kesehatan di 25 negara bagian.

Studi tersebut menunjukkan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech memiliki efektivitas 88,8 persen, sedangkan Moderna 96,3 persen.

Selain itu, penelitian yang diterbitkan pada hari Jumat (17/9/2021) oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menemukan bahwa efikasi vaksin Pfizer-BioNTech terhadap rawat inap turun dari 91 persen menjadi 77 persen, empat bulan setelah suntikan kedua.

Vaksin Moderna tidak menunjukkan penurunan selama periode yang sama.

Jika kesenjangan efikasi terus melebar, hal itu dapat berimplikasi pada perdebatan tentang suntikan booster.

Badan-badan federal minggu ini sedang mengevaluasi perlunya suntikan ketiga vaksin Pfizer-BioNTech untuk kelompok berisiko tinggi, termasuk lansia.

Para ilmuwan awalnya tidak menghiraukan perbedaan antara vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech ini.

Tetapi perlahan-lahan mereka yakin bahwa perbedaan itu "kecil tetapi nyata."

"Asumsi dasar kami adalah bahwa vaksin mRNA berfungsi sama, tetapi kemudian kita mulai melihat perbedaan," kata Dr Natalie Dean, ahli biostatistik di Emory University di Atlanta.

"Ini bukan perbedaan besar, tapi setidaknya konsisten."

Meski begitu, perbedaannya kecil dan konsekuensi di dunia nyata tidaklah pasti.

Kedua vaksin masih sangat efektif untuk mencegah penyakit parah dan rawat inap, ujar Dean dan dokter lainnya.

"Ya, kemungkinan perbedaan nyata, mungkin mencerminkan apa yang ada di dua botol itu," kata Profesor John Moore, pakar virus di Weill Cornell Medicine di New York.

"Tapi sungguh, seberapa penting perbedaan ini di dunia nyata?"

"Tidak pantas bagi orang yang menggunakan Pfizer untuk panik karena mereka mendapat vaksin yang lebih inferior."

Baca juga: Ribuan Mahasiswa Ikut Vaksinasi Merdeka di UINSI Samarinda, Siapkan 3.000 Dosis Sinovac

Bahkan dalam uji klinis asli dari tiga vaksin yang disahkan di AS (Pfizer-BioNTech, Moderna dan Johnson & Johnson) jelas bahwa vaksin J&J memiliki kemanjuran yang lebih rendah daripada dua lainnya.

Penelitian sejak itu telah membuktikan tren itu, meskipun J&J mengumumkan minggu ini bahwa dosis keduanya dapat meningkatkan kemanjurannya ke tingkat yang sebanding dengan yang lain.

Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna mengandalkan teknologi mRNA yang sama.

Dalam uji klinis awal, keduanya memiliki kemanjuran yang sangat mirip terhadap infeksi simtomatik: 95 persen untuk Pfizer-BioNTech dan 94 persen untuk Moderna.

Ini lah mengapa kedua vaksin ini kerap disebut "setara."

Perbedaan Tipis

Masih dilansir The Straits Times, tipisnya perbedaan muncul dari waktu ke waktu.

Vaksin tidak pernah secara langsung dibandingkan dalam studi yang dirancang dengan cermat.

Sehingga, data yang menunjukkan efek vaksin yang bervariasi sebagian besar hanya didasarkan pada pengamatan.

Hasil dari studi dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk lokasi, usia populasi yang divaksinasi, serta saat mereka diimunisasi dan waktu antara kedua dosis, kata Dean.

Misalnya, vaksin Pfizer-BioNTech diluncurkan beberapa minggu sebelum Moderna untuk kelompok prioritas - lansia dan petugas kesehatan.

Baca juga: NEWS VIDEO Proses Hukum Vaksin Berbayar di Balikpapan Bergulir, Polisi Dalami Keterangan Saksi

Kekebalan berkurang lebih cepat pada lansia, sehingga penurunan yang diamati pada kelompok yang sebagian besar terdiri dari lansia dapat memberikan kesan yang salah bahwa perlindungan dari vaksin Pfizer-BioNTech turun dengan cepat.

Mengingat peringatan tersebut, Dr Bill Gruber, wakil presiden senior di Pfizer menyebut ia tak yakin ada perbedaan.

"Saya tidak berpikir ada cukup data di luar sana untuk membuat klaim itu," ujarnya.

Tapi sekarang, studi observasional telah memberikan hasil dari sejumlah lokasi - Qatar, Mayo Clinic di Minnesota, beberapa negara bagian lain di AS - dan pada petugas kesehatan, veteran yang dirawat di rumah sakit atau masyarakat umum.

Kemanjuran Moderna melawan penyakit parah dalam studi tersebut berkisar antara 92 persen hingga 100 persen.

Angka Pfizer-BioNTech tertinggal 10 hingga 15 poin persentase.

Kedua vaksin telah berbeda lebih tajam dalam kemanjurannya melawan infeksi.

Perlindungan dari keduanya berkurang seiring waktu, terutama setelah kedatangan varian Delta.

Tetapi nilai vaksin Pfizer-BioNTech turun lebih rendah.

Dalam dua penelitian terbaru, vaksin Moderna 30 poin persentase lebih baik dalam mencegah penyakit parah.

Beberapa penelitian menemukan bahwa tingkat antibodi yang diproduksi oleh vaksin Pfizer-BioNTech adalah sepertiga hingga setengah dari yang diproduksi oleh vaksin Moderna.

Namun penurunan itu sepele, kata Moore.

Baca juga: Stok Vaksin Aman, Pemerintah Ajak Orangtua Dukung Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Sebagai perbandingan, ada perbedaan lebih dari 100 kali lipat dalam tingkat antibodi di antara individu yang sehat.

Namun, para ahli lain mengatakan bahwa kumpulan bukti menunjukkan perbedaan yang perlu ditelusuri, setidaknya pada orang yang merespons vaksin dengan lemah, termasuk orang dewasa yang lebih tua dan orang dengan gangguan kekebalan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved