Berita Nasional Terkini

Tanggapi Tudingan Gatot Nurmantyo Soal Komunisme di Tubuh TNI, Panglima Sebut Tidak Mau Berpolemik

Pernyataan soal komunisme menyusup di tubuh TNI dilontarkan oleh Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Editor: Ikbal Nurkarim
ANTARA FOTO / PUSPA PERWITASARI
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) berfoto bersama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (kanan) usai upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12/2017). Marsekal TNI Hadi Tjahjanto resmi menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang memasuki masa pensiun. Terbaru Hadi menanggapi santai pernyataan Gatot yang menyebut komunisme menyusup dalam tubuh TNI. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pernyataan soal komunisme menyusup di tubuh TNI dilontarkan oleh Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Gatot membahas hal itu saat bicara tentang pembongkaran sejumlah patung para tokoh militer di Museum Dharma Bhakti Kostrad.

Menanggapi hal itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bereaksi.

Ia memberikan tanggapannya soal isu paham komunisme menyusup di tubuh TNI.

Hadi menganggap pernyataan Gatot sebagai nasehat senior bagi prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada agar sejarah kelam tidak kembali terjadi.

Baca juga: Jadi Calon Kuat Panglima TNI, Ini Reaksi KSAL Laksamana Yudo Margono: Kalau Tidak Siap, Nyebur Laut

Baca juga: Akhirnya Laksamana Yudo Margono Jawab Kesiapan Jadi Panglima TNI, Andika Perkasa Jabat Kepala BIN?

Baca juga: INI ATURAN Batas Usia Pensiun PNS TNI Polri Terbaru 2021 & Kriteria yang Bisa hingga Umur 60 Tahun

Ia mengatakan sebagai institusi, TNI selalu mempedomani bahwa faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.

Untuk itu, kata dia, pengawasan intensif baik terhadap radikal kiri, radikal kanan, maupun radikal lainnya secara eksternal dan internal selalu menjadi agenda utama.

Dilansir dari TribunSolo.com dengan judul Gatot Nurmantyo Tuding Komunisme Telah Menyusup di Tubuh TNI, Hadi Tjahjanto Bereaksi, Ini Katanya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan tidak mau berpolemik terkait hal tersebut.

Hal itu karena menurutnya isu tersebut tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.

"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat. Dan sebenarnya masalah ini sudah diklarifikasi oleh institusi terkait," kata Hadi ketika dikonfirmasi wartawan pada Senin (27/9/2021).

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyatakan bukti komunis masih ada di Indonesia, terkhusus di institusi TNI dapat dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus).

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., didampingi Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si. memimpin rapat secara Virtual dengan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua melalui Video Coference (Vicon) bersama segenap pejabat daerah Provinsi Papua, bertempat di VIP Room Bandara Sentani Jayapura, Sabtu (29/08/2020). Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melakukan mutasi jabatan puluhan perwira tinggi, daftar nama 56 Pati TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang dimutasi


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Panglima TNI Mutasi 56 Perwira Tinggi TNI, Inilah Nama-namanya, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/09/26/panglima-tni-mutasi-56-perwira-tinggi-tni-inilah-nama-namanya.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., didampingi Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si. memimpin rapat secara Virtual dengan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua melalui Video Coference (Vicon) bersama segenap pejabat daerah Provinsi Papua, bertempat di VIP Room Bandara Sentani Jayapura, Sabtu (29/08/2020). Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melakukan mutasi jabatan puluhan perwira tinggi, daftar nama 56 Pati TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang dimutasi Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Panglima TNI Mutasi 56 Perwira Tinggi TNI, Inilah Nama-namanya, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/09/26/panglima-tni-mutasi-56-perwira-tinggi-tni-inilah-nama-namanya. Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya Editor: Johnson Simanjuntak (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Baca juga: Siaran Langsung Liga 1 2021 Persikabo 1973 vs Persib, Panas di Medsos, Tim Bobotoh Sindir eks PS TNI

Barang-barang yang dihilangkan, menurut Gatot, adalah yang berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama.

"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI, di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," ungkap Gatot pada acara webinar yang berjudul 'TNI Vs PKI' pada Minggu (26/9/2021) kemarin.

Pihak Kostrad lalu mengklarifikasi adanya pemberitaan dalam diskusi bertajuk “TNI Vs PKI” yang digelar pada Minggu malam itu.

Dalam keterangan tertulis Kapen Kostrad Kolonel Inf Haryantana disebutkan dalam diskusi yang digelar secara daring tersebut diputar sebuah klip video pendek yang memperlihatkan Museum Dharma Bhakti di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Museum itu disebut berada di bekas ruang kerja Panglima Kostrad (Pangkostrad) Mayjen Soeharto ketika peristiwa G30S/PKI terjadi.

Baca juga: Bupati Berau Lepas 550 Prajurit TNI AD untuk Bertugas Jaga Perbatasan RI-Malaysia

Di dalam museum itu juga disebut tadinya terdapat diorama yang menggambarkan suasana di pagi hari, 1 Oktober 1965, beberapa jam setelah enam Jenderal dan seorang Perwira muda TNI AD diculik PKI yang ada di tubuh pasukan kawal pribadi presiden, Cakrabirawa.

Adegan yang digambarkan itu disebut merupakan saat Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.

Sementara Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution yang selamat dari upaya penculikan PKI beberapa jam sebelumnya juga disebut duduk tidak jauh dari Soeharto dan Sarwo Edhie.

Dalam ruang kerja Pak Harto juga disebutkan ada patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang menggambarkan saat kritis (setelah penculikan enam Jenderal TNI AD) dan rencana menyelamatkan negara dari pengkhianatan PKI, sekaligus peran utama Panglima Angkatan Darat, Pangkostrad, dan resimen Parako yang kini menjadi Kopassus.

Oleh karena itu Haryantana menyatakan bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

Baca juga: Berniat Melerai Perkelahian, Anggota TNI AD di Depok Malah Tewas Ditusuk, Pelaku Minta Maaf

Pada Hari Senin tanggal 30 Agustus 2021, kata Haryantana, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution didampingi Kaskostrad dan Irkostrad bersilaturahmi kepada Pangkostrad yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut.

"Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011 sampai dengan 13 Maret 2012) beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," kata Haryantana dalam keterangan tertulisnya pada Senin (27/9/2021).

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution, kata dia, meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk di bongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilahkan.

Ia menegaskan bahwa tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI).

Baca juga: Akhirnya Pemasok Senjata ke KKB Papua Tertangkap, Rupanya PNS, Ada Hubungan dengan eks Prajurit TNI

Pembongkaran patung-patung tersrbut, kata dia, murni keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide.

"Disimpulkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad, tapi pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata dia. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved