Berita Viral

2 Bocah Tinggal di Poskamling, Hidup Berpindah-pindah dan Tak Ada Biaya Terpaksa Berhenti Sekolah

Dua bocah perempuan tampak duduk di bagian depan sebuah poskamling yang terbuat dari bambu di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Baratan, Jember.

Kompas.com/Bagus Supriadi
Poskamling yang menjadi tempat tinggal dua anak di Jember karena tidak memiliki rumah. Karena tak ada biaya dan tinggal berpindah-pindah, keduanya pun terpaksa putus sekolah. 

TRIBUNKALTIM.CO  – Kisah pilu dua bocah perempuan harus tinggal di Poskamling.

Bahkan sebelumnya, mereka tinggal berpindah-pindah.

Dilansir dari Kompas.com, dua bocah perempuan tinggal di Poskamling di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember.

Baca juga: Viral Video Pengunjung Air Terjun Tersapu Banjir Bandang, 3 Orang Jadi Korban

Baca juga: VIRAL Ibu Naik Motor 200 Km Demi Temani Anak Tes CPNS 2021, Reaksinya Saat Tak Lolos PG Buat Teduh

Baca juga: Pemuda Menata Sandal Jamaah Masjid Viral di Media Sosial, Ternyata Anak Pemilik Hotel dan Resort

Saat ditemui, keduanya tampak duduk di bagian depan sebuah poskamling yang terbuat dari bambu .

Bak rumah, poskamling tersebut ternyata telah menjadi tempat tinggal bocah bernama Zahra Fitriani (9) dan Salsabila Putri (8).

Di poskamling yang sudah tak terpakai itu, Zahra dan Putri hidup bersama sang ayah M Solehuddin.

Setahun menempati

Poskamling itu sudah menjadi tempat tinggal keluarga Solehuddin sejak setahun yang lalu.

“Sudah tinggal di sini sekitar setahun,” kata Solehuddin kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi, Senin (4/10/2021).

Poskamling itu terletak di pinggir sebuah jalan kecil. Luasnya hanya sekitar 2x1 meter.

Dinding-dinding poskamling tampak ditutup dengan kelambu bekas seadanya.

Untuk penerangan, mereka menumpang lampu pada rumah warga.

Baca juga: DETIK-DETIK Dekan Maki dan Coba Pukul Mahasiswa Demo Pakai Kayu di Bontang, Aksinya Viral di Medsos

Di dalam poskamling tak ada kasur empuk, yang ada hanya tumpukan baju, makanan ringan, dan beras.

“Kalau tidak hujan, masaknya di depan, mandi kadang numpang, kadang di sungai,” ucap dia.

Awal mula tinggal di poskamling

Solehuddin mengaku, dirinya lahir di Desa Sempolan Kecamatan Silo.

Orangtuanya sudah meninggal.

Rumah orangtuanya di Silo juga sudah tidak ada.

Dia pernah merantau ke Bali untuk bekerja.

Solehuddin kemudian menikah dengan istrinya. Namun sayangnya, sang istri lalu meninggal dunia karena kecelakaan.

“Dulu sempat tinggal di Kecamatan Pakusari bersama istri, ada rumah milik orang tidak dipakai,” tutur dia.

Baca juga: Viral Ibu di Aceh Antar Anak Tes CPNS, Tersenyum Walau Putranya Tak Lolos, Banjir Doa dari Warganet

Solehuddin bersama istrinya diminta untuk tinggal dan membersihkan tempat tersebut.

Namun, ketika sang istri meninggal dunia, dia tak bisa lagi tinggal di tempat tersebut karena tidak maksimal merawat rumah milik orang lain itu.

“Saya harus bekerja cari uang, jadi akhirnya pindah,” jelas pria berusia 32 tahun itu.

Baca juga: Pemuda Menata Sandal Jamaah Masjid Viral di Media Sosial, Ternyata Anak Pemilik Hotel dan Resort

Hidup nomaden

Solehuddin sempat menyewa tempat indekos.

Namun, karena sudah tidak memiliki uang, dia hidup secara nomaden bersama anaknya.

“Kadang tinggal di emperan toko, rumah orang, pindah-pindah,” ucap dia.

Dia mengaku, rumah mertuanya juga ditempati oleh keluarganya sendiri.

Sudah tak bisa menampung dirinya, akhirnya Solehuddin memilih untuk tidak tinggal di sana.

Poskamling yang menjadi tempat tinggal dua anak di Jember karena tidak memiliki rumah
Poskamling yang menjadi tempat tinggal dua anak di Jember karena tidak memiliki rumah (Kompas.com/Bagus Supriadi)

Tinggal di poskamling

Lalu, pada tahun 2020, dia juga menumpang untuk tinggal di halaman rumah warga di Kelurahan Baratan Kecamatan Patrang.

Namun, karena rumah tersebut dibangun, dia lagi-lagi terpaksa harus pindah.

“Kebetulan ada poskamling, akhirnya tinggal di sini,” jelas dia. Solehuddin mengaku sudah setahun tinggal di tempat itu.

Untuk memenuhi kebutuhannya, dia bekerja serabutan, seperti membuat layang-layang untuk dijual hingga membantu tukang bengkel.

“Kadang anak saya ikut kalau bekerja,” tutur dia.

Ketika tinggal di Pakusari, kedua anaknya sempat sekolah. Namun, karena sudah sering berpindah-pindah, akhirnya sekolah mereka sudah tidak jelas.

”Apalagi sekarang daring, sudah lama tidak belajar,” tutur dia.

Baca juga: VIRAL Ibu Naik Motor 200 Km Demi Temani Anak Tes CPNS 2021, Reaksinya Saat Tak Lolos PG Buat Teduh

Bercita-cita menjadi dokter

Zahra Fitriani (9), bocah yang tinggal di poskamling mengaku memiliki cita-cita ingin menjadi dokter.

Sedangkan saudaranya, Putri, ingin menjadi pesilat.

Namun, keduanya tidak bisa belajar dan tidur dengan nyaman.

Sebab, tempat yang mereka tinggali kini sangat terbatas.

“Kalau saya ingin jadi dokter,” kata dia.

Dua bocah itu juga tak bisa berbuat banyak. Sebab, mereka tak memiliki buku untuk belajar.

Selain ikut sang ayah bekerja, mereka juga kerap bermain dengan teman-teman di sekitar lokasi poskamling.

Baca juga: Tak Jadi Ditilang, Wanita Ini Malah Dikirimi Pesan Berkali-kali oleh Oknum Polisi, Ceritanya Viral

Pengakuan warga

Sementara itu, Anang Bahtiar Dwi Utomo, warga setempat, mengatakan, M Solehuddin juga sempat menumpang tinggal di rumah warga di dekat rumahnya.

Namun, karena rumah itu sudah dibangun, akhirnya Solehuddin pindah ke poskamling yang tidak dipakai tersebut.

“Dia izin pada pemilik tanah, ternyata diperbolehkan,” tutur dia.

Setiap harinya, Solehuddin bekerja sebagai buruh kasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dia mengatakan, kedua anak Solehuddin tidak sekolah karena keterbatasan biaya.

Untuk itu, dia berharap kondisi keluarga tersebut mendapat perhatian dari pemerintah.

Baca juga: Viral Video Pengunjung Air Terjun Tersapu Banjir Bandang, 3 Orang Jadi Korban

“Saya juga sebagai Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinsos memohon mungkin ada yang berdonasi untuk kelayakan tempat tinggal dan kehidupan mereka,” papar dia.

Dia juga berharap agar ada kepedulian dari pemerintah agar kedua anak tersebut bisa kembali sekolah.

Sebab, masa depan mereka masih panjang.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Jember Widy Prasetyo menambahkan, pihaknya sudah meminta anggotanya untuk melakukan assessment.

Rencananya dia akan mengunjungi Solehuddin dan anak-anaknya. “Teman-teman Dinsos sudah saya minta assessment,” tutur dia. (*)

Berita Viral Lainnya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved