Berita Balikpapan Terkini
Hari Santri 2021, PCNU Balikpapan akan Gelar Rangkaian Lomba hingga Upacara
Menyambut Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober 2021 mendatang di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Menyambut Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober 2021 mendatang di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Pihak Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan akan menggelar sejumlah kegiatan.
Bahkan demi menjamin keberlangsungan rangkaian kegiatan tersebut, PCNU Balikpapan sudah membentuk kepanitiaan yang memang secara khusus ditugaskan untuk menyambut peringatan Hari Santri Nasional.
Ketua Panitia, Edi Purwanto mengatakan, peringatan Hari Santri pada tahun ini diberi tajuk tema "Santri Siaga Jiwa Raga".
Baca juga: Tarik Wisatawan LSN Gelar Kirab Perahu di Menara Eiffel Rawa Pening, Peringati Hari Santri Nasional
Baca juga: Jelang Peringatan Hari Santri Nasional, PCNU Paser Bakal Gelar Berbagai Lomba
Baca juga: Hadiri Hari Santri Nasional, Bupati AGM Berharap Para Pelajar bisa Banggakan Orangtua
Artinya, kata Edi, para santri diharapkan agar selain siap secara raga, namun diiringi kesiagaan secara jiwa.
Lebih lanjut, Edi memaparkan bahwa kegiatan tersebut akan berlangsung setidaknya 3 hari yang dimulai pada tanggal 20 Oktober.
"Pada tanggal 20 (Oktober) itu, kita mengadakan lomba-lomba, di antaranya lomba tahfidz alquran, lomba hadroh, lomba mewarnai, kaligrafi, dan lomba pidato kebangsaan," urai Edi ditemui di Islamic Center Balikpapan, Kamis (14/10/2021) sore.
Keesokannya di tanggal 21 Oktober, kata Edi, juga ada perlombaan yang dikhususkan bagi para ibu-ibu. Yakni perlombaan rebana.
Baca juga: Trending Google, Ini Sejarah Ditetapkannya 22 Oktober Sebagai Hari Santri Nasional Berikut Ucapannya
Edi menambahkan, pihaknya sempat merencanakan akan melibatkan seluruh Pondok Pesantren di Balikpapan.
Namun, rupanya tidak semua bisa dilibatkan akibat pandemi Covid-19.
Ternyata ada beberapa pondok pesantren yang memang tidak boleh keluar dan masuk pun harus menggunakan antigen.
"Sehingga kita tidak terlalu melibatkan pondok pesantren," jelas Edi. (*)