Kabar Artis
Setelah Ramai Video Kakek Suhud, Subscriber Baim Wong Turun, Sosiolog Khawatir Hanya Demi Konten
Setelah ramai video Kakek Suhud, jumlah subscriber Baim Wong turun. Sosiolog ikut menyoroti videonya, khawatir hanya demi konten
Penulis: Aro | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Di media sosial ramai beredar video Baim Wong, suami Paula Verhoeven menegur Kakek Suhud.
Perlakuan dan perkataan Baim Wong pada Kakek Suhud yang ada video tersebut membuat kesal warganet.
Dampaknya, jumkah subscriber channel YouTube Baim Wong turun.
Dari pantauan di laman Social Blade, penurunan jumlah subscriber chanel YouTube Baim Wong ini dimulai dari tanggal 11 Oktober 2021.
Lantas seperti apa ulasan sosiolog soal video Baim Wong yang menegur Kakek Suhud yang jadi viral di medsos ini?
Dari pendapat seorang Sosiolog, jika benar kejadiannya memang seperti yang terlihat maka apa yang dilakukan Baim Wong disebut benar tapi kurang tepat.
Hal ini seperti yang dalam pepatah Jawa dikenal bener ning ora pener.
Sosiolog tersebut juga mengungkap kekhawatiran lain konten YouTube tersebut.
Baca juga: LENGKAP! INILAH Permintaan Maaf Baim Wong Terbaru ke Kakek Suhud, Nama Anak Keduanya Ikut Diselipkan
Baca juga: Kakek yang Ditegur Baim Wong karena Minta Uang Lagi Butuh Pengobatan, Uncle Teebob Galang Bantuan
Baca juga: Konten Baim Wong Dianggap Tuduh Orangtua Sebagai Pengemis, Gegara Dikejar Kakek Pedagang
Karena tidak mengetahui cerita keseluruhan, hanya meengetahui sepotong dan hanya menilai dari apa yang dilihat, bisa saja semua hanya demi konten.
Pernyataan ini disampaikan Dosen Sosiologi dari Universitas Negeri Sebelas Maret ( UNS ) Surakarta, Siti Zunariyah seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Siti Zunariyah menilai, sikap Baim Wong ini mirip istilah dalam bahasa Jawa bener ning ora pener atau benar tetapi tidak tepat.
"Kalau saya, sebagai yang belajar tindakan sosial, sebenarnya yang dilakukan oleh Baim Wong bisa dinilai dalam dua sudut pandang," kata Siti kepada Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
Pertama, jika Baim Wong mengatasnamakan tindakannya sebagai sebuah pembelajaran kepada kakek agar bekerja dan tidak malas, Siti Zunariyah melihat, secara rasional hal tersebut masuk akal.
"Artinya, tujuannya baik," ungkap dia.
Namun persoalannya, kata Siti, kita hidup di lingkungan atau budaya yang tidak bisa dilepaskan begitu saja.