Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - Paling Lambat 2023, Bupati Ardiansyah Yakin CPO Bisa Keluar Lewat Pelabuhan di Kutim

Di tengah melemahnya kondisi perekonomian, Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman menyusun strategi khusus untuk terus meningkatkan PAD.

Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
Acara VIP ROOM Tribun Kaltim dengan tema Pemulihan Ekonomi saat Pandemi di Kutai Timur, bersama Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto dengan Bupati Kutim Ardiansyah, Jumat (24/9/2021) lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pandemi Covid-19 menguras banyak anggaran untuk penanganan dampak kesehatan maupun ekonomi masyarakat.

Baik bersumber dari APBD maupun APBN.

Di tengah melemahnya kondisi perekonomian, Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman menyusun strategi khusus untuk terus meningkatkan PAD.

Banyak sumber-sumber potensial di Kutim yang dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ada potensi pariwisata, perkebunan sawit dan pengembangan produk turunannya, serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy.

Ini dibeberkannya secara detail dalam talkshow VIP ROOM Tribun Kaltim dengan tema Pemulihan Ekonomi saat Pandemi di Kutai Timur, Jumat (24/9/2021) lalu.

Berikut petikan wawancara eksklusif Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto dengan Bupati Ardiansyah.

Mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), saya dengar juga Bapak juga punya strategi yang luar biasa jos. Akan ada pengembangan sektor wisata yang potensial?

Iya, ini saya masukkan ke program unggulan yang ke-7. Pariwisata budaya. Ini juga miliki daya saing sendiri bagi PAD baik pendapatan dalam negeri, maupun mendapatan dari wisatawan mungkin dari mancanegara nantinya.

Kita akan membuka karena terus terang di Kutai Timur itu hampir semua kecamatan itu memiliki potensi wisata yang luar biasa.

Baik potensi wisata yang bersifat budaya, potensi wisata alam, pesisir, laut daratan ataupun wisata yang buatan.

Salah satu yang menjadi kebanggaan kita dan sekarang kita berusaha untuk memasukkannya dan dicatat sebagai warisan budaya dunia itu Gua Karst yang sekarang ini hanya ada terbatas di dunia, salah satunya ada di Kutim di Kecamatan Karangan.

Kemudian Kecamatan Sandalan ini kita mencoba untuk menjual potensi ini dengan peraturan-peraturan tertentu, agar wilayah tersebut tidak rusak, tetap kita berbasis lingkungan. Nah, ini salah satu potensi.

Sementara yang lain masih banyak lagi, kita masih punya banyak gua-gua tertentu peninggalan alam, maksudnya yang alami dan seterusnya. Tapi di sisi lain juga untuk PAD ini tidak hanya berbasis wisata.

Justru yang sudah kita kembangkan sekarang, ini karena Kutai Timur produksi kelapa sawit yang terbesar di Kalimantan Timur.

Kita ingin merebut, kalau kemarin-kemarin sampai saat ini sawit tersebut itu hanya dalam bentuk CPO dan itu produksi dari perusahaan yang CPO-nya keluar di pelabuhan lain insyaAllah mulai tahun depan atau paling lambat tahun 2023, CPO itu sudah bisa keluar melalui pelabuhan kita sendiri. Ini yang pertama.

Yang kedua, kita mempersilakan kepada perusahaan untuk membuat refinery di Kutai Timur. Nah, refinery-nya ini nanti yang akan menjadi potensi-potensi PAD.

Selain berpotensi meningkatkan PAD, juga akan memiliki multiply effect yang luar biasa. Tenaga kerja makin bertambah, ekonomi di sekitar perusahaan produksi tersebut juga berkembang, ada perumahan, ada warung dan sebagainya.

Jadi wisata kemudian produk unggulan juga yang nantinya akan tersiap, akan kita minta untuk ada refinery ini akan mempengaruhi pendapatan asli daerah.

Saya memperkirakan nanti di 2023 saya kira kita akan melihat hasilnya, mudah-mudahan nanti target ini bukan sesuatu yang muluk-muluk tetapi real bagi kita semua.

Diperkirakan berapa yang akan didapat dari Refinery ini?

Saya belum berani untuk menyebutkan karena penghitungannya juga belum saya lakukan.

Tetapi secara kasat mata yang digagas Pak Awang Faroek Daerah Ekonomi Maloy itu inilah yang akan kita nanti dioperasikan, menurut saya beroperasinya nanti tahun 2023.

Ini luar biasa nantinya di sini. Karena saya sudah berkali-kali berkomunikasi dengan pihak provinsi dengan BKPM pusat, bahwa saya akan segera mengoperasikan kawasan ekonomi Maloy itu mohon dukungan dari semua pihak dan ini akan kita lakukan.

Dukungan sampai provinsi dan pemerintah pusat?

Sudah sampai pusat bahkan Kementerian Koordinator Perekonomian kita sudah kirim surat, bahwa mohon aturan-aturan yang mengganjal agar bisa disiapkan sehingga kita bisa tahun ini mempersiapkan untuk tahun 2023 bisa berproduksi di daerah itu.

Beberapa perusahaan sudah mendaftar untuk membangun refinery-nya membangun balking station dan kita harapkan akan mengejar PAD.

Karena kalau kita hanya mengirim CPO, masih tercatat bukan PAD. Tapi kalau refinery, saya yakin tercatat nanti sebagai PAD kita nantinya.

Apakah ada upaya untuk mengundang investor lagi meningkatkan sawit di Kutim?

Untuk kawasan ekonomi Maloy ini identik dengan kawasan ekonomi yang membangun produk-produk turunan dari kelapa sawit.

Langkah pertama, agar mereka bersemangat, kita menyiapkan lahan untuk mereka membangun balking station untuk menampung CPO-nya di sana, sehingga manakala mereka memerlukan bahan baku untuk produk, itu sudah ada di sana.

Nah hingga saat ini, Kutai Timur kalau saya katakan sudah cukup ya memang kita lahan yang sudah terbangun perkebunan ini gabungan antara perusahaan investasi dengan masyarakat itu hampir 500.000 hektare yang sudah terbangun, lahan gabungan antara investasi dengan lahan yang diberi ke masyarakat.

Nah, oleh karenanya dalam benak saya 10% saja CPO ini yang nyangkutnya untuk bahan baku tadi, ini luar biasa. Ada minyak goreng, ada sabun, ada kosmetik dan 1001 macam minuman dari CPO ini yang akan siap nanti kita berikan.

Sudah barang tentu investasi dari dunia usaha karena merekalah nanti yang akan berusaha sementara kita sudah menyiapkan lahan ada kurang lebih 509 hektare di kawasan ekonomi Maloy, itu yang sudah kita bebaskan yang bersertifikat.

Kita siapkan bagi dunia usaha untuk melakukan kegiatan di sana dengan konsep-konsep tertentu yang sudah kita siapkan.

Sudah banyak yang tertarik untuk masuk ke Maloy?

Sampai saat ini ada tiga perusahaan besar. Tapi yang saya katakan, masih ada kendala di dalam kelembagaannya.

Jadi saya minta bantu dengan berbagai pihak, sebenarnya ini ketua kawasan Maloy adalah gubernur.

Bupati Kutai Timur hanyalah wakil, tetapi kami terus berusaha maksimal antara kabupaten dengan provinsi agar wilayah ini nantinya tetap akan beroperasi sebagaimana yang kita inginkan.

Salah satu di antaranya kita kebetulan kita diundang oleh BKPM beberapa waktu yang lalu di provinsi, kemudian kita juga berdiskusi bagaimana cara mengatasi kelembagaan ini yang BUPP-nya masih stagnan.

Kami sudah menyurati kementerian perekonomian mudah-mudahan ada balasan yang maksimal di dalam beberapa hari ke depan.

Kalau itu sudah ada balasan, kami yakin kami akan mengajak wilayah ini supaya bisa beroperasi.

Karena infrastruktur yang ada sudah 50% lebih terbangun diantaranya pelabuhannya, kantor pusatnya sudah ada, jadi harus kita isi di dalamnya dengan berbagai kegiatan yang produktif yang bisa memproduksi sesuatu yang kita ingkinkan nantinya.

Berapa besar nilai investasi refinery di Kutim?

Sekarang memang belum bisa tergambar karena belum ada satupun yang membuka. Makanya saya menggenjotnya agar pada kepemimpinan saya ini harus ada refinery-nya dan saya begitu melihat RPJP Kutai Timur 2005-2025. Mudahan tahun depan sudah mulai terlihat karena saat ini saja yang mendaftar itu tinggal menunggu BUPD. (Syifaul Mirfaqo/Bagian 3)

WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Ardiansyah Sulaiman Bagian 1

WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Ardiansyah Sulaiman Bagian 2

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved