Berita Nasional Terkini
Ganjar Pranowo Diberi Salawaktu dan Parang, Arti Pengangkatan sebagai Kesatria Tobelo
Jesayas Banari terus merapal doa-doa. Sambil berdiri dia menelangkupkan kedua tangan.
Ganjar sendiri juga tak menyangka hari ini ditahbiskan sebagai warga Suku Tobelo.
Selama ini ia hanya memendam mimpi, kapan akan mendapat kesempatan mengunjungi Tobelo. Kota kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara yang terkenal dengan tambang emas itu.
Mimpi itu ia pelihara setelah beberapa waktu lalu mendapat tamu warga Halmahera Utara yang mengantarkan seperangkat busana adat Tobelo.
Baca juga: Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Puan Maharani Jauh Tertinggal dari Ganjar Pranowo, Ini Sikap PDIP
Dan kesempatan itu datang setelah Ganjar diundang menghadiri Seleksi Tilawatil Quran Nasional XXVI di Kota Sofifi, Maluku Utara.
Ganjar pun memutuskan menyisihkan waktu tiga setengah jam perjalanan dari Sofifi menuju Tobelo.

"Saya bersama istri merasa bangga bisa hadir di tengah panjenengan. Inilah cara Tuhan mempertemukan kita. Dan inilah cara kita merawat Indonesia," kata Ganjar.
Begitu prosesi ritual selesai, diputarlah alunan musik pengiring Tari Meyasa. Para tetua pun langsung turun untuk menari. Tidak mau ketinggalan, Ganjar beserta istri langsung turut menarikan Meyasa warga.
Baca juga: Bangun Pariwisata di Jateng, Ganjar Pranowo Raih Penghargaan Spesial Trisakti Tourism Award 2021
Sayang sungguh sayang, musik rancak yang menghadirkan suasana hangat serta tawa dan canda siang itu hanya berlangsung singkat.
Waktu Ganjar dan isteri sangatlah mepet. Hanya satu jam di Tobelo, Ganjar harus pamit untuk menemani para kafilah Jawa Tengah pada pembukaan STQN malam ini.
"Terimakasih Bapak Ganjar, kami yakin Bapak akan kembali ke sini suatu hari nanti," kata Jesayas ketika melepas Ganjar, layaknya melepas kepergian anggota keluarganya sendiri. (*)