Berita Nasional Terkini

Aziz Yanuar Beber 7 Indikator Bahaya Medsos Facebook,Buntut FPI dan Habib Rizieq Masuk Daftar Hitam

Aziz Yanuar beber 7 indikator bahaya media sosial Facebook, buntut FPI dan Habib Rizieq Shihab masuk daftar hitam

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
Freepik
Ilustrasi Facebook. Azis Yanuar sorot Facebook yang masukkan Habib Rizieq Shihab dan FPI ke dalam daftar hitam 

TRIBUNKALTIM.CO - Aziz Yanuar beber 7 indikator bahaya media sosial Facebook, buntut FPI dan Habib Rizieq Shihab masuk daftar hitam.

Baru-baru ini publik dikejutkan dengan bocornya data daftar hitam Facebook.

Aplikasi media sosial besutan Mark Zuckerbreg ini memasukkan Habib Rizieq Shihab dan Front Pembela Islam ( FPI) ke dalam daftar hitam atau black list, mereka.

Daftar hitam berupa dokumen setebal 100 halaman itu, berisi sekitar 4.000 nama orang dan organisasi di dunia yang dianggap berbahaya oleh Facebook.

Menanggapi hal ini, kuasa hukum eks FPI Azis Yanuar pun menyorot balik Facebook.

Azis Yanuar bahkan menyebut Facebook merupakan pendukung Israel dan Islamophobia.

Azis Yanuar menyebut Facebook juga masuk dalam black list pihaknya.

Baca juga: Habib Rizieq & Eks FPI Lainnya Dapat Masalah Serius Baru, Terseret Dugaan Kasus Terorisme Munarman

Baca juga: Masih Ingat Munarman? Kondisi Mantan Sekum FPI Usai Ditangkap Densus 88, Ini Keterangan Polisi

Baca juga: Rocky Gerung Bongkar Motif Dibalik Penangkapan Munarman, Bagian FPI Perlu Disingkirkan, Diincar Lama

Sekadar informasi, FPI sudah dinyatakan tak lagi aktif di Indonesia, dan Habib Rizieq Shihab selaku Imam Besar FPI kini sedang tersangkut masalah hukum.

Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Respons Aziz Yanuar Sikapi Akun FPI dan Rizieq Shihab Masuk Daftar Hitam Facebook, Anggota kuasa hukum eks Organisasi Masyarakat (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar menanggapi nama akun FPI dan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) masuk dalam daftar hitam Facebook.

Diketahui, dengan masuknya nama akun FPI dan Rizieq Shihab dalam daftar hitam Facebook, kedua akun tersebut dinilai berbahaya.

Tak hanya FPI dan Rizieq Shihab terdapat pula satu akun organisasi lainnya yakni Front Umat Islam (FUI) yang masuk dalam daftar hitam Facebook.

Menyikapi hal tersebut, Aziz tak ambil pusing, malah dirinya menyatakan kalau Facebook juga masuk dalam daftar hitam dari pihaknya.

"Biar saja, kami juga masukkan Facebook ke daftar hitam," kata Aziz saat dimintai tanggapannya, Minggu (17/10/2021).

Aziz mengatakan, raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut tidak memiliki rasa toleransi kepada umat Islam.

Menurut Aziz Yanuar, setidaknya ada 7 poin yang dijadikan tolok ukur dalam menilai Facebook menjadi aplikasi yang 'berbahaya'.

Hal tersebut di antaranya, pendukung teroris Israel, pendukung pembunuhan rakyat Palestina.

Pendukung pasukan Amerika pembunuh jutaan rakyat Irak dan Afghanistan.

Pendukung Islamophobia, pendukung Anti-Islam, pendukung zionis Israel teroris dajjal, dan pendukung penghina Nabi Muhammad dan Islam.

Baca juga: Kabar Terbaru Kasus Munarman Tak Jelas, TP3 Pembunuhan Laskar FPI Bereaksi Singgung Soal Jokowi

"Justru Facebook lah yang Intoleran, Islamofobia, penebar kebencian, provokatif, penuh fitnah, Facebook dan kroninya jelas masuk daftar hitam," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Daftar hitam Facebook, yang berisikan nama orang dan organisasi di berbagai negara dikabarkan bocor ke publik.

Menurut laporan laman situs Cnet pada Jumat (15/10/2021), daftar hitam yang diduga bocor tersebut berisikan nama organisasi asal Indonesia yaitu Front Pembela Islam ( FPI) dan Front Umat Islam ( FUI).

Selai organisasi, nama Habib Rizieq Syihab juga dikabarkan masuk dalam daftar hitam milik Facebook yang bocor tersebut.

Daftar hitam Facebook tersebut diungkap pertama kali oleh media Amerika Serikat, The Intercept. Media tersebut menerbitkan daftar bocoran individu dan organisasi berbahaya yang tidak diizinkan Facebook di platformnya.

Daftar hitam berupa dokumen setebal 100 halaman itu, berisi sekitar 4.000 nama orang dan organisasi di dunia yang dianggap berbahaya oleh Facebook.

Daftar disusun dalam struktur nama, kategori, kawasan tempat orang/organisasi itu beroperasi, tipe organisasi, afiliasi, dan pihak yang menetapkan orang/organisasi tersebut dalam kategori berbahaya.

Facebook melabeli individu dan organisasi yang masuk dalam daftar dengan kategori kelompok teroris, kelompok kebencian, dan kelompok kriminal.

Terlepas dari kategori tersebut, tidak ada seorang pun di daftar diizinkan untuk mempertahankan kehadirannya di platform Facebook.

Baca juga: Update Nasib Kasus Munarman, Polisi Sebut Eks Sekjen FPI Terlibat Terorisme Jamaah Ansharut Daulah

Daftar hitam Facebook ini digunakan untuk menyensor konten dan akun yang berafiliasi dengan orang atau organisasi masuk di dalamnya.

Facebook sendiri tidak pernah transparan soal daftar itu dan bagaimana daftar hitam tersebut disusun.

Eks Bos FPI Bantu Napoleon Aniaya M Kece

Dilansir dari Tribunnews.com, identitas eks petinggi Front Pembela Islam (FPI) yang membantu Irjen Napoleon Bonaparte saat menganiaya Muhammad Kece di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, akhirnya terungkap.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menyampaikan eks petinggi FPI yang membantu Irjen Napoleon merupakan eks Panglima Laskar FPI Maman Suryadi (MS).

"Salah satunya adalah napi yang membantu dalam kasus yang melibatkan organisasi eks FPI.

Iya betul, inisialnya M (Maman Suryadi)," kata Andi Rian Djajadi saat dikonfirmasi, Selasa (11/9/2021).

Andi menjelaskan Maman Suryadi merupakan narapidana yang terlibat kasus kerumunan yang berujung pelanggaran protokol kesehatan di Petamburan, Jakarta Pusat.

Sebaliknya, kata Andi, dua napi lain yang juga turut membantu Irjen Napoleon merupakan napi terkait kasus pertanahan.

"Yang dua lainnya tidak ada kaitan dengan FPI.

Baca juga: Terbongkar Detik-Detik Irjen Napoleon Bisa Aniaya Muhammad Kece, Tukar Gembok, Dibantu Eks Bos FPI

2 lagi itu untuk tahanan dalam kasus pidana umum terkait masalah pertanahan," jelasnya.

Lebih lanjut, Andi menjelaskan Irjen Napoleon sengaja membawa tiga napi lainnya untuk bisa membantunya saat insiden penganiayaan tersebut.

Hal ini bertujuan memperlemah kondisi korban.

"Yang 3 orang lainnya ini hanya digunakan, untuk memperkuat, kalau bisa saya katakan hanya untuk memperlemah kondisi psikologis daripada korban," tukasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved