Berita Tarakan Terkini
Fenomena Gerak Semu Matahari Picu Cuaca Panas pada Malam Hari di Kota Tarakan
Suhu panas yang terjadi beberapa hari terakhir cukup dirasakan masyarakat Kota Tarakan, khususnya saat memasuki waktu di malam hari.
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Suhu panas yang terjadi beberapa hari terakhir cukup dirasakan masyarakat Kota Tarakan, khususnya saat memasuki waktu di malam hari.
Kepala BMKG Kota Tarakan, M Sulam Khilmi menjelaskan sebab kondisi tersebut bisa terjadi.
M Sulam Khilmi membeberkan, seperti diketahui bahwa matahari ada gerak semu matahari.
“Jadi seolah-olah matahari bergerak ke ekuator ke utara, ke selatan dan kembali ke ekuator. Ketika matahari di daerah ekuator, sehingga menimbulkan suhu yang panas di daerah khatulistiwa,” beber M Sulam Khilmi.
Lebih lanjut ia menjelaskan faktor lain yang menyebabkan kondisi terasa panas, yakni karena kelembapan udara tidak cukup tinggi.
Baca juga: Peringatan Dini Prakiraan Cuaca 18 Oktober 2021, Dua Kota di Kalimantan akan Hujan Disertai Petir
Baca juga: BMKG Beber Faktor Penyebab Cuaca Saat Siang Belakangan Hari Ini Begitu Panas
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kutai Timur Minggu 17 Oktober 2021, Sangatta Cenderung Cerah Berawan Sepanjang Hari
Ia mengatakan, akhir-akhir ini kelembaban cukup rendah sehingga awan-awan yang terbentuk tidak maksimal menjadi fenomena hujan.
“Sehingga udara panas yang diakibatkan matahari tidak sempurna dilepaskan ke atmosfer sehingga terjadi panas di malam hari,” tuturnya.
Ia membenarkan kondisi di malam hari terasa sangat panas sekali.
Hal itu disebabkan karena panas di siang hari tidak bisa dilepaskan.
“Menurut catatan kami, hampir seminggu ini Tarakan suhunya agak tinggi di kisaran 33 -34 derajat Celcius, jadi masih berpotensi sampai beberapa hari ke depan seperti ini,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, jika kelembaban udara cukup tinggi, maka akan mengurangi jumlah awan yang ada di atmosfer.
Dengan adanya hujan akan berdampak pada penurunan udara di Tarakan dan Kaltara.
Untuk prediksinya sendiri, untuk beberapa hari ke depan di Kaltara, masih berpotensi terjadi hujan, tapi intensitasnya cukup rendah.
“Tapi tidak didukung kelembaban udara yang cukup untuk terjadinya hujan,” ucapnya. (*)