Berita Balikpapan Terkini
Imbas Cuaca Ekstreme, Produksi Palawija di Balikpapan Turun
Produksi palawija di Kota Balikpapan belakangan turun.Penyebabnya karena diserang hama dan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Produksi palawija di Kota Balikpapan belakangan turun.
Penyebabnya karena diserang hama dan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, Heria Prisni kepada TribunKaltim.Co.
Produksi palawija memang tidak terlalu besar. Namun, produksi pertanian tertinggi di Balikpapan justru sayuran dan buah-buahan.
"Tanaman palawija kita memang menurun produksinya. Tapi tidak sampai 10 persen karena tidak hujan terus menerus, ada juga pansanya,” ujarnya, Sabtu (23/10/2021).
Baca juga: Virus Corona di Kaltim, Kota Balikpapan Masih Zona Merah
Baca juga: Dinas Perdagangan Kaji Lokasi Zona PKL di Balikpapan
Baca juga: Setara dengan Yala Municipality Thailand, Balikpapan Dinobatkan Jadi Kota Ramah Lingkungan di ASEAN
Imbas cuaca ekstreme, lanjut Heria, petania harus bekerja dua kali lebih ekstra untuk merawat tanamannya.
Pasalnya, setelah hujan reda para petani harus kembali menyirami ulang tanaman yang dipenuhi tanah akibat hujan.
Apabila tidakbsegera dibersihkan, maka akan merusak tanaman. Jika tidak disiram, tanah yang naik akan lengket di daunnya dan menyebabkan pembusukan.
"Jadi mereka ekstra lagi tenaganya. Jadi setiap hujan lebat mereka harus siram,” terangnya.
Kendati demikiat, DP3 Balikpapan hingga saat ini belum menerima laporan terkait petani yang gagal panen akibat cuaca ekstrem dan hama.
Namun, produksi pangan yang turun memang sangat mempengaruhi harga di pasaran yang bisa melonjak sewaktu-waktu. Imbasnya harga komoditas menjadi mahal.
"Perlu dimaklumi masyarakat kalau harga mahal. Kasihan juga petani kalau misalnya panennya 10 ton menjadi 50 ton. Otomatis biaya produksi di hitungnya,” kata Heria.
Kendati demikian, apabila terjadi lonjakan harga tidak akan berlangsung lama. Sebab, ketika cuaca kembali normal, produksi petani juga akan membaik dan stabil.
Baca juga: Setara dengan Yala Municipality Thailand, Balikpapan Dinobatkan Jadi Kota Ramah Lingkungan di ASEAN
“Contohnya kemarin sempat harga bayam naik, kangkung naik, sawi naik, tapi sebentar saja. Kasihan juga petani kalau masih harga kemarin kalau produksinya turun,” ucapnya.
Mengantisipasi hal tersebut, DP3 Kota Balikpapan pun mendukung gerakan menanam sayur di pekarangan rumah.
Hal tersebut diyakini bisa mengurangi beban pembiayaan yang keluar, sebab lebih ekonomis dan sehat bagi pangan setiap keluarga yang ada di Kota Beriman. (*)