Virus Corona di Tarakan
Pembelajaran Tatap Muka di SMAN 1 Tarakan, Sang Guru Beber Efektivitasnya
Hari pertama pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Kota Tarakan tingkat SMA mulai dilaksanakan sejak pukul 08.00 Wita.
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Hari pertama pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Kota Tarakan tingkat SMA mulai dilaksanakan sejak pukul 08.00 Wita pada Senin (25/10/2021).
Dikatakan Melly Dian Astuti, Guru Mapel Matematika di SMAN 1 Tarakan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka hari pertama di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
Adapun hari ini sendiri, yang hadir melaksanakan pembelajaran tatap muka hanya diperuntukkan bagi kelas 12.
Selama sepekan mulai hari ini, kegiatan pembelajaran tatap muka akan dievaluasi pelaksanaannya untuk kelas 12.
Baca juga: 90 Persen Orangtua Siswa SMPN 1 Tarakan Setuju PTM Digelar
Baca juga: Sepeda Presiden Jokowi Tiba di Tarakan, Diberi ke Wanita yang Baca Puisi Negeriku Melawan Corona
Baca juga: Lantamal XIII Tarakan Gelar Vaksinasi Covid-19, Sasar Warga Transmigran di Bulungan
“Dievaluasi. Kalau aman lancar berarti minggu depan masuk lagi kelas 11. Seminggu lagi dievaluasi dan aman, baru menyusul kelas 10 yang masuk,” jelasnya.
Adapun pembelajaran tatap muka dimulai sejak pukul 08.00 Wita sampai pukul 08.45 Wita untuk satu sesi atau satu mapel.
Kemudian dilanjutkan pukul 08.50 Wita sampai pukul 09.35 Wita. Lalu kembai dilanjutkan sesi terakhir pukul 09.40 Wita sampai pukul 10.45 Wita.
“Kalau satu kelas diisi sekitar 50 persen siswa. Satu kelasnya ada 15 siswa rata-rata. Pelan-pelan dulu sambil evaluasinya terus berjalan,” ujarnya.
Baca juga: Jokowi Tinjau Vaksinasi di SMPN 1 Tarakan, Ini Pesan Presiden untuk Pelajar
Lebih lanjut ia menjelaskan, kesannya di hari pertama pembelajaran tatap muka sebenarnya sama saja dengan pembelajaran pembelajaran tatap muka sebelum pandemi merebak.
“Karena memang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran di kelas. Cuma bedanya, kita sudah gak full siswanya hanya 50 persen saja. Kemudian belajarnya ada yang offline dan ada yang masih online,” ujarnya.
Sehingga lanjutnya meskipun ia mengajar dengan sistem pembelajaran tatap muka di kelas, pihaknya tetap memberikan tugas kepada siswa yang belajar secara online dari rumah.
Ia melanjutkan, perbedaan belajar online dan offline dari sisi efektivitasnya sendiri, menurutnya lebih efektif belajar tatap muka dibandingkan belajar online.
Baca juga: Kebut Vaksinasi Selama Sepekan, Status PPKM Tarakan Akhirnya Resmi Turun Level 3
Alasannya lanjut Melly, belajar online penyampaian materinya bergantung pada jaringan. Ketika jaringan bermasalah, berdampak pada pembelajaran yang tidak begitu efektif.
Kemudian lanjutnya, waktu yang disediakan terbatas hanya 60 menit secara online. Sehingga materi tidak tersampaikan sesuai rancangan pembelajaran yang dibuat guru.
“Kami kan membuat rancangan pembelajaran juga. Tapi kalau waktu 60 menit, ada kesulitas terjadap jaringan, otomatis tidak sesuai rancanangan yang dikonsep,” ungkapnya.